Tarif Rp 1.000 Trans Jateng, Iringi Langkah Pelajar Jawa Tengah Raih Cita
Cerita sejumlah pelajar mengenai kehadiran layanan transportasi Trans Jateng yang mengiringi langkah pendidikan mereka.
TRIBUNNEWS.COM - Penurunan tarif khusus Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng dari Rp 2.000 menjadi Rp 1.000 bagi sejumlah kategori penumpang mendapat sambutan baik dari masyarakat di Jawa Tengah.
Diketahui, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi meneken kebijakan tarif khusus Rp 1.000 untuk pelajar, buruh, lansia, veteran, dan penyandang disabilitas yang berlaku sejak 15 Mei 2025.
Cerita hadir dari Kota Solo, di mana para pelajar mengapresiasi penurunan tarif dan layanan Trans Jateng.
Temani Perjalanan dari SMP hingga SMA
Sementara itu bagi Hanif Faturrahman, Trans Jateng menemani perjalanan pendidikannya dari bangku SMP hingga SMA.
Saat ini, Hanif duduk di kelas X SMA Negeri 5 Surakarta.
Beralamat di Kalijambe, Sragen, Hanif setiap hari memanfaatkan Trans Jateng baik untuk berangkat maupun pulang sekolah.
Saat berangkat, Hanif naik bus Trans Jateng koridor Sumberlawang-Solo dan turun di Terminal Tirtonadi. Setelah itu, ia berganti layanan Trans Jateng koridor Solo-Wonogiri untuk menuju sekolah.
"Tiap hari pakai Trans Jateng, sangat membantu karena biaya pulang pergi hanya Rp 4.000," ungkapnya saat dijumpai di Terminal Tirtonadi, Solo, Jumat (21/11/2025).
Menurutnya, penurunan tarif pelajar bisa membuat sisa uang jajannya lebih banyak dan dimanfaatkan untuk hal lain.
Sebelumnya, saat duduk di bangku SMP, Hanif setiap hari juga menggunakan layanan Trans Jateng.
"Waktu SMP saya sekolah di SMP Negeri 1 Gemolong, jadi setiap hari sudah naik Trans Jateng."
"Bedanya dulu kalau berangkat ke arah utara, sekarang ke arah selatan," sambungnya.
Hanif mengaku nyaman menggunakan layanan Trans Jateng.
"Biayanya murah tapi fasilitas cukup memadai, AC-nya juga dingin, jadi nyaman," ujar Hanif.
Fasilitas Nyaman
Anindya Padma Sari, siswa kelas X SMA Batik Surakarta mengaku sangat terbantu dengan hadirnya Trans Jateng.
Anin, begitu Ia disapa, setiap sepekan sekali menggunakan Bus Trans Jateng untuk pulang kampung ke rumahnya di Selogiri, Wonogiri yang berjarak sekitar 35 kilometer dari Kota Solo.
Dari Senin hingga Jumat, Anin tinggal di indekos untuk menimba ilmu di Kota Bengawan.
Setiap Jumat siang, Anin memanfaatkan kehadiran bus Trans Jateng untuk pulang ke Wonogiri.
"Jadi kalau Senin pagi itu diantar, lalu seminggu sekali saya pulang ke Wonogiri," ucapnya saat ditemui di ruang tunggu Terminal Tirtonadi Solo.
Ia mengaku senang dengan penurunan tarif Trans Jateng, namun fasilitas tetap bagus.
"Tarif Rp 1.000 sangat membantu anak sekolah, sebenarnya Rp 2.000 saja itu sudah tidak kemahalan buat pelajar, tapi sekarang jadi Rp 1.000 ya semakin senang," ungkapnya.
Meski begitu, Anin bisa dibilang sudah lama memanfaatkan kehadiran Trans Jateng.
"Dulu waktu masih SMP sering juga naik Trans Jateng dari Wonogiri ke Solo Baru untuk main," ungkapnya.
Menurutnya, Trans Jateng menjadi moda transportasi yang nya,nyaman.
"Fasilitasnya enak, ada AC-nya jadi lebih nyaman," ujarnya.
Uang Saku Bisa Ditabung
Cerita lain datang dari Fauziyah Elvina, siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Surakarta.
Tinggal di Sadon, Gondangrejo, Karanganyar, Fauziyah setiap hari memanfaatkan bus Trans Jateng untuk pulang sekolah.
"Setiap hari naik Trans Jateng, pas pulang sekolah karena berangkat diantar," ungkapnya.
Menurut Fauziyah, penurunan tarif Trans Jateng bermanfaat baginya.
Sisa uang saku yang diberikan orang tuanya, dapat ditabung.
"Walau cuma Rp 1.000 kalau kita konsisten tentu akan bermanfaat di kemudian hari," ujarnya.
Ditanya mengenai fasilitas Trans Jateng, Fauziyah menilai sudah cukup bagus.
"Semoga armadanya bisa tambah banyak sehingga makin memudahkan masyarakat," imbuhnya.
Hemat Biaya Perjalanan
Cerita lain disampaikan Cherla Tata Putri, mahasiswi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga asal Kabupaten Wonogiri.
Setiap satu bulan sekali, mahasiswi semester 5 jurusan Biologi ini pulang kampung ke Wonogiri.
Dari Salatiga, Cherla naik bus umum antarkota menuju Terminal Tirtonadi Solo.
Perjalanannya dilanjutkan dengan memanfaatkan bus Trans Jateng dari Solo menuju Wonogiri.
"Karena saya biasanya menunjukkan kartu mahasiswa, jadi saya dapat tarif Rp 1.000 dari Solo ke Wonogiri," ungkapnya saat ditemui di Terminal Tirtonadi Solo.
Ia semakin dimudahkan dengan metode pembayaran nontunai yang bisa dipakai untuk membayar.
"Saya biasanya pakai QRIS, cuma kepotong Rp 1.000 sudah bisa untuk perjalanan dari Solo ke Wonogiri, sangat murah sekali," imbuhnya
Cherla mengaku senang dengan hadirnya Trans Jateng rute Solo-Wonogiri.
"Kalau pakai bus biasa, dari Solo sampai Wonogiri Kota itu biayanya Rp 25.000, sekarang cuma Rp 1.000."
"Selain itu pemberhentiannya juga banyak, bahkan dari halte turun menuju rumah tinggal jalan saja," tambahnya.
Kenaikan Tarif Kategori Umum Tak Beratkan Masyarakat
Diketahui, tarif layanan Trans Jateng dibagi menjadi dua kategori, yaitu umum dan khusus.
Tarif khusus diberikan kepada pelajar, buruh, veteran, lansia, dan penyandang disabilitas.
Saat ini, tarif layanan kategori umum adalah Rp 5.000, dari sebelumnya Rp 4.000.
Meski begitu, hal ini tidak memberatkan masyarakat karena fasilitas layanan yang meningkat.
Hal itu dikatakan Mulyono, warga Wonogiri yang kerap memanfaatkan fasilitas Trans Jateng untuk bepergian ke Kota Solo.
"Menurut saya tarif Rp 5.000 saat ini tidak memberatkan, bahasa Jawa-nya cucuk, masih tergolong murah," ungkapnya.
Ia membandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan sebelum ada Trans Jateng.
"Kalau naik bus umum Rp 20.000, kalau pulang pergi Rp 40 ribu, nah ini kalau pakai Trans Jateng cuma Rp 10.000, jadi ya sangat murah," ungkapnya.
Aspek kenyamanan menjadi alasan Mulyono selalu menggunakan Trans Jateng.
"Menurut saya cepat ya, tidak banyak ngetem, berhenti cuma di halte tidak lama. Tempat duduk juga nyaman, maaf, kalau bus umum kadang banyak pengamen yang membuat tidak nyaman," ujarnya.
Komitmen Trans Jateng Berikan Pelayanan
Dihubungi terpisah, Kasi Operasional Balai Transportasi Jateng, Bayu Pramono Jati menilai Pemprov Jawa Tengah terus berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Salah satunya dengan penurunan tarif kategori khusus Rp 1.000 untuk buruh, pelajar, veteran, penyandang disabilitas, dan lansia.
"Jadi saat ini ada tambahan kategori khusus yaitu lansia dan penyandang disabilitas. Tarif khusus bagi lansia ditujukan untuk penumpang berusia 60 tahun ke atas, mereka bisa menunjukkan KTP kepada petugas yang ada di dalam armada untuk mendapatkan tarif khusus," ungkapnya saat dihubungi Tribunnews melalui telepon, Jumat (14/11/2025).
Bagi buruh, dapat ditunjukkan dengan seragam yang dikenakan, ID card perusahaan, atau menunjukkan kartu BPJS Ketenagakerjaan yang dimiliki.
"Sementara itu bagi para veteran dapat menunjukkan kartu anggotanya," ungkap Bayu.
Sementara itu, bagi penyandang disabilitas fisik tentu akan dibantu para petugas yang ada.
"Lalu bagi penyandang disabilitas non fisik bisa menunjukkan dokumen pendukung mengenai kondisi disabilitas non-fisiknya, surat, atau semacamnya," ungkap Bayu.
Volume Penumpang Alami Peningkatan
Atas penurunan tarif ini, jumlah penumpang Trans Jateng mengalami peningkatan.
"Untuk 2025 sampai dengan bulan Oktober, total penumpang mencapai 8,4 juta. Jika dibandingkan tahun 2024, naik sekitar 4 persen," ungkapnya.
Bayu menegaskan komitmen untuk terus meningkatkan fasilitas dan pelayanan untuk masyarakat sesuai dengan perencanaan Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi.
"Kami juga berharap makin banyak masyarakat yang memanfaatkan transportasi umum karena untuk mendukung transportasi berkelanjutan yang mengurangi masalah lingkungan hingga lalu lintas."
"Selain itu, penggunaan transportasi umum dapat membantu mengurangi pengeluaran sehingga bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan lain," pungkasnya.
(Tribunnews.com)
| Rekrutmen Relawan Pojok Rumah Pendidikan DKI Jakarta 2025: Syarat, Manfaat dan Cara Daftar |
|
|---|
| Eks Sopir Bakar Rumah Hakim Khamozaro Waruwu: Motif Dendam dan Sakit Hati, Curi Emas Rp480 Juta |
|
|---|
| Miss Meksiko yang Dituding 'Bodoh' Menang Miss Universe 2025 |
|
|---|
| Kronologi Pria Bunuh Guru SMP di OKU, Awalnya Cekcok dengan Istri |
|
|---|
| Diantar ART dan Sopir, Anak Bungsu Nikita Mirzani Jenguk Ibunya di Penjara |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.