Kakak Adik Cacingan hingga Menggumpal di Perut karena Sering Main Tanah, Kini Segera Dioperasi
Kasus balita mengalami cacingan kembali disorot setelah ada temuan dua anak kakak beradik di Bengkulu, keduanya kini segera jalani operasi bedah.
Penulis:
Siti Nurjannah Wulandari
Editor:
Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Kasus balita mengalami cacingan kembali disorot setelah ada temuan dua anak kakak beradik, Aa (4) dan Ka (1 tahun 8 bulan) diserang cacing parah di tubuhnya.
Kasus cacingan di Indonesia sempat menggemparkan publik setelah meninggalnya Raya (3), balita di Kabupaten Sukabumi meninggal dunia karena tubuhnya dipenuhi cacing.
Kondisi Raya viral karena tubuhnya dipenuhi cacing gelang hingga membuat balita tersebut kehilangan nyawa pada 22 Juli 2025.
Kini kasus hampir serupa ditemui di Bengkulu, tepatnya di Desa Sungai Petai, Kecamatan Talo Kecil, Kabupaten Seluma.
Dua anak kakak beradik, Aa dan Ka menunjukkan gejala cacingan.
Awalnya Ka yang pertama kali menunjukkan gejala dengan temuan cacing gelang yang keluar dari mulut dan hidungnya.
Kejadian tersebut terungkap pada Minggu (14/9/2025) sekitar pukul 18.00 WIB.
Awalnya, balita tersebut, mengalami demam tinggi ketika dirujuk ke RS. Namun saat masuk ICU, tubuhnya mulai memuntahkan cacing.
Hal itu, memicu penanganan intensif di RSUD Tais hingga akhirnya dirujuk ke RSUD M. Yunus (RSMY) Bengkulu.
Direktur RSUD Tais, dr. Eva Debora Siahaan, menjelaskan rujukan dilakukan karena RSUD Tais belum memiliki dokter spesialis bedah anak.
Baca juga: Cacingan pada Anak, Kenali Gejala Sebelum Timbul Komplikasi Serius
Oleh sebab itu, untuk memastikan penanganan yang maksimal, pasien dialihkan ke RSMY.
"Tadi (kemarin) sekitar pukul 15.00 WIB pasien kita berangkatkan ke RSMY Bengkulu. Penanganan kita telah maksimal, namun karena kita belum ada dokter spesialis bedah anak, jadi pasien kita rujuk," terang dr. Eva saat dikonfirmasi, Senin (15/9/2025) petang, dilansir TribunBengkulu.com.
Eva menyebut, hasil rontgen menunjukkan cacing gelang di perut pasien telah menggumpal.
Hal tersebut, kata Eva, tidak memungkinkan dikeluarkan melalui anus.
"Harus dilakukan bedah perut, jadi kita rujuk pasien agar penanganannya maksimal untuk mengeluarkan cacing tersebut," ucapnya.
Terkait kondisi pasien, Eva memastikan secara umum dalam keadaan baik.
Namun, tindakan cepat tetap diperlukan untuk memutus atau mengeluarkan cacing dari perut, agar tak menyebar ke organ lain.
Kejadian ini menjadi viral lantaran ditemukan kondisi serupa dalam tubuh sang kakak, Aa.
"Setelah kami wawancara pihak keluarga, observasi Aa yang merupakan kakak Ka, diketahui bahwa Aa juga sama seperti Ka, ada gumpalan cacing di perutnya," jelas Eva dikutip dari Kompas.com.
Sebagai tindak lanjut, RSUD Tais merujuk Aa ke RS Ummi untuk dilakukan tindakan operasi bedah.
"Jadi selama ini pihak keluarga tidak menyadari bahwa kakak beradik itu mengalami serangan cacing parah," tambahnya.
Pasien Sering Main Tanah
Direktur RSUD Tais menuturkan, penyebab pasien terjangkit penyakit cacing ini berkaitan dengan pola hidup yang tidak sehat.
Pasien sering bermain di tanah tanpa memakai sandal, lalu tanpa mencuci tangan dan kaki langsung menyantap makanan menggunakan tangan.
"Jadi, telur cacing ini menempel di tangan dan masuk ke mulut. Berkembang biak di perut hingga menjadi banyak seperti ini," ungkap Eva Debora.
Menyikapi hal tersebut, dr. Eva mengingatkan para orang tua untuk selalu menjaga kebersihan anak.
Baca juga: Tragedi Balita Raya: Cacingan di Negeri yang Mengaku Sehat
Jika keluar rumah, biasakan memakai sandal dan yang terpenting cuci tangan serta kaki sebelum makan.
"Terpenting juga, setiap enam bulan atau setahun sekali berikan obat cacing pada anak. Ini penting agar anak terhindar dari penyakit cacing ini," pesan Eva Debora.
Tanggapan Dinas Kesehatan
Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, menanggapi adanya warga Desa Sungai Petai, Kecamatan Talo Kecil, yang terjangkit cacing gelang.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Seluma, Rudi Sawaludin, mengatakan pihaknya akan memanggil penanggung jawab (Pj) Program dan Klaster, termasuk Kepala Puskesmas Talo Kecil, untuk memastikan adanya warga yang terjangkit cacing gelang.
"Kita akan panggil dulu Pj program dan klasternya, termasuk Kepala Puskesmas untuk memastikan warga yang terjangkit cacing gelang ini," ujar Rudi saat dikonfirmasi TribunBengkulu.com, Senin petang, 15 September 2025.
Menyikapi peristiwa ini, Rudi menambahkan bahwa ke depan program pemberian obat cacing pada anak akan lebih diintensifkan, baik melalui posyandu maupun kunjungan langsung ke desa-desa oleh petugas dari 22 Puskesmas yang ada.
"Program pemberian obat cacing pada anak akan kita intensifkan. Puskesmas harus peka dengan peristiwa ini," tegas Rudi.
Selain itu, pemberian gizi pada anak juga akan menjadi fokus perhatian Dinkes Seluma, mulai dari anak dalam kandungan hingga anak berusia lima tahun.
"Sosialisasi PHBS juga akan kita maksimalkan dan gencarkan. Karena ini sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang anak," tambahnya.
Rudi menekankan bahwa peristiwa ini juga menjadi bahan evaluasi bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma.
Seluruh Puskesmas diharapkan lebih intens turun menemui masyarakat, dengan titik berat pada sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), selain pemberian gizi dan obat cacing pada anak.
"Kita akan lakukan evaluasi atas peristiwa ini. 22 Puskesmas yang ada akan kita fokuskan untuk sosialisasi PHBS dan kegiatan lain agar peristiwa ini tidak terjadi lagi di masa depan," tukas Rudi Sawaludin. (*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunbengkulu.com dengan judul Nasib Pilu Balita di Seluma Bengkulu Keluar Cacing dari Mulut dan Hidung, Baru Ketahuan saat Demam
(Tribunnews.com/ Siti N) (Tribunbengkulu.com/ Yayan Hartono) (Kompas.com/ Firmansyah)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.