Sabtu, 20 September 2025

5 Populer Regional: Anak Polisi Pukul Guru di Sinjai - Arlan Beri Hadiah ke Kepala SMP 1 Prabumulih 

Berikut berita populer regional mulai anak polisi pukul guru hingga Arlan beri hadiah ke Kepala SMP Negeri 1 Prabumulih.

Penulis: Endra Kurniawan
Kolase: Tribun-Timur.com/Ainun Taqwa/Sosmed Sinjai, Tribunsumsel.com/Istimewa, dan Tribunpontianak.co.Id/Istimewa.
BERITA POPULER REGIONAL - Berikut rangkuman berita populer regional selengkapnya selama 24 jam di Tribunnews.com. Dimulai anak polisi pukul guru hingga Arlan beri hadiah ke Kepala SMP Negeri 1 Prabumulih. 

TRIBUNNEWS.COM - Berita populer regional dimulai dari seorang anak polisi pukul guru di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.

Adapun pelakunya berinisial MR (17), anak polisi bernama Aiptu Rajamuddin.

Kejadian bermula saat MR kedapatan membolos sekolah hingga dipanggil Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) SMAN 1 Sinjai, Mauluddin.

Mirisnya pemukulan terjadi di harapan Aiptu Rajamuddin.

Kasus pemukulan berbuntut panjang, MR dikeluarkan dari sekolah, sementara ayahnya diperiksa  Profesi dan Pengamanan (Propam).

Kemudian ada update dari viralnya pencopotan Roni Ardiansyah, Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Prabumulih, Sumatra Selatan (Sumsel).

Roni sebelumnya dicopot secara mendadak hingga membuat siswa-siswinya menangis.

Beredar kabar pencopotan Roni karena dirinya menegur anak dari Wali Kota Prabumulih Arlan yang membawa mobil ke sekolah.

Arlan sudah membatahnya lalu memberikan hadiah sepeda listrik kepada Roni seharga jutaan rupiah.

Berikut rangkuman berita populer regional selengkapnya selama 24 jam di Tribunnews.com:

1. Beda Pengakuan Polisi di Sinjai dan Saksi Mata soal Siswa Pukul Guru, Akui Malu, Propam Turun Tangan

Kasus pemukulan guru bernama Mauluddin oleh siswa berinisial MR (17) di SMAN 1 Sinjai, Sulawesi Selatan, terus bergulir.

Peristiwa ini terjadi di ruang Bimbingan Konseling (BK) SMAN 1 Sinjai, Selasa (16/9/2025).

Kasus pemukulan itu disaksikan oleh Aiptu Rajamuddin yang merupakan orang tua MR.

Aiptu Rajamuddin merupakan polisi yang bertugas di Sat Lantas Polres Sinjai.

Aiptu Rajamuddin diduga hanya menyaksikan anaknya memukul Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) SMAN 1 Sinjai itu.

Namun, Aiptu Rajamuddin dan saksi mata memberi pengakuan yang berbeda terkait insiden pemukulan ini.

Lantas, apa perbedaan pengakuan polisi di Sinjai itu dengan saksi mata?

Aiptu Rajamuddin Klaim Sempat Melerai

Aiptu Rajamuddin membenarkan dirinya berada di ruangan BK saat peristiwa pemukulan itu terjadi.

Sebab, dirinya dipanggil pihak sekolah karena anaknya, MR, melakukan pelanggaran.

"Saya ada di TKP karena anak saya bolos, sebagai orang tua saya dipanggil pihak sekolah," ujarnya kepada Tribun-Timur.com, Rabu (17/9/2025).

Baca selengkapnya.

2. Apa Motif Pembunuhan 2 Petani yang Jasadnya Terkubur di Kebun Alpukat? Seorang Pelaku Ditangkap

JASAD 2 PETANI - Penemuan dua mayat laki-laki yang terkubur di sebuah kebun alpukat milik warga, Sabtu (13/9/ 2025) siang. Penyebab kematian korban belum diketahui.
JASAD 2 PETANI - Penemuan dua mayat laki-laki yang terkubur di sebuah kebun alpukat milik warga, Sabtu (13/9/ 2025) siang. Penyebab kematian korban belum diketahui. (Istimewa)

Polres Singkawang telah mengamankan terduga pelaku pembunuhan terhadap EA (23) dan H (32), warga Kelurahan Sijangkung, Provinsi Kalimantan Barat.

Kelurahan Sijangkung adalah salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Singkawang Selatan, Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat.

Kelurahan ini memiliki karakteristik geografis, demografis, dan budaya yang mencerminkan keberagaman khas Kota Singkawang.

Penyelidikan kasus pembunuhan ini resmi diambil alih oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Kalimantan Barat.

Hingga saat ini belum diketahui apa motif pelaku membunuh dua petani tersebut.

Pemeriksaan masih dilakukan Polda Kabar terhadap pelaku.

Sebelumnya kasus ini sempat ditangani Polres Singkawang.

"Untuk sementara, pelaku satu orang diamankan di Ditreskrimum Polda Kalbar," ungkap Kasat Reskrim Polres Singkawang, AKP Raja Toga Paruhum saat dikonfirmasi, Rabu (17/9/2025).

Kasat Reskrim Polres Singkawang, AKP Raja Toga Paruhum, membenarkan tertangkapnya seorang terduga pelaku.

Namun pihak kepolisian belum merinci identitas maupun peran terduga pelaku dalam kasus pembunuhan dua petani tersebut.

Baca selengkapnya.

3. Sosok Bripda Muhammad Fadel, Anggota Polres Kotim Hilang Sebulan dan Ditemukan di Kalsel

BRIPDA FADEL – Bripda Muhammad Fadel, yang sebelumnya dilaporkan hilang sejak Rabu (20/08/2025), kini telah ditemukan oleh pihak keluarga dan diserahkan ke Polres Kotawaringin Timur untuk menjalani pemeriksaan.
BRIPDA FADEL – Bripda Muhammad Fadel, yang sebelumnya dilaporkan hilang sejak Rabu (20/08/2025), kini telah ditemukan oleh pihak keluarga dan diserahkan ke Polres Kotawaringin Timur untuk menjalani pemeriksaan. (Tribun Kalteng)

Bripda Muhammad Fadel, anggota Satuan Intelkam Polres Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, dilaporkan hilang selama hampir sebulan.

Pria berusia 24 tahun itu terakhir terlihat pada Rabu (20/8/2025) saat diantar pamannya ke rumah Kasat Intelkam Polres Kotim untuk bertugas. 

Keluarga membuat laporan orang hilang ke Polres Kotim pada Senin (25/8/2025).

Kotim merupakan salah satu wilayah strategis di Kalimantan Tengah, dengan aktivitas ekonomi di sektor perkebunan, perdagangan, dan pelabuhan.

Jarak Kotim ke Palangkaraya yang menjadi ibu kota provinsi Kalimantan Tengah sekitar 190 kilometer dengan waktu tempuh 3 jam perjalanan melalui jalur darat.

Setelah hampir sebulan menghilang, Bripda Fadel menghubungi keluarga dan mengaku berada di Kalimantan Selatan.

Bripda Fadel dijemput kemudian diserahkan ke Polres Kotim untuk menjalani pemeriksaan pada Senin (15/9/2025).

Pihak keluarga menyatakan kondisi Bripda Fadel sehat dan siap menerima konsekuensi atas perbuatannya.

Selama ini Bripda Fadel tinggal bersama keluarga di Jalan Delima I No 61, Kelurahan MB Hilir, Kecamatan MB Ketapang, Kabupaten Kotim. 

Baca selengkapnya.

4. Ini Penampakan Sosok Anggota Gangster Sadis Sukoharjo Migdath Kayla Shadsiv Usai Divonis 5 Tahun Bui

GANGSTER SADIS - Migdath Kayla Shadsiv (22) pemuda asal Sukoharjo, Jawa Tengah usai divonis majelis hakim Pengadilan Negeri Sukoharjo lima tahun penjara, Kamis(18/9/2025). Dia terlibat perkara penganiayaan yang mengakibatkan seseorang meninggal dunia.
GANGSTER SADIS - Migdath Kayla Shadsiv (22) pemuda asal Sukoharjo, Jawa Tengah usai divonis majelis hakim Pengadilan Negeri Sukoharjo lima tahun penjara, Kamis(18/9/2025). Dia terlibat perkara penganiayaan yang mengakibatkan seseorang meninggal dunia. (Tribun Solo/Anang Ma'ruf)

Migdath Kayla Shadsiv (22) pemuda asal Sukoharjo, Jawa Tengah divonis majelis hakim Pengadilan Negeri Sukoharjo lima tahun penjara. Dia terlibat perkara penganiayaan yang mengakibatkan seseorang meninggal dunia.

Putusan tersebut dibacakan dalam sidang perkara nomor 107/Pid.B/2025/PN Skh pada Kamis (18/9/2025).

Sidang dipimpin oleh Ketua Majelis Hakim R Agung Aribowo dengan hakim anggota Ari Prabawa dan Tanty Helen Manalu.

Dalam amar putusannya, hakim menyatakan terdakwa Migdath terbukti sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 351 KUHP juncto Pasal 2 ayat (1) UU Darurat.

“Menjatuhkan pidana kepada terdakwa dengan pidana selama lima tahun penjara,” tegas Ketua Majelis Hakim R. Agung Aribowo.

Vonis tersebut lebih ringan dibanding tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang sebelumnya menuntut terdakwa dengan hukuman enam tahun penjara, dikurangi masa tahanan yang telah dijalani. 

JPU menilai Migdath terbukti bersalah melakukan tindak pidana penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal dunia.

Kasus ini bermula dari duel gangster antara kelompok Los Angeles (Solo) dan Santacruz yang berlangsung pada Kamis (15/5/2025) dini hari di Desa Gedangan, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Baca selengkapnya.

5. Harga Sepeda Listrik Hadiah Wali Kota Prabumulih untuk Kepala SMPN 1, Polemik Pencopotan Berakhir

DIBERI SEPEDA LISTRIK - Sebagai bentuk permintaan maaf, Wali Kota Arlan memberikan sepeda motor listrik kepada Kepala Sekolah SMPN 1 Prabumulih Roni dan Satpam Ageng pada Rabu, 17 September 2025. Peristiwa itu terjadi di hadapan sejumlah guru dan pejabat, di mana Roni dan Ageng terlihat tertunduk menahan tangis.
DIBERI SEPEDA LISTRIK - Sebagai bentuk permintaan maaf, Wali Kota Arlan memberikan sepeda motor listrik kepada Kepala Sekolah SMPN 1 Prabumulih Roni dan Satpam Ageng pada Rabu, 17 September 2025. Peristiwa itu terjadi di hadapan sejumlah guru dan pejabat, di mana Roni dan Ageng terlihat tertunduk menahan tangis. (Tribun Sumsel)

Polemik pencopotan Roni Ardiansyah dari jabatan Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 kota Prabumulih, Sumatra Selatan (Sumsel) berakhir.

Pencopotan sempat viral setelah beredar narasi Roni menegur anak Wali Kota Prabumulih, Arlan, yang memarkirkan mobil di halaman sekolah.

Video Roni berpamitan dengan guru dan siswa pada Senin (15/9/2025) viral di media sosial.

Kini, pencopotan Roni telah dibatalkan sehingga ia kembali mengemban jabatan sebagai Kepala SMPN 1 Prabumulih.

Sekolah ini terletak di Jalan Mangga No. 2, tepatnya di Kelurahan Wonosari, Kecamatan Prabumulih Utara, Kota Prabumulih.

Tak hanya Roni, satpam sekolah bernama Ageng juga dipecat dari pekerjaannya.

Wali Kota Prabumulih, Arlan, mendatangi SMPN 1 Prabumulih untuk meminta maaf ke Roni dan Ageng atas kesalahpahaman yang terjadi, Rabu (17/9/2025).

Permintaan maaf Arlan diterima oleh Roni dan Ageng disaksikan para guru.

“Jadi Cak minta maaf kalau ada salah dan memang kekeliruan apa-apa tuh yang khilaf, namanya manusia ya."

"Dan dengan ini juga belum Cak pindahkan ke situ, masih status pengganti di SMP itu dan belum sama sekali ada SK-nya segala macam,” ucap Arlan.

Baca selengkapnya.

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan