Mushola Ambruk di Sidoarjo
Cerita Abdul Aziz, Tim Damkar di Tragedi Ponpes Al Khoziny, Bertaruh Nyawa demi Tolong Korban
Berikut cerita Abdul Aziz, tim penyelamat korban tragedi ambruknya Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.
"Haikal, kamu dari mana? Dari Probolinggo. Apa yang sakit? Sakit perut, Pak, sama di (bagian) bawah," ucapnya menirukan percakapan dengan korban kala itu.
Setelah memastikan kondisi Haikal, Abdul Aziz kembali mendapatkan respons dari korban lain bernama Yusuf.
Yusuf diketahui santri asal Malang, Jawa Timur.
Baca juga: Data Terbaru Jumlah Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny, 64 Orang Meninggal, 104 Selamat
Abdul Aziz mengaku, baik kondisi Haikal dan Yusuf sama-sama sulit karena terjepit reruntuhan.
Meskipun belum bisa diselamatkan, ia memberikan memberikan dukungan moril.
Abdul Aziz mengajak para korban terus bersholawat dan berdoa agar bisa segera bisa dievakuasi.
"Biar korban ini tidak merasa ketakutan, tidak merasa depresi. Karena di situ banyak suara rintihan dari teman-teman."
"Banyak yang minta tolong kayak gitu. Terus jenazah itu juga ada di depan itu. Mungkin si Haikal ini ketakutan atau apa," tambah Abdul Aziz.
Yusuf diselamatkan lebih dulu
Harapan segera mengeluarkan Yusuf semakin besar saat tim mendapatkan informasi ada lubang di dekat titik korban.
Abdul Aziz dan tim memutuskan melubangi beton untuk menjangkau Yusuf.
"Kita mendahulukan si Yusuf dulu. Yusuf ini kita mulai evakuasi pukul 10.00 malam sampai jam 02.00 pagi. Kita lubangi beton," katanya.
Meski sudah membuat lubang, Yusuf belum bisa dikeluarkan karena ada beton eser yang menghalangi.
Tim memilih istirahat sejenak sembari memberikan suplai makanan dan minuman kepada Yusuf.
Setelah beton eser berhasil dipotong, Abdul Aziz langsung mengeluarkan Yusuf.
Ia sempat menduga Yusuf tidak selamat karena tak bergerak.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.