Senin, 1 September 2025

Demo di Sumut

Intel Polisi Diduga Nyamar Jadi Ojol Tangkap Pendemo di Kota Medan Sumut

Sejumlah pengunjuk rasa di Kota Medan Sumatera Utara (Sumut) ditangkap aparat aparat polisi yang diduga menggunakan jaket ojol.

Editor: Hasanudin Aco
TRIBUN-MEDAN.com/Array
DEMONSTRAN DITANGKAP - Diduga intel polisi berjaket ojol membawa seorang demonstran dengan motor pada Jumat (29/8/2025) sore. Demonstran tersebut diamankan dari kawasan Kebun Bunga Kota Medan Sumut. 

 

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Sejumlah pengunjuk rasa di Kota Medan Sumatera Utara (Sumut) ditangkap aparat.

Tampak pula pria menggunakan jaket ojek online (ojol) ikut menangkap pengunjuk rasa yang berbuat rusuh.

Diduga pria yang menggunakan jaket ojol itu adalah intel polisi.

Para pendemo itu ditangkap di Jalan Kejaksaan, Kota Medan, Jumat (29/8/2025) sore. 

Intel berjaket ojol yang menggunakan motor tancap gas ke arah Lapangan Kebun Bunga. 

Di sana, ditangkap seorang demonstran. 

Ini adalah demonstran tersebut terpisah dari kelompoknya. 

Ketika ditarik polisi, demonstran yang diperkirakan masih berusia  belasan tahun itu tampak pasrah.

Ia diminta duduk di boncengan, lalu diapit polisi berseragam dinas. 

Setelah berhasil diamankan, demonstran itu dibawa menjauh dari kerumunan. 

"Tolong kasih jalan. Jangan berdiri di tengah," sergah seorang polisi di Jalan Kejaksaan. 

Hingga sore ini, sudah beberapa demonstran ditangkap. 

Mereka digiring dengan cara dirangkul bagian lehernya oleh petugas berseragam sipil.

Rusuh di Gedung DPRD Sumut

Para pendemo yang ditangkap di sekitar Lapangan Kebun Bunga adalah mereka yang sebelumnya menggelar aksi di depan gedung DPRD Sumut.

Kericuhan terjadi di gedung rakyat itu.

Massa dipukul mundur dengan tembakan air dari mobil water cannon milik polisi.

Saat ditembak air, massa yang tadinya ada di persimpangan Jalan Pengadilan berhamburan ke Jalan Kejaksaan. 

Massa berlari membawa batu, kayu, bahkan besi. 

Mereka berlari ke arah Kebun Bunga. 

Polisi bertameng dan membawa pentungan maju mengejar massa aksi. 

"Jangan mundur. Lawan," teriak demonstran yang wajahnya sudah penuh dengan lumuran pasta gigi. 

Karena kalah jumlah, massa mundur ke seputaran super market Yes 24.

Di sana massa mulai melemparkan batu. 

Karena diserang, polisi kemudian menembakkan gas air mata berkali-kali. 

Desingan petasan dan kembang api pun terdengar nyaring. 

"Serang woi, serang," teriak massa. 

Kesal ditembak gas air mata, massa membalasnya dengan bom molotov. 

Saat itulah polisi yang membentuk barikade kocar-kacir. 

Kepulan asap pun membubung dari kerumunan massa polisi. 

"Bom molotov, siram, siram," teriak pria yang mengenakan pakaian lengkap berpenutup wajah. 

Dalam kondisi terdesak, mobil water canon yang tadinya menyemprot massa justru menyemprot petugasnya sendiri. 

Batu dan pecahan keramik berserakan di hampir seluruh badan jalan.

Tuntutan Para Pendemo

Para pendemo terdiri dari pengemudi ojek online (Ojol), mahasiswa, dan pelajar.

Sebelumnya mereka juga berunjukrasa di depan pintu masuk Satuan Brigadir Mobile (Brimob) Polda Sumut.

Demonstrasi ini digelar sebagai aksi solidaritas buntut tewasnya pengemudi Ojol di Jakarta Affan Kurniawan yang dilindas kendaraan taktis (Rantis) Brimob di Jakarta, Kamis 28 Agustus kemarin malam.

Saat berunjuk rasa, para ojol di Medan ini disambut langsung oleh Dansat Brimob Polda Sumut Kombes Rantau Isnur Eka.

Timbul Siahaan, ketua aksi solidaritas ojek online di Medan mengatakan kedatangan mereka menyuarakan tuntutan kepada Brimob yang ada di Sumut agar menyampaikan tuntutannya ke Mabes Polri.

"Menyatakan ikut belasungkawa dan menyatakan keprihatinan atas meninggalanya teman, saudara seperjuangan kami driver ojol, almarhum Affan Kurniawan, yang telah gugur,"kata Timbul Siahaan, Jumat (29/8/2025) di lokasi.

Ada 3 tuntutan yang mereka sampaikan kepada Dansat Brimob Polda Sumut Kombes Rantau Isnur Eka.

Mereka meminta agar tuntutan mereka disampaikan ke Kapolri, maupun Komandan Brimob di Mabes Polri.

Pertama, mereka meminta pertanggungjawaban secara moril dan materil dari Kapolri.

Kedua, ratusan Ojol mendesak agar kematian Affan akibat kelalaian 7 personel Brimob diusut tuntas.

Mereka meminta kepada Brimob Polda Sumut, menyampaikan aspirasi mereka agar tak ada yang ditutup-tutupi.

"Kedua, kami mau memohon dengan sangat agar kasus ini diusut secara tuntas dan ditutup tutupi jangan sampai ada jiwa korsa atau bela korps menyikap kasus ini."

Ketiga, mereka meminta agar setiap proses penyelidikan 7 personel yang melindas korban diungkap ke publik, baik melalui media televisi, online, cetak hingga media sosial.

Timbul juga meminta supaya 7 personel yang belum diungkap ke publik.

Jika tuntutan mereka tidak dituruti, seluruh Ojol di Medan akan kembali turun ke jalan.

"Kami memohon kepada 7 orang juga untuk diberikan hukuman seberat beratnya maksimal hukuman mati, itu yang kami minta, karena saudara Affan itu bukan meninggal karena penyakit, tapi direnggut oleh kelalain dari aparat negara,"ungkapnya.

"Ketiga kami mau pernyataan maaf secara terbuka dari kapolri khususnya komandan mako brimob pusat untuk menyatakan pernyataan maaf secara terbuka baik itu di media sosial atau televisi,"sambungnya.

Sumber: Tribun Medan

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Ratusan Ojol Geruduk Sat Brimob Polda Sumut, Minta 7 Polisi Lindas Affan Diungkap ke Publik

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Intel Diduga Berjaket Ojol Mulai Tangkapi Pendemo yang Tersesat di DPRD Sumut

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan