Rabu, 8 Oktober 2025

Profil dan Sosok

Harta Kekayaan Nashrudin Azis, Eks Walkot Cirebon Jadi Tersangka Korupsi, Kini Anaknya Maling Sepatu

Sepak terjang Mantan Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis, dari pengusaha hingga jadi politikus yang diduga korup. Kini anaknya yang berulah.

Penulis: Nina Yuniar
Editor: Nuryanti
Tribun Cirebon/Eki Yulianto
SOSOK NASHRUDIN AZIS - Mantan Wali Kota Cirebon, Nashrudin Azis (NA) memakai rompi tahanan Kejaksaan, ditetapkan sebagai tersangka dan langsung ditahan oleh Kejari Kota Cirebon, Senin (8/9/2025). Nashrudin terjerat kasus korupsi pembangunan Gedung Setda Kota Cirebon. Berikut profil, rekam jejak, dan harta kekayaannya. 

TRIBUNNEWS.COM - Mantan Wali Kota Cirebon, Nashrudin Azis kembali menjadi sorotan setelah dirinya baru saja dikabarkan menjadi tersangka kasus korupsi pembangunan Gedung Sekretariat Daerah (Setda) pada awal September 2025 lalu.

Kini, nama Nashrudin Azis kembali diperbincangkan karena anak laki-lakinya yang berinisial ASN ditangkap setelah ketahuan mengambil sepatu milik jemaah di Masjid At-Taqwa, Jalan RA Kartini, Kota Cirebon, Jawa Barat (Jabar), pada Senin (6/10/2025) siang.

Bukan pertama kalinya, ASN yang diketahui merupakan warga Kelurahan Drajat, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon itu disebut juga mencuri pada sehari sebelumnya.

ASN ditangkap oleh petugas keamanan masjid, setelah wajahnya sempat terekam kamera pengawas atau Closed-Circuit Television (CCTV) di tempat kejadian perkara (TKP).

Pelaku diamankan saat beraksi mengincar sepatu milik jemaah yang sedang menunaikan ibadah salat. 

Saat tertangkap, putra Nashrudin Azis itu langsung digiring ke pos keamanan masjid untuk menjalani pemeriksaan awal.

“Dia (ASN) kemarin, tanggal 5 Oktober, terekam jelas kamera CCTV mencuri sepatu milik jemaah yang sedang salat. Nah, hari ini dia datang lagi ke masjid ini. Saya bersama teman-teman sekuriti lainnya langsung menangkap dia,” kata Rohman, petugas Satpam Masjid At-Taqwa, saat dikonfirmasi, Senin (6/10/2025), dilansir TribunJabar.id.

Menurut Rohman, aksi ASN sudah lama menjadi perhatian petugas keamanan masjid.

Beberapa kali, ia terpantau di rekaman CCTV dengan gerak-gerik mencurigakan.

“Dia sudah beberapa kali terpantau CCTV, tapi rekaman yang kemarin itu yang paling jelas saat mencuri sepatu. Yang dicurinya sepatu bermerek dan harganya mahal semua,” ungkap Rohman.

Saat diinterogasi, ASN mengaku sudah menjual sebagian sepatu hasil curiannya, sedangkan sisanya masih disimpan di rumahnya.

Baca juga: Harta Kekayaan Hariman Ibrahim, Wakil Ketua DPRD Pasangkayu Viral Tak Lancar Baca Pembukaan UUD 1945

“Tadi waktu ditanya, dia ngaku kalau sepatu curiannya sebagian sudah dijual, sisanya masih ada di rumah,” terangnya.

Usai diinterogasi di pos satpam, ASN yang sudah diborgol kemudian dijemput oleh petugas Polsek Utara Barat (Utbar) untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Hingga kini, polisi masih mendalami motif di balik aksi pencurian yang dilakukan oleh ASN.

Atas kejadian yang menimpa putranya, sosok Nashrudin Azis pun tak lepas dari sorotan publik.

Sebagai kilas balik, berikut sepak terjang Nashrudin Azis yang mulanya seorang pengusaha hingga menjadi politikus yang terseret kasus korupsi. Simak juga daftar harta kekayaannya berikut ini!

Sosok Nashrudin Azis

Drs. Nashrudin Azis, S.H. lahir di Cirebon pada 20 Oktober 1965.

Pria 59 tahun itu menghabiskan sebagian besar hidupnya di Kota Cirebon.

Ia merupakan anak dari pasangan Mohamad Tamsur dan Munijah.

Nashrudin mengenyam pendidikan dasar di SDN Kebon Baru III Kota Cirebon dan lulus pada 1979.

Kemudian, Nashrudin melanjutkan pendidikannya di SMPN 1 Kota Cirebon dan lulus pada tahun 1982.

Selanjutnya, Nashrudin bersekolah di SMAN 1 Kota Cirebon dan lulus tahun 1985.

Nashrudin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Jurusan Manajemen Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP Bandung (sekarang Universitas Pendidikan Indonesia atau UPI), hingga menyandang gelar sarjana pada 1989.

Selain itu, Nashrudin juga mengambil pendidikan hukum di Universitas 17 Agustus Kota Cirebon dan mendapat gelar Sarjana Hukum pada tahun 1990.

Karier

Setelah menyelesaikan kuliahnya, Nashrudin memulai kariernya sebagai pengusaha hotel dengan menjabat General Manager Hotel Baru di Cirebon.

Setelah lebih dari 10 tahun menjadi pengusaha perhotelan, ia kemudian terjun ke panggung politik dengan menjadi kader Partai Demokrat yang sah dibentuk oleh Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan tokoh-tokoh lainnya pada 2003.

Nashrudin baru bergabung dengan Partai Demokrat pada 2006 sebagai kader.

Pada 2009, Nashrudin dipercaya memimpin Partai Demokrat di Kota Cirebon alias sebagai Ketua DPC.

Saat pemilu legislatif 2009, Nashrudin mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Cirebon dari Partai Demokrat dan terpilih menjadi wakil rakyat dari daerah pemilihan (Dapil) Cirebon I yang wilayahnya meliputi Kecamatan Kejaksan dan Lemahwungkuk.

Suami Ginawati Limansyah itu lantas didapuk menjadi Ketua DPRD Kota Cirebon periode 2009-2013.

Setelah itu, Nashrudin mencalonkan diri sebagai Wakil Wali (Wawali) Kota mendampingi Calon Wali Kota Ano Sutrisno dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Cirebon 2013.

Pasangan calon walkot dan wawali Kota Cirebon itu dicalonkan oleh didukung Partai Golkar, Partai Demokrat, dan PPP hingga berhasil unggul atas empat pasangan calon lainnya.

Ano-Nashrudin meraih 27.232 suara atau 38,2 persen mengungguli pesaing terdekat mereka yakni pasangan Bamunas S Boediman–Priatmo Aji yang diusung PDIP meraih 23.891 suara atau 34,8 persen.

Pasangan Ano-Nashrudin lantas ditetapkan KPU sebagai pemenang pilkada dan dilantik oleh Gubernur Jabar saat itu Ahmad Heryawan sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cirebon pada 16 April 2013 di Gedung DPRD Kota Cirebon.

Di tengah masa jabatannya, Ano wafat pada Februari 2015, dan Nashrudin pun langsung didapuk sebagai pengganti posisi jabatan Wali Kota Cirebon.

Nashrudin awalnya menjabat pelaksana tugas (Plt) dan setahun kemudian, ia dilantik sebagai Walkot untuk sisa masa jabatan 2013–2018.

Nasrudin dilantik menjadi Wali Kota Cirebon yang baru oleh  Ahmad Heryawan di Aula Barat Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat pada 26 Maret 2015.

Dalam Pilkada Kota Cirebon 2018, Nashrudin kembali mencalonkan diri dan kali ini sebagai Wali Kota.

Ia maju bersama Eti Herawati sebagai wakilnya dan bersaing dengan pasangan Bamunas Setiawan Budiman–Effendi Edo dalam Pilkada yang digelar serentak pada 27 Juni 2018.

Usai pemilihan, Pasangan Nashrudin–Eti unggul tipis atas pasangan Bamunas–Edo dengan selisih suara kurang dari satu persen.

Setelah melalui sengketa Pilkada di Mahkamah Konstitusi (MK), pasangan calon Walkot dan Wawali Kota Cirebon Nashrudin-Eti meraih 80.590 suara, unggul atas Bamunas-Edo yang mendapat 78.671 suara.

Nashrudin-Eti pun resmi menjabat sebagai Wali Kota dan Wawali Kota Cirebon periode 2018–2023, setelah dilantik Gubernur Jabar saat itu Ridwan Kamil di Gedung Sate, Bandung pada 12 Desember 2018.

Pelantikan tersebut didasarkan pada putusan Mendagri No. 131.32-8648 tahun 2018 tentang Pengangkatan Wali Kota Cirebon.

Namun, Nashrudin resmi mengundurkan diri dari jabatan Walkot pada Rapat Sidang Paripurna di DPRD Kota Cirebon, pada 6 November 2023.

