Longsor di Banjarnegara
Update Longsor Banjarnegara: 16 Korban Belum Ditemukan, Operasi SAR Diperpanjang 3 Hari
Hingga sepekan sejak longsor, ada 16 korban longsor di Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara masih dinyatakan hilang.
Ringkasan Berita:
- Dua jenazah korban tanah longsor di Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara kembali ditemukan tim SAR, Sabtu (22/11/2025).
- Total korban meninggal yang ditemukan kini mencapai 12 orang, 16 lainnya masih hilang.
- BNPB dan Basarnas memutuskan memperpanjang masa pencarian selama tiga hari ke depan.
TRIBUNNEWS.COM, BANJARNEGARA – Dua jenazah korban tanah longsor di Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, kembali ditemukan tim SAR, Sabtu (22/11/2025).
Penemuan tersebut menambah jumlah korban meninggal menjadi 12 orang, termasuk dua bagian tubuh yang sebelumnya telah ditemukan.
Sementara itu, 16 orang lainnya masih dinyatakan hilang.
Memasuki hari ketujuh operasi pada Sabtu (22/11/2025), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Basarnas memutuskan memperpanjang masa pencarian selama tiga hari ke depan.
Baca juga: Kisah Eti Terpisah dengan Suami & Anak saat Longsor Situkung Banjarnegara, Akhirnya Ketemu di Posko
Dengan perpanjangan ini, tim gabungan kini diterjunkan secara serentak di tiga sektor, tidak lagi secara bergantian seperti pada hari-hari sebelumnya.
OMC Cerahkan Langit Hari Ini
Cuaca cerah hari ini memberikan ruang bagi tim SAR untuk menyisir lokasi longsor dengan lebih optimal.
Saat para petugas mengais dan menggali tumpukan material di darat, sebuah pesawat Cessna Caravan berlogo BNPB dengan nomor registrasi PK-SNM melintas di udara, menaburkan bahan semai Kalsium Oksida (CaO) untuk mencegah pembentukan awan hujan.
Pesawat bermesin tunggal tersebut menjalankan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) guna mendukung kelancaran upaya para petugas di lapangan.
Sinergi antara operasi udara dan darat ini diharapkan dapat mempercepat penanganan darurat bencana longsor Banjarnegara, mulai dari pencarian dan pertolongan korban, pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak, hingga upaya pemulihan.
Penyebab Longsor
Diketahui, bencana tanah longsor melanda Dusun Situkung Desa/Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara pada Minggu (16/11/2025).
Penyebab longsor besar di Kecamatan Pandanarum tersebut, dinilai mengarah pada satu faktor geologi yang selama ini terabaikan.
Guru Besar Teknik Geologi dan Lingkungan UGM, Prof Dwikorita Karnawati, menyebut material lempung biru (blue clay) menjadi penyebab utama pergerakan tanah hingga berujung longsor di Banjarnegara.
Jenis tanah ini, kata Dwikorita, sangat sensitif terhadap air dan mengalami pembengkakan ekstrem saat jenuh air.
"Ketika kering, keras seperti batu. Saat menyerap air berubah menjadi material mirip pasta atau odol. Ketika jenuh, tanah ini kehilangan kekuatan dan mudah bergerak merayap," ucap Dwikorita, Kamis (20/11/2025).
Dwikorita mengungkapkan, longsor di Majenang Cilacap dan Pandanarum Banjarnegara memperlihatkan pola geologi yang serupa meski pemicunya tidak sama.
Keduanya berada di lereng pegunungan selatan Jawa hingga deretan gunung di bagian tengah Pulau Jawa yang memiliki lapisan tanah lapukan tebal, gembur, dan rapuh di atas lapisan kedap air.
Kondisi alamiah ini pun menyebabkan tanah penutup mudah bergerak ketika volume dan tekanan air meningkat atau saat lereng menerima gangguan luar.
"Polanya sama, pemicunya yang berbeda," tegasnya.
Pada beberapa lokasi, longsor dipicu curah hujan ekstrem yang meresap ke tanah dan meluncurkan bidang gelincir.
Namun, di lokasi lain pemicunya bisa dari getaran kendaraan besar, kendaraan berkecepatan tinggi, gempa bumi, atau aktivitas manusia seperti pemotongan kaki lereng untuk permukiman ataupun pertanian.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.