Balita Tewas karena Cacingan Akut
Ramai Balita di Sukabumi Meninggal Imbas Infeksi Cacing, Ini Dampak Penyakit Cacingan jika Dibiarkan
Ramai kasus Balita di Sukabumi meninggal karena cacingan, simak penjelasan dari dr. MN Ardi Santoso, SpA.MK terkait dampak penyakit cacingan.
Penulis:
Faryyanida Putwiliani
Editor:
Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Belakangan viral di media sosial soal meninggalnya Balita di Sukabumi, Jawa Barat bernama Raya karena cacingan akut yang dideritanya.
Cacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing parasit (seperti cacing gelang, cacing tambang, cacing cambuk).
Infeksi cacing ini biasanya masuk melalui telur cacing ke tubuh manusia. Biasanya melalui makanan/minuman yang tercemar, tanah, atau kuku tangan yang kotor.
Kisah Raya ini langsung jadi sorotan publik, terlebih setelah video Raya yang sedang dirawat di rumah sakit dan video yang memperlihatkan sejumlah cacing diangkat dari tubuh Raya tersebar di media sosial.
Salah satu pengunggah video Raya adalah akun Facebook Rumah Teduh yang menyebarkan video saat Raya dirawat di Intensive Care Unit (ICU).
Kepala Desa Cianaga, Wardi Sutandi, Raya membenarkan Raya merupakan warganya.
Raya yang meninggal pada 22 Juli 2025 lalu, merupakan anak dari pasangan Udin (32) dan Endah (38).
Menurut Wardi, orang tua Raya memiliki keterbelakangan mental sehingga daya asuh pada Raya berkurang.
"Kedua orang tuanya memiliki keterbelakangan mental, sehingga daya asuh terhadap anaknya kurang, tidak tahu persis bagaimana kondisi anaknya,” kata Wardi kepada awak media di RSUD Sekarwangi Cibadak, Selasa (19/8/2025).
Sebelum meninggal Raya memang terbiasa hidup di lingkungan yang tidak sehat.
Raya sering bermain dibawah kolong rumah bersama ayam yang ada disekitar rumahnya.
Baca juga: Tanggapi Kasus Balita Raya, Kemenkes Klaim Dinkes Kabupaten Sukabumi Rutin Berikan Obat Cacing
Hasilnya, Raya disebut kerap menderita demam dan kemudian didiagnosis menderita penyakit paru-paru.
Namun nahas, karena keluarganya tidak memiliki Kartu Keluarga (KK) dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), pengobatan Raya mengalami kendala.
Setelah penyakit Raya sudah parah, ia baru mendapat bantuan dari rumah teduh untuk menjalani pengobatan.
Rumah teduh merupakan rumah singgah bagi pasien dari kalangan masyarakat kurang mampu.
"Setelah penyakitnya makin parah, kemudian ada salah satu keluarga yang kenal dengan rumah teduh (filantropi) laporan, langsung dijemput pakai ambulans."
"Pemerintah desa sudah taunya sampai situ. Tapi sebelum dibawa (rumah teduh), Raya ini sering keluar masuk klinik dan Puskesmas," beber Wardi.
Lantas seberapa bahayakah penyakit cacingan seperti yang diderita Raya ini?
Apa dampak dari penyakit cacingan jika terus dibiarkan?
Berikut penjelasan dari Dokter Anak di Klinik Utama Kasih Ibu Sehati Solo, dr. MN Ardi Santoso, SpA.MKes terkait dampak penyakit cacingan.
Baca juga: Viral Balita di Sukabumi Meninggal karena Cacingan, Dokter Anak Ungkap Cara Cegah Penyakit Cacingan
Dampak Penyakit Cacingan Jika Dibiarkan
Menurut Dokter Ardi, jika dibiarkan saja penyakit cacingan bisa membuat tubuh seseorang menjadi kurus.
Terlebih jika penyakit cacingan ini diderita oleh anak-anak, maka bisa berdampak pada terlambatnya pertumbuhan anak.
Selanjutnya penyakit cacingan ini juga bisa berdampak pada anemia atau kondisi kurang darah pada tubuh manusia.
Cacingan juga bisa berdampak pada gangguan belajar pada anak, karena biasanya anak terkena cacingan ini juga mengalami kekurangan gizi.
Baca juga: Pengakuan Kades di Sukabumi setelah Balita Meninggal dengan Tubuh Penuh Cacing, Ditegur Dedi Mulyadi
Kemudian pada kasus berat, cacing-cacing ini bisa berkumpul di usus dan menyumbat organ kita.
"Pada kasus berat bisa ada kumpulan cacing di usus yang menyumbat dan berbahaya," kata Dokter Ardi kepada Tribunnews.com, Rabu (20/8/2025).
Lebih lanjut Dokter Ardi menuturkan, jika penyakit cacingan ini sudah terlanjur parah, biasanya dokter akan memberikan obat cacing dengan dosis tertentu kepada pasien.
Terkadang diperlukan juga infus untuk gizi kepada pasien cacingan tingkat lanjut.
Baca juga: Ini Penyebab Tubuh Balita di Sukabumi Digerogoti Cacing Hingga Meninggal Dunia
Di beberapa kasus bahkan diperlukan operasi untuk mengeluarkan cacing-cacing yang ada dalam tubuh pasien.
"Kalau sudah parah, pasien harus segera dibawa ke rumah sakit. Dokter bisa memberikan obat cacing dosis tertentu, kadang perlu infus untuk gizi, bahkan operasi kalau cacingnya menumpuk di usus."
"Jika cacing sudah dikeluarkan dan gizi pasien diperbaiki, biasanya bisa sembuh," jelas Dokter Ardi.
Baca juga: Cacing Masuk ke Dalam Tubuh Manusia Lewat Sayur yang Tak Dicuci Bersih dan Ikan Mentah
Kemenkes Buka Suara soal Kasus Kematian Raya
Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) buka suara terkait kasus balita di Sukabumi yang meninggal dunia diduga karena cacingan.
Direktur Penyakit Menular Kemenkes RI dr. Ina Agustina Isturini mengklaim, dari laporan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi, puskesmas setempat sudah rutin memberikan obat cacing di wilayah tersebut.
Meski demikian, Dinkes Jawa Barat memutuskan untuk melakukan investigasi lebih lanjut dan mengevaluasi kejadian agar tidak menyebar.
Diketahui Raya, tinggal di Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi.
Baca juga: Anak 3 Tahun di Jember Jalani Operasi setelah Ditemukan Cacing di Perut
“Dari Dinas Kesehatan Jawa Barat sendiri, pemberian obat cacing itu sudah dilakukan di bulan Februari dan Agustus, menurut riwayat dari teman-teman puskesmas di sana juga obat selalu diberikan,” kata dia saat ditemui di kantor Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (20/8/2025).
Atas kasus kematian Raya ini, Kemenkes pun mengimbau kepada masyarakat, pencegahan terhadap cacingan bukan hanya minum obat cacing rutin saja.
Karena pencegahan cacingan juga harus didukung dengan perilaku hidup bersih dan sehat atau PHBS.
“Anggapan di masyarakat kalau sudah minum obat cacing bisa kebal seperti vaksin, tidak seperti itu. Kalau tetap main tanah, ya bisa kena lagi."
Baca juga: Awal Mula Temuan Cacing dalam Perut Anak di Jember, Sudah Dioperasi dan Ditangani 4 Dokter
"Harus dicatat setelah minum obat tetap harus menjaga perilaku hidup sehat dan bersih, itulah yang paling utama untuk mencegah,” kata dia.
Secara umum ujar dr Ina, jumlah kasus cacingan di Indonesia menurun. Namun untuk wilayah Indonesia Timur kasus cacingan masih tinggi. Kondisi ini disebabkan karena sanitasi yang buruk.
“Buang air besar sembarangan, tidak rutin cuci tangan, tidak pakai alas kaki. Karena pada kasus cacingan yang paling penting itu kebersihan diri, karena cacingan ini bisa diobati."
"Tapi kalau tetap suka bermain di tanah dan sebagainya, dia bisa timbul lagi,” jelas dr Ina.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Rina Ayu Panca Rini/Nanda Lusiana Saputri)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.