Rabu, 8 Oktober 2025

Aksi Demonstrasi di Pati

Sosok Diduga Menganiaya Pentolan AMPB di Depan Gedung DPRD Pati Ditangkap, Tim Hukum: Hanya Menarik

Sosok yang diduga menganiaya Teguh Istiyanto, salah satu Koordinator AMPB di Gedung DPRD Pati, Jateng, ditangkap Polda Jateng

TribunJateng.com/Mazka
KOORDINATOR AMPB DIANIAYA – Teguh Istiyanto, Koordinator Aliansi Masyarakat Pati Bersatu, mencoba menyelamatkan diri dengan melompati pagar Gedung DPRD Pati pada Kamis (2/10/2025). Aksi tersebut dilakukan untuk menghindari amukan massa pendukung Bupati Pati Sudewo yang saat itu tengah berkumpul di depan gedung DPRD. Sosok yang diduga menganiaya Teguh Istiyanto, salah satu Koordinator AMPB di Gedung DPRD Pati, Jateng, ditangkap Polda Jateng 

Ia menyayangkan proses penangkapan Agung berlangsung cepat.

"Memang ada yang melaporkan dari pihak korban. Hanya saja kami menyayangkan prosesnya secepat itu,"

"Karena itu delik aduan, harusnya ada proses penyelidikan, terus gelar, terus ada saksi ahli, dan sebagainya,"

"Karena alat bukti yang disampaikan ke kami adalah video, video itu harus diterangkan ke ahli,"

"Harapan dari tim hukum, bersikap adil dan transparan, jangan mengkriminalisasi, seolah-olah dipaksakan ada pelaku karena ada tuntutan," tegas Fatkhur.

Kronologi Pengeroyokan

Teguh Istiyanto yang merupakan salah satu koordinator AMPB diduga dianiaya saat hendak menghadiri sidang Pansus Hak Angket DPRD Pati yang mendatangkan Bupati Sudewo sebagai saksi.

AMPB sering ikut memantau rapat Pansus Hak Angket ketika ada saksi yang dimintai keterangan.

Aliansi tersebut juga yang pada pertengahan Agustus 2025 lalu menjadi inisiator demo terkait kebijakan Sudewo.

Teguh dikeroyok oleh sejumlah pendukung Sudewo yang sejak Kamis pagi telah memadati depan Gedung DPRD Pati.

Saat ditanya apakah akan membawa kasus ini ke ranah hukum, Teguh menuturkan bahwa pihaknya akan mempertimbangkannya.

Baca juga: Sosok Teguh Istiyanto, Tokoh AMPB Pati Dikeroyok dan Rumah Dibakar di Hari Rapat Hak Angket

“Baru kami pertimbangkan untuk proses hukum. Itu nanti saja. Yang penting itu adalah pelajaran bagi kita, seluruh rakyat Pati dan seluruh rakyat Indonesia," ujarnya.

Mengutip TribunJateng.com, ia menegaskan bahwa di sistem demokrasi, perbedaan pendapat merupakan hal yang wajar.

"Di sistem demokrasi, perbedaan pendapat adalah hal biasa. Wajar ada oposisi. Kebetulan kami oposisi pemerintahan Pak Sudewo. Harap dimaklumi, bagian dari demokrasi memang seperti itu," jelas Teguh.

Ia juga menceritakan kronologi penganiayaan yang menimpa dirinya.

Awalnya, ia hendak masuk ke Gedung DPRD Pati untuk mengawal sidang Pansus.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved