Rabu, 17 September 2025

Begini Cara Kerja Pesawat Lipat Bikinan ITB, Bisa Masuk Tabung

Keunikan yang dimiliki yaitu pesawat terbang tanpa awak tersebut dapat dilipat dan dimasukan ke dalam tabung.

Editor: Ravianto
theofilus richard/tribun jabar
Nathan (kiri) dan Fadli (kanan), anggota Akash Adhyaksa, Divisi Technology Development, Aksantara ITB, Bandung, Jumat (3/11/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Theofilus Richard

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pesawat terbang tanpa awak yang dibuat oleh Tim Akash Adhyaksa dari Divisi Technology Development, Aksantara ITB, memiliki keunikan tersendiri.

Keunikan yang dimiliki yaitu pesawat terbang tanpa awak tersebut dapat dilipat dan dimasukan ke dalam tabung.

Ditemui di markasnya, di PMO Sabuga ITB, Jumat (3/11/2017), beberapa anggota Tim Akash Adhyaksa menjelaskan cara kerja pesawat tersebut kepada Tribun Jabar.

Fadli, seorang anggota Tim Akash Adhyaksa, membawa sebuah tabung setinggi sekira 1,5 meter.

Di dalam tabung terdapat sebuah pesawat sepanjang 1,2 meter dengan sayap selebar 1,5 meter.

Pesawat seberat 3,5 kilogram tersebut bisa masuk ke dalam tabung karena sayapnya dapat dilipat dengan mudah.

"Jadi pada Divisi Technology Development, Aksantara ITB membawa konsep folding wing. Wahana tersebut mampu melipat sayap agar bisa masuk ke dalam tabung, lalu pesawat dapat diluncurkan melalui tabung menggunakan launcher," ujar Nathan, satu di antara anggota Tim Akash Adhyaksa, Divisi Technology Development, Aksantara ITB, kepada Tribun Jabar.

Setelah dikeluarkan dari tabung penyimpan pesawat, pesawat ini kemudian dimasukkan ke dalam sebuah tabung peluncur.

Tabung peluncur tersebut terdiri dari tabung yang di bawahnya terdapat sebuah tabung yang lebih besar berisi angin.

Launcher Pesawat Lipat Tim Akash Adhyaksa, Divisi Technology Development, Aksantara ITB, Bandung, Jumat (3/11/2017).
Launcher Pesawat Lipat Tim Akash Adhyaksa, Divisi Technology Development, Aksantara ITB, Bandung, Jumat (3/11/2017). (TRIBUNJABAR.CO.ID/THEOFILUS RICHARD)

Menurut penuturan Fadli, anggota Tim Akash Adhyaksa, udara yang dibutuhkan dalam tabung peluncur tersebut sebanyak tujuh bar.

Setelah launcher tersebut dihubungkan ke listrik berdaya sekira 200 volt, maka pesawat hampir siap diluncurkan.

Pesawat ini nantinya akan mengikuti dua buah pesawat kecil yang berfungsi sebagai pengirim sinyal pengendali ke Ground Control Station.

Satu pesawat berfungsi sebagai pesawat misi dan satu pesawat sebagai pesawat relay.

Sistem ini disebut coordination air relay system.

Pesawat Misi dan Pesawat Relay, untuk mengendalikan Pesawat Lipat Tim Akash Adhyaksa, Divisi Technology Development, Aksantara ITB, Bandung, Jumat (3/11/2017).
Pesawat Misi dan Pesawat Relay, untuk mengendalikan Pesawat Lipat Tim Akash Adhyaksa, Divisi Technology Development, Aksantara ITB, Bandung, Jumat (3/11/2017). (TRIBUNJABAR.CO.ID/THEOFILUS RICHARD)
Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan