Kamis, 28 Agustus 2025

Mengenal Ikan Alligator: Ikan Predator Air Tawar, Dilarang Dipelihara di Indonesia, Ini Alasannya

Ikan Aligaor mampu tumbuh hingga 3 meter ketika dewasa dan beratnya mampu mencapai 150 kg.

Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM/IST/HO
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) menerima 212 ekor ikan alligator dari masyarakat pemilik ikan asing berbahaya. Ikan-ikan Berbahaya alligator langsung diterima oleh Kepala Balai KIPM Jakarta II Nandang Koswara, di Kantor Balai KIPM Jakarta II, Tanjung Priok, Senin (9/7/2018). 

Meski tak membahayakan manusia, namun ikan ini sangat berbahaya bagi ekosistem air tawar.

Ikan Aligator dikategorikan invasif, dan bisa mengancam habitat.

Di alam bebas, ikan ini akan memakan ikan-ikan kecil jika dilepasliarkan.

Terkadang masyarakat yang tak mengerti akan sifat alligator gar ini main lepas liar ikan ini dengan sembarangan.

Dilansir situs Kementerian Perikanan dan Kelautan, aturan terkait memelihara ikan aligator ini tertuang dalam Undang-undang 31 Tahun 2004 yang diubah menjadi Undang-undang 45 Tahun 2009.

Selain itu juga terdapat di Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 41 Tahun 2014.

Sesuai aturan, mereka yang memelihara ikan-ikan berbahaya dapat dikenai hukuman pidana penjara 6 tahun dan denda Rp1,5 miliar.

Sementara, jika melepasliarkan ke perairan umum bisa dikenai hukuman pidana penjara 10 tahun dan denda Rp2 miliar.

Selain ikan alligator ikan lain yang membahayakan sumber daya hayati ikan di Indonesia yakni Arapaima Gigas, Aligator dan Piranha.

“Kita ambil contoh ikan Aligator yang tahan untuk tidak makan selama beberapa hari, namun bila di suatu tempat tersedia banyak makanan, ikan aligator akan makan sebanyak-banyaknya,” kata Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kementerian Kelautan dan Perikanan, Rina.

Jika ada yang tak sengaja menemukan atau tak mengetahui larangan ikan aligator dipelihara, masyarakat diimbau untuk menyerahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) atau BKIPM.

"Jangan dilepas liar sembarangan karena ini bukan satwa asli Indonesia dan bersifat invasif yang berpotensi merusak ekosistem asli dan memangsa satwa-satwa endemik," ucapnya.

 

(Tribunnews.com/Tio) 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan