Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Polisi Sebut Gas Air Mata Terbawa Angin ke Unisba, Pakar: Alasan yang Mengada-ada
Pakar hukum pidana dari Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hadjar, buka suara perihal penembakan gas air mata ke arah Unisba dan Unpas.
Penulis:
Muhamad Deni Setiawan
Editor:
Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Pakar hukum pidana dari Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hadjar, buka suara perihal penembakan gas air mata ke arah Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Universitas Pasundan (Unpas), Jalan Tamansari, Kota Bandung, Jawa Barat, pada Senin (1/9/2025) malam.
Aksi demo berujung ricuh diketahui terjadi pada Senin malam, di wilayah Tamansari, Bandung atau tepatnya di sekitar kampus Unisba.
Pada waktu itu, tembakan gas air mata di area Tamansari menyeruak sampai area kampus Unisba.
Kepolisian sempat mengatakan bahwa pihaknya menembakkan gas air mata ke jalan raya, tetapi tertiup angin hingga ke arah parkiran Unisba.
Menurut Fickar, apa yang disampaikan oleh polisi merupakan alasan yang mengada-ada atau dicari-cari.
"Itu alasan yang mengada-ada, alasan yang dicari-cari terbawa angin, ya harusnya angin juga sudah bisa diantisipasi kalau menembaknya atau mengarahkannya ke luar kampus, ke tempat lain enggak mungkin itu (gas air mata) masuk ke dalam."
"Kalau anginnya ke kampus kemudian sengaja ditembakkan ya masuk ke kampus, artinya sengaja mengarahkan ke sana," ujar Abdul Fickar dalam acara On Focus di YouTube Tribunnews, Rabu (3/9/2025).
Pria yang telah memperoleh sertifikasi profesi sebagai advokat dari PERADI (Perhimpunan Advokat Indonesia) ini menekankan, sekarang banyak CCTV terpasang di jalan yang bisa digunakan sebagai bukti.
"Jadi kalau menurut saya enggak ada alasan itu ya, sekarang kan gampang di setiap jalan itu ada CCTV tinggal dilihat aja dia mengarahkannya ke mana."
"Di jalanan itu banyak CCTV sekarang, tinggal dilihat operatornya itu, penembak-penembak (gas air mata) itu mengarahkannya ke mana."
"Kalau dia mengarahkannya ke kampus itu artinya alasan keterbawa angin itu tidak valid. Artinya harus diragukan," ucap Abdul Fickar.
Kronologi versi polisi
Sementara Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Hendra Rochmawan mengatakan, pihaknya berusaha menciptakan situasi kamtibmas dengan menggelar patroli di beberapa titik berdasarkan informasi intelijen maupun laporan masyarakat yang merasa resah di beberapa lokasi, khususnya Kota Bandung.
Patroli yang dilakukan, jelasnya, merupakan gabungan dari unsur TNI- Polri dalam skala besar.
Baca juga: Soal Penembakan Gas Air Mata di Unisba, Pakar: Polisi Tak Dibenarkan Menyerang Kampus
Menurutnya, saat dilakukan patroli di Jalan Tamansari, ditemukan tumpukan batu, kayu, dan bakar-bakaran ban di jalanan.
"Saat yang sama, muncul sekelompok orang berpakaian hitam. Mereka inilah awalnya yang menutup jalan dan membuat blokade di Tamansari sambil melakukan tindakan kerusuhan," ujarnya saat dikonfirmasi TribunJabar.id, Selasa (2/9/2025).
Ia menambahkan, tim patroli gabungan TNI-Polri pun lantas turun melakukan pengamanan.
Menurutnya, mereka secara khusus merancang skenario provokatif dengan tujuan memancing petugas supaya mundur ke arah kampus Unisba sehingga seolah-olah aparat menyerang kampus.
"Namun, kami tetap tenang dan tak terpancing dengan skenario mereka. Kami lakukan penyisiran sepanjang jalan. Mereka berbaju hitam ini melakukan provokasi dari dalam kampus Unisba."
"Kelompok ini melemparkan bom molotov ke arah tim patroli, kendaraan roda dua dan roda empat, termasuk mobil rantis Brimob, sebagaimana terlihat dalam video kami," tuturnya.
Hendra berujar, tim lalu menembakkan gas air mata ke jalan raya, tetapi tertiup angin hingga ke arah parkiran Unisba.
"Inilah yang kemudian dijadikan bahan provokasi oleh kelompok mereka untuk membenturkan mahasiswa dengan petugas."
"Mereka membuat framing di media sosial melalui akun-akun mereka bahwa petugas masuk ke kampus, membawa senjata peluru karet, dan menembakkan gas air mata. Semua itu adalah hoaks," ungkapnya.
Hendra menyebut, di lapangan tak ada satu pun petugas yang masuk ke area kampus dan tak ada petugas yang membawa senjata.
"Jarak petugas dengan kampus kurang lebih 200 meter dari kampus Unisba. Tidak ada pula tembakan flash bomb yang diarahkan ke kampus, semuanya diarahkan ke jalan raya, tempat kelompok berpakaian hitam berkumpul dan melakukan pembakaran serta menghadang jalan," ujarnya.
Selepas kondisi Jalan Tamansari dikuasai petugas, kelompok berpakaian hitam tersebut melarikan diri. Petugas lantas melanjutkan patroli ke titik-titik lain di Kota Bandung.
Penemuan Proyektil Gas Air Mata
Berdasarkan pemberitaan Kompas.com, insiden ini menyebabkan kaca masjid di dekat gedung Unpas pecah.
Satu unit sepeda motor yang terparkir di luar kampus juga dilaporkan terbakar.
Hingga Selasa pagi, petugas keamanan (satpam) kampus masih berjaga di depan gerbang masuk Unpas dan Unisba.
Dari lokasi kejadian, ditemukan sekitar 48 proyektil peluru gas air mata yang berserakan.
Kanit Keamanan Kampus Unpas, Rosid, berujar bahwa kampus Unpas menjadi titik evakuasi aksi unjuk rasa yang berlangsung dalam beberapa hari terakhir.
Peristiwa yang terjadi terjadi sekitar pukul 23.30 WIB itu mengakibatkan sekitar 12 mahasiswa pingsan.
Para mahasiswa tersebut langsung dievakuasi ke dalam gedung kampus.
"Titik evakuasinya cuma di Unpas saja. Kalau kronologi, nah terus kalau malam saya enggak ngeduga ada lagi demo kejadiannya 23.30 WIB," ucap Rosid saat ditemui di lokasi.
Baca juga: Mendiktisaintek Sesalkan Gas Air Mata di Unisba: Serangan terhadap Ruang Aman Kampus
Rosid menjelaskan, aparat keamanan datang dari arah Jalan Wastukencana dan Tamansari.
Menurutnya, aparat tidak masuk ke dalam kampus, tetapi membubarkan massa di area luar.
"Anggota aparat keamanannya datangnya dari bawah. Walaupun itu diblokade, blokade sama bakar-bakaran kayu sama ban," kata Rosid.
Ia menambahkan, pembubaran dilakukan setelah terjadi insiden di kawasan sekitar DPRD Jawa Barat, Jalan Diponegoro.
Aparat kemudian melakukan penyisiran ke sejumlah jalan dan menemukan massa dalam jumlah besar berkumpul di Unpas.
"Polisi membubarkan kerumunan sebetulnya kan setelah kejadian di Gasibu itu sweeping, Pak, sweeping ke jalan-jalan. Dia mengetahui juga di sini ada kumpulan lebih banyak, jadi titik kumpulnya di sini," ujar Rosid.
Menurut Rosid, saat aparat datang tidak ada perlawanan dari mahasiswa.
"Enggak ada perlawanan (mahasiswa) karena di sini udah ngumpul. Teriak-teriak saja di sini," ucapnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Kronologi Bentrok Kelompok Baju Hitam di Unisba Tamansari Bandung versi Polisi.
(Tribunnews.com/Deni)(TribunJabar.id/Muhammad Nandri Prilatama)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.