Kamis, 20 November 2025

Nasib Miris Kiper Muda Bandung yang Diduga Jadi Korban TPPO di Kamboja

Rizki Nur Fadhilah (18), remaja asal Kabupaten Bandung diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang dan kini berada di Kamboja.

TribunJabar.id/Adi Ramadhan Pratama
TUNJUKKAN FOTO - Imas Siti Rohanah (52) warga Kelurahan Pesawahan, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung sedang memegang foto cucunya Riski Nur Fadhilah (18). Fadhil diduga ditipu oleh seseorang yang mengaku menjadi manajer klub profesional asal Medan dan kini sedang kerja paksa di Kamboja. 
Ringkasan Berita:
  • Rizki Nur Fadhilah (18), remaja asal Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
  • Fadhil diduga ditipu oleh seseorang yang mengaku menjadi manajer klub profesional asal Medan. 
  • Fadhil kini berada di Kamboja dan dipaksa bekerja sebagai scammer.

TRIBUNNEWS.COM - Rizki Nur Fadhilah (18), remaja asal Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan kini berada di negara Kamboja.

Kabar tersebut mencuat setelah neneknya yang bernama Imas Siti Rohanah (52) mengunggah permintaan tolong kepada pemerintah setempat untuk segera memulangkan cucunya.

Dilansir TribunJabar.id, Fadhil adalah remaja yang memiliki hobi bermain sepak bola sejak kecil.

Ia bercita-cita menjadi seorang pemain sepak bola di klub profesional.

Akan tetapi, perjuangannya menjadi pemain sepak bola profesional mengalami kendala.

Pasalnya, Fadhil diduga ditipu oleh seseorang yang mengaku menjadi manajer klub profesional asal Medan. Kini ia justru bekerja paksa di Kamboja.

"Jadi awalnya Fadhil tahu seleksi itu dari media sosial Facebook, lalu ada orang yang mengaku sebagai manajemen itu." 

"Katanya, mau seleksi masuk PSMS Medan dan untuk gabung SSB Sparta FC di Medan," ujarnya Imas Siti Rohanah pada Selasa (18/11/2025).

Imas menyebut, cucunya kesayangannya tersebut sering bermain sepak bola sebagai penjaga gawang atau kiper

Ia juga diketahui mengikuti salah satu Sekolah Sepak Bola (SBB) lokal di Kabupaten Bandung dan sempat berlatih di Diklat Persib.

"Dia dulunya ikut SSB Hasebah. Pernah juga di Persib Junior atau Diklat Persib. Makanya mungkin dia mudah diiming-imingi ikut seleksi." 

Baca juga: Soroti Dugaan TPPO Terhadap ABK Perikanan, Legislator Desak Komnas HAM dan Polri Usut Tuntas

"Tapi SSB-nya, katanya tidak tahu kalau dia pergi ke Medan. Baru tahu setelah viral," terang Imas.

Dalam kesehariannya, Fadhil dikenal sebagai sosok periang dan sangat aktif bersosialisasi. 

Selain aktif bermain sepak bola, dirinya juga sering membantu keluarganya berjualan cokelat.

"Dia tidak manja, tapi mungkin karena ibunya di Hongkong dan ayahnya bekerja, dia banyak menghabiskan waktu bersama pamannya."

"Pamannya punya usaha cokelat, jadi dia sering bantu-bantu di sana. Selain itu, dia latihan bola. Sehari-harinya seperti anak-anak lain," ucapnya.

Imas mengungkapkan bahwa keluarga sangat khawatir dengan kondisi Fadhil.

Ia menyebut, cucunya sering mendapatkan perlakuan buruk di Kamboja.

Bahkan jika tidak menyelesaikan pekerjaannya sebagai penipu atau scammer di platform percintaan dengan baik, Fadhil mendapatkan hukuman hingga kekerasan fisik.

"Dia sering disiksa. Disiksanya seperti disuruh push-up ratusan kali, disuruh membawa galon ke lantai sepuluh. Padahal anak sekecil itu jelas tidak terbiasa kerja seperti itu," ujarnya.

Oleh karena itu, ia berharap kepada pemerintah daerah ataupun pihak-pihak terkait bisa memberikan respons yang cepat untuk memulangkan cucunya dari Kamboja.

"Kami berharap cucu kami bisa cepat dipulangkan dalam keadaan sehat. Kami minta semua pihak terkait, terutama pemerintah, membantu memulangkannya secepat mungkin," ucapnya.

Kronologi Keberangkatan

Awalnya, Fadhil diyakinkan untuk menerima tawaran kontrak sebagai pemain sepak bola di sebuah SSB di Medan.

Kontrak tersebut dijanjikan berlaku selama satu tahun.

Berdasarkan informasi yang disampaikan pelapor, Fadhil lantas berangkat dari Dayeuhkolot menuju Jakarta pada tanggal 26 Oktober 2025.

Ia meyakini perjalanan itu adalah langkah awal yang akan membawanya ke Medan untuk memulai karier sepak bolanya.

Akan tetapi, setibanya di Jakarta, Fadhil tidak langsung dibawa ke Medan. Perjalanannya justru berubah arah.

Tiga hari kemudian, pada tanggal 29 Oktober 2025, Rizki memberi kabar mengejutkan kepada keluarganya bahwa ia sudah berada di Kamboja.

(Tribunnews.com/Deni)(TribunJabar.id/Adi Ramadhan Pratama)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved