Berita Viral
Paguyuban Tukang Becak di Solo Tolak Kehadiran Bajaj Online, Dishub Kaji Aturan Kendaraan Roda 3
Puluhan bajaj online Maxride beroperasi di Solo, picu protes tukang becak karena izin belum lengkap dan ancam transportasi tradisional.
TRIBUNNEWS.COM - Puluhan bajaj online berwarna merah mulai beroperasi di wilayah Solo, Jawa Tengah sejak Jumat (3/10/2025).
Kendaraan roda tiga ini dapat dipesan melalui aplikasi Maxride dengan tarif mulai Rp10 ribu.
Bajaj dapat dinaiki maksimal empat orang dengan satu sopir berada di depan.
Bajaj pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1970-an dan menjadi ikon transportasi kota seperti Jakarta.
Namun, bajaj tak pernah ditemukan di Solo sebelum aplikasi Maxride beroperasi di kota Bengawan.
Kasatlantas Polresta Surakarta, Kompol Agung Yudiawan, meminta manajemen Maxride melengkapi sejumlah dokumen dan izin.
Polisi ingin memastikan kondisi kendaraan memenuhi standar serta pengemudi memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM).
“Kami imbau agar operasionalnya distop dulu sampai semua izin lengkap. Kalau nanti sudah berizin dan memenuhi persyaratan teknis serta administrasi, tentu kami dukung. Tapi selama belum jelas, sebaiknya tidak beroperasi dulu,” ungkapnya.
Forum Komunikasi Keluarga Becak (FKKB) menolak kehadiran bajaj online di Solo karena mempengaruhi pendapatan para tukang becak.
Koordinator FKKB, Sari Wahyuni Puji Astuti, menerangkan Dishub Solo belum menyelesaikan persoalan becak motor (bentor) dan kini ditambah bajaj mengaspal di Solo.
“Bajaj ini teman-teman menolak. Mohon penegasan untuk bentor juga. Bentor belum terselesaikan, ini tambah bajaj. Karena tarifnya murah, untuk satu angkutan bisa membawa tiga orang. Persaingan juga,” ucapnya, dikutip dari TribunSolo.com.
Baca juga: Polemik Bajaj Maxride di Solo, Polres Minta Operasional Dihentikan Dulu hingga Kata Dishub
Ia menerangkan ada 500 tukang becak di sekitar Solo yang pekerjaannya terancam karena bajaj online.
“Ini nanti kita coba audiensi ke Mas Wali dan Dishub. Kalau tidak ada perubahan, kita bicarakan lebih lanjut. Di Solo kurang lebih 500-an,” lanjutnya.
Menurutnya, becak kayuh perlu dipertahankan karena bagian dari sejarah transportasi di Solo.
“Intinya gimana caranya menolak bajaj. Nggak mau (bermitra). Tetap kita mau konsisten untuk becak manual di Solo. Perlu karena itu sejarah alat transportasi yang ada di Solo,” imbuhnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.