Senin, 8 September 2025

Sosok Edi, Hampir 18 Tahun Jadi ASN Damkar, Meninggal Usai Tersetrum Saat Bertugas

Edi meninggal usai tersetrum arus listrik di tengah proses memadamkan kebakaran rumah di Jalan Sememi Jaya VIII, Benowo, Surabaya.

Editor: Dewi Agustina
Istimewa/TribunJatim.com
PEMADAM KEBAKARAN - Giat simulasi penanganan kebakaran di SD dan SMP di Surabaya. Edi (dua dari kiri) petugas pemadam kebakaran dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Surabaya meninggal dunia di tengah proses memadamkan kebakaran rumah di Jalan Sememi Jaya VIII, Benowo, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (5/9/2025) dini hari. 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Edi (50) petugas pemadam kebakaran Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Surabaya meninggal dunia, Jumat (5/9/2025) dini hari.  

Edi meninggal usai tersetrum arus listrik di tengah proses memadamkan kebakaran rumah di Jalan Sememi Jaya VIII, Benowo, Surabaya, Jawa Timur.

Baca juga: Kebakaran di Taman Puring Jaksel Kian Membesar, Mobil Pemadam dan Petugas yang Dikerahkan Ditambah

Petugas pemadam kebakaran atau biasa disebut Damkar adalah sosok pahlawan yang bekerja di garis depan untuk melindungi masyarakat dari ancaman kebakaran dan situasi darurat lainnya. 

Mereka bukan hanya pemadam api, tapi juga penyelamat jiwa, pelatih keselamatan, dan penjaga ketenangan kota.

 

PEMADAM KEBAKARAN - Giat simulasi penanganan kebakaran di SD dan SMP di Surabaya. Edi (dua dari kiri) petugas pemadam kebakaran dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Surabaya meninggal dunia di tengah proses memadamkan kebakaran rumah di Jalan Sememi Jaya VIII, Benowo, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (5/9/2025) dini hari.
PEMADAM KEBAKARAN - Giat simulasi penanganan kebakaran di SD dan SMP di Surabaya. Edi (dua dari kiri) petugas pemadam kebakaran dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Surabaya meninggal dunia di tengah proses memadamkan kebakaran rumah di Jalan Sememi Jaya VIII, Benowo, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (5/9/2025) dini hari. (Istimewa/TribunJatim.com)

 

Siapa Edi

Pria berusia 50 tahun ini adalah seorang ASN yang telah bertugas di Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Surabaya sejak 2008.

Ini berarti Edi sudah mengabdi hampir 18 tahun sebagai abdi negara.

Edi menjabat sebagai Komandan Regu Pemadam Kebakaran Pos Kandangan, Kecamatan Benowo, Surabaya.

Ia dikenal sebagai pribadi humoris, ringan tangan, dan gerak cepat dalam membantu rekan-rekannya.

Wasis, sang rekan mengenang Edi sebagai sosok yang berdedikasi tinggi dan humoris.

"Orangnya gercep (gerak cepat), suka menghibur rekan-rekan lainnya, humoris, ringan bantu kerjaan," tuturnya.

Edi adalah ayah dua anak. Dua bulan sebelum peristiwa itu, Edi baru saja menikahkan anak pertamanya.

Jenazah Edi telah dimakamkan di kampung halamannya di Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. 

Sosoknya menjadi simbol pengabdian dan pengorbanan dalam tugas yang penuh risiko.

Kronologis Kejadian

Kabid Pemadaman Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Surabaya, Wasis Sutikno menjelaskan kronologis meninggalnya Edu.

Edi jatuh secara tiba-tiba karena terkena aliran pendek arus listrik di tengah puing-puing bangunan rumah yang terbakar. 

Saat itu Edi sedang memeriksa kondisi bangunan rumah pasca kebakaran. 

Kobaran api berhasil dipadamkan setelah mengerahkan sekitar lima truk pemadam kebakaran berbagai jenis.

Biasanya, setelah berhasil memadamkan kobaran api secara kasat mata, petugas pemadam kebakaran bakal melakukan penyisiran di area bekas terbakar. 

Petugas ingin memastikan tidak ada nyala api yang berpotensi muncul kembali di atas tumpukan benda yang sudah berubah wujudnya menjadi arang, saat ditinggal pulang kembali ke markas. 

Ini juga dimaksudkan guna memastikan tidak ada korban jiwa di dalam bekas bangunan yang terbakar.

Namun, di tengah proses tersebut, secara mendadak tubuh Edi langsung ambruk dan tak sadarkan diri. 

"Jadi bukan saat menyemprot. Tapi saat setelah padam, dan Pak Edi melakukan penyisiran. Biasanya kita memastikan sampai ke dalam-dalam, penguraian pembasahan. Nah pada proses itu, kesetrumnya. Biasanya, kami melakukan penyisiran apakah ada korban atau enggak. Makanya kami masuk ke dalam," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com, Jumat (5/9/2025). 

Tubuh Edi sempat dievakuasi oleh personel damkar yang lain ke luar rumah untuk dilakukan penanganan medis pertolongan pertama pada orang yang pingsan dengan Resusitasi Jantung Paru (RJP), yakni dengan menekan berkali-kali bagian dada korban yang pingsan agar segera kembali berdetak. 

Selang beberapa menit dilakukan RJP, tubuh Edi sempat memberikan respons sesaat, namun masih lemah.

tim medis menganggap kondisi tersebut merupakan peluang singkat agar korban dapat segera memperoleh penanganan medis secara maksimal di rumah sakit. 

Tubuh Edi yang masih lunglai langsung dievakuasi menggunakan kendaraan ambulans tim medis menuju ke RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) Surabaya.

Namun sayang nyawa Edi tetap tak tertolong. 

"Beliau sudah sempat respons, meskipun lemas langsung kami bawa ke RSUD BDH. Informasinya, di perjalanan, beliau enggak ada (meninggal dunia). Cuma kami enggak berani memastikan. Tapi saat sampai di RS baru dianalisa, memang sudah enggak ada," katanya. 

Mengenai prosedur dan perangkat keamanan personel damkar, Wasis menegaskan, seluruh personel damkar dilengkapi Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai standar.

Mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Seperti helm khusus berkaca, pakaian jaket antipanas dan api yang menutup seluruh tubuh, dan bersepatu dengan alas yang kuat. 

"Kalau APD, kami pakai lengkap, baju, celana, helm, pakain semua. Cuma karena basah tadi, sehingga kontak, saat kabel nempel," ujarnya. 

Ia menduga, di dekat area tempat korban berada, masih terdapat arus listrik bertegangan tinggi yang begitu mudah mengalir pada komponen benda yang lembap dan basah, seusai disemprot. 

Wasis menegaskan, para personel lain yang turut bertugas dengan korban, sudah memastikan bahwa area bangunan rumah tidak terdapat aliran listrik.

Hal tersebut didasarkan pada prosedur pengamatan yang dilakukan personel damkar terhadap kondisi Miniature Circuit Breaker (MCB) di rumah tersebut yang sudah dalam keadaan mode 'off'. 

"Cuma yang engga kelihatan kan aliran listrik ini, sudah mati atau belum, kan teman-teman tahunya dari MCB yang off. Biasanya paling kalau masih ada aliran listrik, kecil alirannya, cuma kita kerasa kesetrum kaget tapi enggak terlalu besar," ujarnya.

"Enggak tahu, tadi malam kok gitu, mungkin aliran utama dari PLN sumber utama. Biasanya kan tembok basah, mungkin ada kabel yang tadi sudah putus kontak, itu yang tidak disadari teman-teman ya," ungkapnya. 

Penulis: Luhur Pambudi 

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Sosok Edi, Komandan Damkar di Surabaya yang Meninggal Saat Padamkan Kebakaran

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan