Selasa, 7 Oktober 2025

Mahrani Tega Tembak Teman saat Bonceng Istri hingga Tewas Gegara Diejek Pinjam Rp100 Ribu

Tersangka Mahrani tembak temannya di OKI usai diejek saat hendak berutang Rp100 ribu, aksi terekam CCTV dan gegerkan warga.

Editor: Glery Lazuardi
Pixabay via Surya.co.id
PISTOL - Mahrani, tersangka penembakan di Desa Sungai Jeruju, OKI, Sumatera Selatan, saat digiring petugas menuju ruang pemeriksaan di Mapolres OKI usai mengaku menembak temannya karena sakit hati diejek saat hendak berutang Rp100 ribu. 

TRIBUNNEWS.COM - Kasus penembakan pemotor dan yang dibonceng di Desa Sungai Jeruju, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, sedang menjadi sorotan.

Insiden itu terjadi pada Senin, 6 Oktober 2025 sekitar pukul 07.00 WIB.

Pelaku bernama Mahrani alias R (25) menembak pria berinisial K (40), warga Dusun Baru, Desa Sungai Jeruju, yang saat kejadian sedang membonceng istrinya menggunakan motor trail.

Pada saat kejadian, R muncul dari balik mobil dan menembak korban dengan senjata api rakitan dari jarak dekat. Dampak dari insiden itu, korban tewas di tempat, sementara pelaku melarikan diri namun berhasil ditangkap oleh polisi pada hari yang sama sekitar pukul 14.00 WIB.

Motif penembakan diduga karena dendam pribadi, setelah korban mengejek pelaku saat hendak berutang beberapa hari sebelumnya. Mahrani mengaku, saat itu mendatangi korban dengan maksud meminjam uang  Rp 100.000 membeli kebutuhan pokok.

Pinjam uang Rp 100.000 pernah ramai diperbincangkan di masyarakat Indonesia. Ini merupakan cara seseorang yang sedang kesulitan keuangan untuk meminjam uang kepada teman, Keluarga, kerabat, atau saudara.

Nilai nominal Rp 100.000 merupakan angka yang dinilai cukup supaya yang memberikan pinjaman uang mau keluar uang. 

Kasus pembunuhan ini didasari hal sepele, karena adanya faktor psikologis, sosial, dan emosional yang kompleks di balik tindakan.

Pembunuhan akibat hal sepele bukan semata karena masalahnya kecil, tapi karena kondisi batin pelaku yang rapuh, tidak stabil, atau tertekan. 

Masalah kecil seperti ejekan bisa terasa besar jika seseorang sudah menyimpan dendam atau rasa sakit hati lama. Dalam kondisi mental yang tidak stabil, hal sepele bisa menjadi “pemicu terakhir” dari ledakan emosi yang sudah lama terpendam.

Di beberapa lingkungan, ejekan atau penolakan bisa dianggap sebagai penghinaan terhadap martabat. Jika pelaku merasa dipermalukan di depan umum, ia bisa terdorong untuk “membalas” demi memulihkan harga diri.

Hal ini lah yang dialami Mahrani. Dia merasa terhina sebelum akhirnya memutuskan mengakhiri nyawa kawannya.

Maharani mengakui perbuatannya tersebut di Mapolres OKI.

"Kesal dia menghina saya. Saya mau berutang tapi malah diejek di depan banyak orang. saya sakit hati," ujarnya saat dihadirkan dalam rilis tersangka di Mapolres OKI

Mahrani mengaku, saat itu mendatangi korban dengan maksud meminjam uang  Rp 100.000 membeli kebutuhan pokok.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved