Sabtu, 11 Oktober 2025

Aksi ABC WoodenToys Berkarya Bersama Difabel: Buat Mainan Edukatif yang Tembus Pasar Internasional

"Jadi kalau ada apa-apa kami menyampaikan lewat tulisan," kata Rita di ABC WoodenToys saat memberi instruksi kepada karyawan penyandang bisu dan tuli.

Penulis: Isti Prasetya
Editor: Tiara Shelavie
Tribunnews/Imam Saputro
KARYA DIFABEL - Rita Indriana saat ditemui Tribunnews.com di tokonya yang beralamatkan di Gendeng GK IV/598 A, Baciro, Gondokusuman, Yogyakarta pertengahan September 2023. 

“Kebetulan suami juga mengajar kriya, jadi pas, mainan edukatif dari kayu seperti itu pada tahun 2000-an masih kurang dikenal, jadi kami bikin sekaligus ingin membuka lapangan kerja bagi lulusan murid-murid suami saya,” terang wanita yang pada tahun 2025 berusia 55 tahun ini.

Selain itu, pada 2003, mainan edukatif masih menjadi barang langka di Jogja, peluang itu yang diejawantahkan menjadi ABC Wooden Toys, UMKM yang menyediakan mainan edukatif untuk murid PAUD, TK, dan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

“Kami ingin menunjukkan di Jogja ada lo yang bisa bikin mainan edukatif, dan sekarang juga berkembang tak hanya ke anak-anak di pendidikan formal atau nonformal, tapi juga ke terapi kesehatan di beberapa rumah sakit,” terangnya.

“Dan kami hadir dengan misi khusus yakni merangkul teman-teman difabel untuk berkarya di ABC Wooden Toys,” tambah Rita.

Terbaru ABC Wooden Toys memproduksi alat bantu untuk terapi penyembuhan pasien stroke di beberapa rumah sakit di Jogja.

Bahkan APE buatan ABC Wooden sudah memiliki standar Standar Nasional Indonesia (SNI) sejak 2015 yang meliputi bentuk mainan, cat pelapis, dan teknik penyambungan yang dipastikan aman untuk anak-anak ataupun pengguna lain seperti pasien yang menjalani terapi kesehatan tertentu.

Produksi Tak Henti

Rita dan suami juga ingin menepis anggapan kaum difabel tidak bisa bekerja dengan baik di dunia kerja.

"Sebenarnya untuk kualitas hasil produksi sama, malah teman-teman difabel bisa lebih fokus dan tekun untuk mengerjakan sesuatu, hanya memang di awal untuk instruksi tertentu harus pelan-pelan dan satu per satu," jelasnya.

Meski demikian, target pembuatan APE sebanyak 300-400 buah per bulan bisa dipenuhi tanpa ada kendala.

“Pernah peak season dan ada pameran, kami produksi hingga 1.000-an buah mainan edukatif juga bisa tercapai,” jelas Rita.

Stigma lain yang ingin ia ubah adalah penyandang difabel sering dianggap jadi beban keluarga karena tak bisa mandiri di kehidupan sehari-hari.

“Beberapa karyawan kami secara nyata sudah tak jadi beban bagi keluarga, bahkan bertransformasi jadi tulang punggung keluarga.”

“Misalnya Mas Topan, ibunya dulu adalah buruh cuci pakaian, sekarang setelah Mas Topan settle di sini, ia sudah bisa 'memaksa' sang ibu untuk mengurangi pekerjaannya sebagai buruh cuci dengan memberikan ke keluarga gaji yang ia terima dari sini,” terang Rita.

Contoh lain adalah Agus yang sudah bisa membeli sebuah sepeda motor seharga puluhan juta secara tunai.

Topan, satu di antara karyawan penyandang difabel di ABC Wooden Toys saat mengecat mainan edukatif beberapa waktu lalu.
Topan, satu di antara karyawan penyandang difabel di ABC Wooden Toys saat mengecat mainan edukatif beberapa waktu lalu. (Dokumentasi ABC Wooden Toys)
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved