Senin, 6 Oktober 2025

Evakuasi Korban Terjebak Runtuhan Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Jatim: Banyak Suara Tangisan

Bangunan yang roboh diketahui belum selesai pembangunannya,  di mana belum ada dinding lengkap yang membatasi.

Tribun Jatim Network/M Taufik
BANGUNAN MUSALA AMBRUK - Bangunan tiga lantai di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk, Senin (29/9/2025) sore. Bangunan yang roboh diketahui belum selesai pembangunannya. 

TRIBUNNEWS.COM, - Petugas penyelamatan mendengar banyak tangisan dari korban runtuhnya musala di bangunan tiga lantai Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.

Insiden runtuhnya bangunan musalah terjadi pada Senin (29/9/2025) sekitar pukul 15.00 WIB, di mana puluhan santri sedang melakukan salat Ashar berjamaah.

Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit mengatakan, sejumlah santri terdengar teriak meminta tolong disertai isak tangis.

Baca juga: Update Korban Runtuhnya Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Jatim: 82 Orang Luka-luka, 1 Meninggal

“Kita belum bisa memastikan, yang pasti banyak terdengar suara tangisan,” kata Nanang dikutip dari TribuJatim, Selasa (30/9/2025)

Petugas masih berupaya untuk mengevakuasi agar korban keluar dalam keadaan selamat.

“Artinya masih hidup dan masih bisa diselamatkan,” imbuhnya.

Jumlah Korban

Jumlah korban ambruknya musala di gedung tiga lantai Pondok Pesantren Al-Khoziny, mengalami penambahan saat malam hari.

Awalnya proses pencarian korban hingga pukul 19.00 WIB, ditemukan 79 orang.

Kemudian, pencarian hingga pukul 20.30 WIB, terdapat tambahan empat orang korban.

Dari total jumlah korban, 45 orang dirawat di RSI Siti Hajar Sidoarjo, 34 orang dirawat di RSUD Sidoarjo, sisanya dievakuasi ke RS Delta Surya.

Satu orang korban meninggal dunia bernama Ahmad Maulana Alfian Ibrahim, berusia 13 tahun, berdomisili Kelurahan Bongkaran, Kecamatan Pabean Cantikan, Kota Surabaya. 

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abraham Abats, belum dapat mengungkap penyebab bangunan di Pompes tersebut runtuh, sebab pihaknya masih berfokus melakukan operasi pencarian terhadap korban.

"Kami masih berupaya melakukan upaya-upaya evakuasi maupun penyelamatan terhadap korban," pungkasnya.  

Bangunan Masih Proses Penyelesaian

Bangunan yang roboh diketahui belum selesai pembangunannya,  di mana belum ada dinding lengkap yang membatasi.

Bangunan berupa semen dan beton serta struktur besi dan kayu. Seluruh material roboh hingga lantai dasar.

Ketua RT setempat, Munir mengatakan semalam santri meminta izin untuk melakukan pengecoran dengan alat kendaraan.

Pengasuh Ponpes Putra Al Khoziny, KH Raden Abdus Salam Mujib, menyebut proses pengecoran musala dilakukan sejak pagi dan telah selesai pada siang hari.

“Proses pengecoran dari pagi, siang sudah selesai,” ujar Salam.

Menurutnya, gedung yang runtuh itu merupakan bangunan tiga lantai yang direncanakan memiliki musala di lantai pertama serta ruang pertemuan di lantai dua dan tiga.

Salam menjelaskan bahwa pembangunan ini merupakan tahap akhir dari proses renovasi yang sudah berjalan selama beberapa bulan.

MUSHALA AMBRUK Sejumlah petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo masih berusaha melakukan evakuasi di area bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, yang roboh, Senin (29/9/2025) sore. Sementara dari dalam reruntuhan, terdengar suara beberapa orang meminta tolong yang diduga santri.
MUSHALA AMBRUK Sejumlah petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo masih berusaha melakukan evakuasi di area bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, yang roboh, Senin (29/9/2025) sore. Sementara dari dalam reruntuhan, terdengar suara beberapa orang meminta tolong yang diduga santri. (Tribun Jatim/M Taufik)

Ia menduga struktur bangunan tidak mampu menahan beban setelah pengecoran.

Saat kejadian, Salam tidak berada di lokasi karena tidak ikut mengimami salat berjamaah tersebut.

Ia juga belum dapat memastikan jumlah santri yang sedang salat, namun menyebut ada santri lain yang berada di asrama terpisah.

Salam Mujib juga memberikan pernyataan terkait insiden ini.

Ia menyebutkan ambruknya bangunan tersebut merupakan takdir Tuhan dan meminta kepada para santri serta orang tua untuk bersabar menerima keadaan ini.

“Saya kira memang ini takdir dari Allah. Jadi semuanya harus bisa bersabar dan mudah-mudahan diberi ganti oleh Allah yang lebih baik,” katanya.

Lebih lanjut, Abdul Salam menekankan pentingnya kesabaran dalam menghadapi musibah ini.

“Diberi pahala yang sangat-sangat apa yang enggak bisa mengutarakan, mudah-mudahan yang dibalas dengan balasan kebaikan oleh Allah,” ungkapnya.

Pihak Ponpes telah menghentikan semua kegiatan santri untuk waktu yang belum ditentukan.

“Iya (berhenti sementara) belum ditentukan,” pungkasnya.

 

(Tribunnews/TribunJatim)

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved