Konferda PDIP Sulsel, Ini Tiga Pesan Megawati Soekarnoputri untuk Seluruh Kader
Konferda PDIP Sulsel: Megawati titip tiga pesan, jangan nyaman, kobarkan semangat, perkuat akar rakyat.
Ringkasan Berita:
- Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan politik moral sebagai jawaban atas pragmatisme politik uang.
- Megawati titip pesan: jangan masuk zona nyaman, politik adalah perjuangan.
- Fighting spirit wajib dikobarkan dengan teguh memegang ideologi partai.
- Kekuatan sejati ada di akar rumput, rakyat jadi energi pergerakan.
- Subkomisi Politik & Cyber dibentuk, beri ruang kepemimpinan kader muda <40>
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menegaskan komitmen partainya untuk mengusung politik moral yang membangun peradaban sebagai jawaban atas praktik pragmatisme politik yang sering mengedepankan politik uang.
Hal tersebut disampaikan dalam pembukaan Konferensi Daerah (Konferda) dan Konfercab serentak PDIP Sulawesi Selatan di Makassar, Senin (24/11/2025).
Dalam pidato pembuka, Hasto menyoroti bahwa politik telah bergeser hingga menampakkan wajahnya yang pragmatis, wajah ‘political industrial complex’.
Dampaknya politik hanya nampak sebagai pertarungan kekuasaan dengan segala cara.
"Ketika kita melihat berbagai kecurangan-kecurangan dalam Pemilu 2024, kita melihat hal tersebut sebagai potret untuk melakukan evaluasi terhadap kualitas demokrasi. Banyak pengamat politik yang mengatakan bahwa berbagai kecurangan Pemilu telah mematikan demokrasi. Meskipun demikian, kita harus mengambil pelajaran terbaik dan menegaskan bahwa PDI Perjuangan selalu setia pada jalan demokrasi," tegas Hasto.
Hasto tidak hanya berhenti pada kritik, karena menurutnya, Indonesia dan PDIP punya rekam jejak sejarah bahwa kedaulatan rakyat adalah di atas segalanya.
"Itulah basis politik terpenting, meningkatkan kualitas kehidupan rakyat melalui pendidikan, sistem jaminan sosial, penguasaan teknologi, dan visi sebagai bangsa samudra," tambah Hasto.
Pria asal Yogyakarta itu mengatakan berbagai tantangan yang dihadapi PDIP pada Pemilu 2024 yang lalu masih lebih ringan dibandingan dengan perjuangan Bung Karno dan Megawati.
“Bung Karno menghadapi kolonialisme Belanda. Bu Mega menghadapi tekanan otoritarianisme dan mengibarkan Bendera Partai dibawah penindasan rejim penguasa. Karena itulah Konferda dan Konfercab ini untuk menata organisasi agar solid, ideologis, dan makin bergerak guna mendapatkan dukungan rakyat. PDI Perjuangan sudah biasa menghadapi cobaan. Itulah yang menjadikan Partai ini tetap kokoh berdiri dan dipercaya rakyat menang Pemilu Legislatif 3 kali berturut-turut," kata Hasto.
"Kita jadikan berbagai ujian sebagai enerji perjuangan, di situlah kekuatannya. Dari berbagai ujian di penjara hingga diasingkan, Bung Karno malah menyelami kehidupan rakyat marhaen secara mendalam. Pengasingan itu tidak mematikan cita-citanya, justru membuat semangat berkobar-kobar," sambung dia.
Dari perjuangan Bung Karno inilah, Hasto menyampaikan tiga pesan inti Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Pertama, jangan masuk zona nyaman, karena berpolitik adalah perjuangan. Kedua, kobarkan fighting spirit (semangat bertarung) dengan teguh memegang ideologi. Ketiga, perkuat akar rumput, karena kekuatan sejati ada di rakyat.
"Pahamilah wawasan geopolitik Bung Karno dalam pembangunan Sulawesi Selatan. Jadikan jalur perdagangan dunia yang membentang dari Samudera Hindia, melalui Selat Lombok, bergerak ke Utara melalui Selat Makasar, hingga menuju Pasifik sebagai pusat-pusat pertumbuhan. Laut adalah halaman depan kita," ucap Hasto.
Visi geopolitik tersebut harus mengakar pada kehendak rakyat. Jadikan rakyat sebagai energi pergerakan kepartaian, dan sekaligus luruskan wajah politik yang diwarnai oleh pertarungan kapital.
Sebagai bukti bahwa politik ala Bung Karno masih relevan, Hasto mengangkat kisah Zohran Mamdani, seorang imigran Muslim yang sukses menjadi Wali Kota New York meski hanya bermodal dana kecil, namun didukung gagasan besar.
Sumber: Tribunnews.com
| PDIP Tanggapi Pernyataan Ahmad Ali soal Nenek-nenek hingga Singgung Berlindung dari Kasus di KPK |
|
|---|
| Bela Jokowi Dituding Cawe-cawe, Ahmad Ali: Ada Nenek-nenek Puluhan Tahun Masih Jadi Ketua Partai |
|
|---|
| Ahmad Ali dan PSI Lupa Sejarah, Mengail di Air Keruh dan Rontoknya Idealisme |
|
|---|
| Aksi Heroik Bocah di Bulukumba, Terobos Kobaran Api demi Selamatkan Balita yang Tertidur |
|
|---|
| PDIP Bangun Basis Politik di Riau, Sekjen Hasto Gaungkan Spirit Melayu dan Teladan Tokoh |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tribunnews/foto/bank/originals/Konferda-dan-Konfercab-serentak-PDIP-Sulawesi-Selatan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.