Kamis, 2 Oktober 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Anak-Anak di Pulau Sebatik Takut Konsumsi Menu MBG Usai Marak Kasus Keracunan Massal

Puluhan siswa di Sebatik keracunan massal usai konsumsi menu MBG. Orang tua trauma, sekolah hentikan sementara program gizi gratis.

|
Editor: Glery Lazuardi
TRIBUNSOLO.COM/NAUFAL HANIF
KERACUNAN MASSAL - Kepanikan melanda sekolah di Sebatik, puluhan murid keracunan usai menyantap menu Program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Kurangnya pelatihan SDM dapur MBG. Belum terbiasa memasak dalam skala besar. Distribusi makanan yang terlambat atau tidak sesuai standar. 

Kasus Keracunan MBG di Pulau Sebatik

Pulau Sebatik adalah sebuah pulau kecil yang terletak di bagian utara Provinsi Kalimantan Utara, Indonesia. 

Pulau ini memiliki keunikan geografis dan geopolitik karena terbelah oleh garis perbatasan antara Indonesia dan Malaysia.

Pulau Sebatik sering menjadi sorotan dalam isu perbatasan, perdagangan lintas negara, dan pengawasan keamanan nasional.

Kecamatan Sebatik Tengah, meliputi SDN 04, SDN 05, SDN 02, SDN 03, MI Darul Furqon, PAUD Ar Rahman, dan Posyandu merupakan wilayah terjadi keracunan massal

Sedikitnya 82 orang, terdiri dari anak-anak PAUD dan SD, balita, hingga lansia.

Mereka mengalami gejala muntah, diare, dan muntaber. Sebagian besar korban dirawat di Puskesmas Sei Taiwan, Puskesmas Aji Kuning, dan RSUD Pratama Sebatik.

Gejala ini dialami setelah mereka memakan  telur rebus sambal balado, tahu goreng, tumis wortel dan kol, serta buah semangka

Anak-Anak di Pulau Sebatik Takut Konsumsi Menu MBG 

Kasus dugaan keracunan MBG di Pulau Sebatik, Nunukan pada Selasa  sore, menyisakan ketakutan dan trauma bagi anak-anak serta orang tua murid.

Banyak wali murid langsung mengirim pesan kepada guru, meminta agar anak mereka tidak lagi diberikan menu MBG.

“Sekarang anak-anak takut dan trauma. Orang tua mereka banyak berkirim chat dan menelepon, jangan lagi kasih anaknya MBG,” ujar Kepala Sekolah SDN 04 Sei Limau, Sittiara Razak, saat dihubungi Rabu (1/10/2025).

Sittiara menjelaskan bahwa program MBG sebenarnya sangat membantu murid-murid di SDN 04 Sei Limau, terutama karena banyak dari mereka tidak membawa bekal ke sekolah.

Mayoritas orang tua di wilayah perbatasan RI–Malaysia bekerja sebagai petani dan pekebun kelapa sawit, sehingga harus berangkat pagi-pagi dan pulang menjelang malam.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved