Sosok SF Guru PPPK Tewas Tangan Kakinya Terikat, Tempuh Perjalanan 2 Jam dari Kos ke Sekolah
Penyebab kematian SF (27), seorang guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Ogan Komering Ulu (OKU), Sumsel belum terungkap.
Ringkasan Berita:
- Penyebab kematian SF guru PPPK di Ogan Komering Ulu (OKU), Sumsel belum terungkap.
- Sosoknya dikenal sederhana dan tak banyak menuntut kepada orangtua.
- Korban diduga dibunuh, namun keluarga korban menolak dilakukan autopsi.
- Ini menyulitkan polisi untuk mengungkap penyebab kematian korban.
TRIBUNNEWS.COM, BATURAJA - Penyebab kematian Sayidatul Fitriyah atau SF (27), seorang guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Ogan Komering Ulu (OKU), Sumsel belum terungkap.
Namun polisi menduga SF menjadi korban pembunuhan.
SF sebelumnya ditemukan tewas di kosnya, Rabu (20/11/2025).
Saat ditemukan tangan kaki korban dalam kondisi terikat.
Tangan korban diikat kain warna merah putih dan kaki terikat kain.
Baca juga: Guru PPPK di Sumsel Ditemukan Tewas: Kondisi Terikat, Polisi Sesalkan Keluarga Tolak Autopsi
Sementara mulutnya diikat kain dan ditutupi jilbab hitam.
Korban masih menggunakan seragam kerja baju putih dan celana panjang hitam saat ditemukan warga.
Sosok Korban
Siapa SF? Korban SF adalah warga Dusun Merbau, Desa Raja Basa Baru, Kecamatan Mataram Baru, Kabupaten Lampung Timur.
Dusun Merbau merupakan bagian dari Desa Raja Basa Baru (kadang ditulis “Rajabasa Baru”) di Kecamatan Mataram Baru, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung.
Kecamatan Mataram Baru berada di dataran rendah dengan topografi sebagian besar datar (kelerengan rendah) menurut profil Kabupaten Lampung Timur.
Korban adalah guru PPPK kelahiran Lampung Timur, 28 Juli 1998.
Korban baru diangkat sebagai ASN PPPK per 1 Oktober 2025.
Baca juga: Viral Kasus PNS Banten Dituding Rendahkan dan Sindir PPPK, DPRD Turun Tangan
Ini artinya korban belum dua bulan menjadi ASN PPPK.
Guru PPPK atau Guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja adalah tenaga pendidik yang bekerja di sekolah negeri dengan status pegawai pemerintah, tetapi bukan PNS.
Mereka diangkat melalui seleksi resmi oleh pemerintah dan memiliki masa perjanjian kerja tertentu (kontrak), yang dapat diperpanjang sesuai kebutuhan dan kinerja.
Jabatan terakhirnya sebagai guru TIK di SMP Negeri 46 OKU.
Dia mendapat penempatan sebagai guru PPPK di SMP Negeri 46 OKU, Sumsel.
SF dikenal sebagai sosok sederhana dan tak banyak menuntut kepada orangtua.
Saat mendapat kabar lulus sebagai guru berstatus PPPK di SMP Negeri 46 OKU, SF sangat bersyukur.
Meski dia tahu lokasi sekolah itu berada di pelosok pedesaan dan sulit dijangkau dari kosannya di Desa Suka Pindah.
Butuh waktu sekitar 2 sampai 3 jam ditempuh dengan sepeda motor.
Diketahui Desa Suka Pindah termasuk wilayah pedesaan yang berkembang dengan pemukiman dan kos-kosan bagi pekerja/pendatang.
Ibu korban, Kasyati mengatakan, anaknya itu memilih mengajar di pelosok desa karena ingin membantu mencerdaskan kehidupan bangsa.
SMP Negeri 46 OKU--tempat korban bertugas hanya memiliki tiga kelas dan dipimpin oleh kepala sekolah bernama Nuraisyah.
"Setahu saya, anak saya belum punya pacar. Dia lagi menjalankan tugasnya sebagai guru," kata Kasyati.
Mimpi Bayi Meninggal
Kasyati menceritakan anaknya itu sempat curhat kepadanya tentang mimpi buruk yang dialaminya beberapa kali.
Saat itu Kasyati tengah menginap di kosan SFdi Desa Suka Pindah Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya (KPR) Kabupaten OKU, Sumsel, pada 21 Oktober 2025 lalu.
"Dia mimpi bertemu dengan bayi meninggal dan mimpi buruk lainnya," kata Kasyati, Kamis (20/11/2025).
Bahkan sempat ada ular masuk yang sempat dianggap anaknya sebagai pertanda buruk.
Namun saat itu Kasyati tak terlalu menanggapinya.
"Karena baru pindah di kosan baru, jadi saya tidak terlalu memikirkan soal firasat kurang baik," ujarnya.
HP Hilang
Polisi menyebut ada dua barang korban yang belum ditemukan yakni kunci motor dan satu HP.
Sedangkan laptop dan uang serta satu HP lagi masih berada di tempatnya.
Menurut Kasyati, HP yang hilang itu diduga merupakan ponsel utama milik anaknya yang terdapat aplikasi perbankan di dalamnya.
SF sempat menghubungi dan pamit ingin pergi ke Kota Baturaja, OKU untuk mengurus suatu keperluan.
"Katanya hari kami mau ke Baturaja naik motor. Saya pesan, hati-hati di jalan," ujarnya.
Selama hidupnya, SF memang sering menghubungi ibunya untuk saling bertukar kabar karena dia berada di Kabupaten OKU, Sumsel sedangkan ibunya di Lampung Timur.
Awal Mula Penemuan Jasad Korban
Penemuan mayat pertama kali diketahui oleh dua warga, Resta dan Zainuddin.
Keduanya curiga karena sepeda motor korban belum dimasukkan ke dalam kos meski hari sudah hampir malam.
Saat membuka pintu kos, kedua saksi terkejut melihat korban sudah tidak bernyawa.
Saat ditemukan, korban mengenakan celana panjang hitam dan atasan putih.
Kapolres OKU, AKBP Endro Aribowo menegaskan, korban diduga dibunuh.
Dugaan ini mencuat melihat kondisi korban yang tewas dengan posisi terikat.
Kapolres mengatakan kecurigaan tersebut harus dibuktikan dengan melakukan autopsi.
Sayang pihak keluarga menolak proses autopsi.
"Sayangnya, pihak keluarga menolak dilakukan autopsi, sehingga menyulitkan petugas untuk membuktikan penyebab kematian korban," katanya.
Kasubsi Penmas Polres OKU, Ipda Chandra M, SH membenarkan pihaknya tengah menangani kasus ini.
Namun keluarga korban menolak dilakukan autopsi dan telah menandatangani surat pernyataan penolakan.
Jenazah kemudian langsung diserahkan kepada pihak keluarga.
Pada Kamis (20/11/2025) siang, jenazah dipulangkan ke kampung halaman korban di Dusun Merbau, Desa Raja Basa Baru, Kecamatan Mataram Baru, Kabupaten Lampung Timur.
Hasil Visum
Hasil visum luar jenazah ditemukan luka memar di paha kanan, kening, pergelangan tangan dan kaki akibat jeratan kain.
Lalu ada luka di bawah telinga kanan dan pembengkakan di bagian mulut korban.
Barang bukti yang diamankan polisi antara lain HP Samsung, beberapa jilbab, tali karet hitam, handuk, dan pakaian korban.
Penulis: (TribunSumsel.com/Leni Juwita) (Tribunnews.com)
Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Guru PPPK SMPN 46 OKU Tewas di Kosan Terindikasi Pembunuhan, Polisi Sayangkan Keluarga Tolak Autopsi
Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Impian SF, Guru SMPN 46 OKU Tewas di Kos, Ingin Cerdaskan Anak Bangsa, Tempuh Jarak 3 Jam ke Sekolah
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.