Kamis, 28 Agustus 2025

Gempa di Sulteng

Gempa Palu Dinyatakan Sebagai Fenomena Supershear Langka, Ini Alasannya!

Dua studi membuktikan gempa Palu yang terjadi pada 28 September 2018 merupakan peristiwa gempa supershear langka.

Editor: Fathul Amanah
TRIBUNNEWS.COM/IST
Para pesulap seperti Afriza dari Batam, Ezha dan Syawal dari Kendari, Ocky Fummo dan John Silombo (Purwokerto) Azwar (Makassar ), Chicko (Lampung), Hengky (Banten), Briyan (Bogor), Hanes (Lombok), Win (Tangerang), Eghie (Tegal) dan Mario (Palu), yang dipercaya Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia bantu para korban gempa Palu dan Lombok. TRIBUNNEWS.COM/IST 

Tekanan tinggi pada keping-keping raksasa terbentuk dan akhirnya melemah sampai akhirnya melakukan pergeseran di sepanjang patahan.

Energi gelombang geser kemudian menyebar melalui kerak bumi ke segala arah sehingga kita bisa merasakan goncangan gempa.

Namun, kecepatan gempa sebenarnya ditentukan oleh gesekan geologi di sekitarnya.

Umumnya kecepatan gempa ada di kisaran 4-9 kilometer per detik.

Namun, gempa bumi supershear mendobrak teori itu dan bergerak dengan kecepatan super hingga dianalogikan menyebabkan efek ledakan sonik.

Ini adalah jenis gempa bumi langka dan baru diamati kurang dari 15 kali dalam seabad terakhir.

Gempa bumi supershear dianggap sebagai biang keladi bencana yang melanda San Francisco pada 1906.

Science Alert pada Selasa (6/2/2019) menyebut, Pulau Sulawesi berada di tengah-tengah teka-teki lempeng tektonik.

Baca: Gempa Hari Ini - BMKG Catat 3 Guncangan Cukup Besar hingga Kamis Petang, Terjadi di Ternate-Papua

Persimpangan yang paling aktif di sana adalah sesar Palu-Koro, yang terdiri dari lempeng saling bergeser secara lateral terhadap arah yang berlawanan dalam mode strike-slip.

Bila lempeng strike-slip bergerak dengan kecepatan supershear, secara teoritis gempa dimulai di zona yang sedikit lebih kasar sebelum akhirnya mengeluarkan kecepatan penuh.

Para ahli berpendapat, pola zig-zag yang kompleks di patahan Palu-Koro menyulitkan gempa dengan peningkatan kecepatan.

Salah satu data yang membuktikan bahwa gempa Palu tergolong supershear adalah adanya data gempa susulan dari citra satelit yang menunjukkan gempa bergerak sejauh 150 kilometer hanya dalam 35 detik.

Hal ini dibuktikan oleh ahli dari Universitas California, Los Angeles (UCLA).

Mereka menggunakan data teleseismik dan penginderaan jarak jauh gempa untuk menghasilkan pencitraan terperinci dari proses patahan.

Data itu menunjukkan kecepatan gempa palu 4,1 kilometer per detik.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan