Mushola Ambruk di Sidoarjo
10 Jenazah Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sudah Teridentifikasi
Setelah dua jenazah teridentifikasi Minggu (5/10/2025), kini ada 10 jenazah tragedi ambruknya Ponpes Al Khoziny yang terungkap identitasnya.
TRIBUNNEWS.COM - Update jumlah korban tewas dalam tragedi ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, yang terjadi satu pekan lalu.
Diketahui, bangunan yang difungsikan sebagai musala tiga lantai di area asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo runtuh dan menimpa para santri saat sedang melakukan salat asar, Senin (29/9/2025) sekitar pukul 15.00 WIB.
Pada Senin (6/10/2025), proses evakuasi telah memasuki hari kedelapan.
Total, tercatat, ada 158 orang korban dalam peristiwa ambruknya bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny.
Dari jumlah itu, 104 orang selamat dan 54 korban meninggal dunia berhasil dievakuasi.
Sementara, diperkirakan masih ada 13 orang korban yang masih tertimbun reruntuhan
Tim SAR gabungan masih terus berupaya melakukan pencarian untuk memastikan semua korban bisa dievakuasi.
“Perkiraannya masih ada segitu. Diduga mereka berada di lantai dasar gedung, makanya petugas berupaya menjangkau titik tersebut,” kata Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayor Jenderal Budi Irawan, Senin (6/10/2025).
10 Jenazah Berhasil Teridentifikasi
Pada Minggu (5/10/2025) kemarin, dua jenazah korban ambruknya Ponpes Al Khoziny berhasil diidentifikasi oleh anggota Tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Bhayangkara Surabaya.
Keduanya merupakan kalangan santri ponpes tersebut; satu warga Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, dan satunya lagi merupakan warga Kota Surabaya.
Baca juga: 13 Orang Masih Tertimbun Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Diduga Korban di Lantai Dasar Gedung
Dengan terungkapnya identitas dua jenazah tersebut, kini sudah ada total 10 jenazah yang sudah teridentifikasi.
Rinciannya, lima jenazah berhasil teridentifikasi oleh Tim DVI Polda Jatim di RSI Siti Hajar Sidoarjo dan RSUD Sidoarjo, pada Senin (29/9/2025).
Sebelumnya, tiga jenazah telah berhasil diidentifikasi pada Sabtu (4/10/2025) di RS Bhayangkara.
Identitas jenazah hasil identifikasi pada Minggu (5/10/2025) terdiri atas:
- Pertama, Nuruddin (13), laki-laki, warga Jalan Karanggayam, Blega, Bangkalan. Jenazah teridentifikasi melalui gigi, medis, dan properti barang kepemilikan, cocok dengan data antemortem 041.
- Kedua, Ahmad Rijalul Haq (16), warga Jalan Dapuan Baru 1, Kota Surabaya. Jenazah teridentifikasi melalui gigi, medis, properti sidik jari cocok dengan data antemortem 035.
Identitas jenazah yang berhasil diidentifikasi pada Sabtu (4/10/2025):
1. Firman Nur (16 tahun)
Alamat: Tembok Lor 38A, Surabaya
Nomor jenazah: PM RSBB 002
2. Muhammad Azka Ibadur Rahman (13 tahun)
Alamat: Jalan Randu Indah Nomor 14, Kenjeran, Surabaya
Nomor jenazah: PM RSBB 003
3. Daul Milal (15 tahun)
Alamat: Sitok Kapasan Gang 8 Nomor 18, Surabaya
Nomor jenazah: PM RSBB 006
Totalnya, sampai Senin (6/10/2025) siang, sudah ada 54 korban meninggal dunia dalam tragedi ini termasuk lima body parts atau potongan tubuh yang ditemukan.
“Sebanyak 54 korban meninggal dunia itu termasuk lima body part yang ditemukan petugas tim SAR gabungan dari lokasi kejadian,” kata Direktur Operasi Basarnas Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo.
Semua korban sudah dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya.
Sebagian sudah teridentifikasi dan diserahkan ke keluarga, sebagian masih proses identifikasi oleh tim DVI Polda Jatim.
Baca juga: Update Korban Ponpes Al Khoziny Senin Siang: 54 Meninggal Dunia, 27 Luka Berat, 76 Luka Ringan
Evakuasi Diharapkan Tuntas pada Senin, 6 Oktober 2025 Hari Ini
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayor Jenderal Budi Irawan juga berharap, semua korban yang masih tertimbun material bangunan dapat dievakuasi pada Senin (6/10/2025) hari ini.
Alat berat terus dikerahkan di area reruntuhan, lalu saat ada korban terlihat, evakuasi dilakukan dengan cara manual.
“Hari ini kita berusaha menyelesaikan pencarian para korban. Dari Basarnas maupun pihak Kodim sudah mengatur jadwal, semoga semua bisa tuntas dievakuasi hari ini,” papar Budi.
Kendati demikian, ada kendala yang dialami petugas di lapangan.
Salah satunya adalah keberadaan beberapa beton yang ambruk itu tersambung dengan bangunan utama atau bangunan lain di kompleks Pondok Pesantren yang berada di Buduran tersebut.
Sehingga, proses evakuasi harus dilakukan dengan hati-hati dan pengangkatan puing maupun reruntuhan tidak boleh dilakukan serampangan.
Sebab, dikhawatirkan dapat menimbulkan getaran, atau bahkan potensi runtuh susulan yang dapat berdampak pada bangunan utama.
“Bangunan beton yang tersambung sudah dipotong oleh petugas. Prosesnya butuh kehati-hatian. Semoga bisa segera tuntas evakuasinya,” ujarnya.
(Tribunnews.com/Rizki A.) (TribunJatim.com/Luhur Pambudi/M Taufik) (Kompas.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.