Mundurnya Nashrudin dari jabatannya ini dikarenakan ia telah ditetapkan sebagai Daftar Calon Tetap (DCT) Anggota DPR RI dari Partai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Dapil Jabar VIII wilayah Kota-Kabupaten Cirebon dan Indramayu.

Untuk diketahui, Nashrudin keluar dari Partai Demokrat dan bergabung dengan PDIP pada awal tahun 2023 lalu.

Penghargaan

Nashrudin meraih penghargaan sebagai Tokoh Penggerak Inklusi Keuangan 2021 yang diberikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 9 November 2021.

Penghargaan diberikan atas peran Wali Kota Cirebon dalam berbagai bidang keuangan di antaranya pembentukan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), dan mendukung kelas inklusi keuangan yang melibatkan total 462 UMKM dari Kota Cirebon.

Penghargaan tersebut melengkapi penghargaan yang pernah diperoleh Nashrudin selama menjadi pejabat publik, yaitu Person Of The Year 2014 versi Radar Cirebon (2014) dan Manggala Karya Kencana dari BKKBN (2017).

Jadi Tersangka Korupsi

Ironisnya, Nashrudin kini sedang dikurung di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Cirebon karena menjadi tersangka kasus korupsi pembangunan Gedung Setda Kota Cirebon.

Penetapan Nashrudin sebagai tersangka oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Cirebon ini dituangkan dalam Surat Perintah Penyidikan Nomor: PRIN-08/M.2.11/Fd.2/09/2025 serta Surat Penetapan Tersangka Nomor: TAP–11/M.2.11/Fd.2/09/2025, yang mana keduanya bertanggal 8 September 2025.

Nashrudin dijerat dengan Primair Pasal 2 ayat (1) juncto Pasal 18 Undang-Undang (UU) Nomor 31 Tahun 1999 Jo. UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Subsider Pasal 3 Jo. Pasal 18 UU yang sama.

Dari pagu anggaran Rp86 miliar, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan kerugian negara mencapai Rp26 miliar. 

Tim penyidik juga mencatat adanya kelebihan pembayaran dan denda keterlambatan yang nilainya menembus Rp11 miliar.

Sebelumnya, pada Rabu (27/8/2025), Kejari Kota Cirebon sudah menetapkan enam tersangka lain, terdiri atas satu kepala dinas, dua pensiunan Aparatur Sipil Negara, serta tiga pihak kontraktor. 

Mereka adalah PH (59) selaku PPTK; BR (67) selaku Kepala Dinas PU tahun 2017; IW (58) selaku Pejabat Pembuat Komitmen yang kini menjabat Kadispora; HM (62) selaku Team Leader PT Bina Karya; AS (52) Kepala Cabang Bandung PT Bina Karya; serta FR (53) Direktur PT Rivomas Pentasurya.

Harta Kekayaan Nashrudin Azis

Dikutip Tribunnews.com dari e-lhkpn, berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dilaporkan Nashrudin ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di akhir masa jabatannya pada 16 November 2023, Eks Walkot Cirebon itu memiliki harta kekayaan dengan total nominal sebesar Rp3,1 miliar, berikut rinciannya:

I. DATA HARTA

A. TANAH DAN BANGUNAN Rp. 2.200.000.000

1. Tanah dan Bangunan Seluas 123 m2/100 m2 di KAB / KOTA KOTA CIREBON, HASIL SENDIRI Rp. 700.000.000

2. Tanah dan Bangunan Seluas 218 m2/120 m2 di KAB / KOTA KOTA CIREBON, HASIL SENDIRI Rp. 1.500.000.000

B. ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN Rp. 598.000.000

1. MOTOR, HONDA PCX Tahun 2011, HASIL SENDIRI Rp. 18.000.000

2. MOBIL, TOYOTA KIJANG INNOVA 2.4V AT Tahun 2019, HASIL SENDIRI Rp. 400.000.000

3. MOTOR, YAMAHA XMAX Tahun 2019, HASIL SENDIRI Rp. 50.000.000

4. MOTOR, KAWASAKI EN650B Tahun 2016, HASIL SENDIRI Rp. 130.000.000

C. HARTA BERGERAK LAINNYA Rp. 253.575.000

D. SURAT BERHARGA Rp. ----

E. KAS DAN SETARA KAS Rp. 89.960.478

F. HARTA LAINNYA Rp. ----

Sub Total Rp. 3.141.535.478

II. HUTANG Rp. ----

III. TOTAL HARTA KEKAYAAN (I-II) Rp. 3.141.535.478

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul IRONI Bapak Anak: eks Wali Kota Cirebon Korupsi, Putranya Ditangkap Saat Curi Sepatu di Masjid

(Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunJabar.id/Eki Yulianto)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved