Fosil Tengkorak Nenek Moyang Manusia Berusia 240 Ribu Tahun Ditemukan dalam Lorong Gua Sempit
Tengkorak yang terfragmentasi tersebut disebut Leti, ditemukan jauh di dalam sistem gua Bintang Baru Afrika Selatan
Editor:
Eko Sutriyanto
Daerah itu hampir tidak dapat dinavigasi oleh penambang gua berpengalaman dengan peralatan modern sekalipun.
Tidak ada pula bukti bahwa hewan membawa tulang Homo naledi ke dalam gua lantaran tidak ada bukti pemangsaan.
Tulang-tulang tersebut tampaknya ditempatkan di dalam gua, tidak dicuci, karena tidak ditemukan bercampur dengan sedimen.
Ada kemungkinan, lebih dari 240 ribu tahun lalu, nenek moyang manusia berotak seukuran jeruk sengaja memasuki gua.
Mereka mungkin masuk via saluran vertikal menyempit hingga 18 sentimeter di beberapa tempat dan meletakkan mayat.
Para ilmuwan menyatakan, tidak ada alat atau artefak yang ditemukan di samping fosil sistem gua Bintang Baru Afrika Selatan.
Ada tanda hewan memasuki gua, di luar dua spesimen babun remaja, tetapi satu di antaranya jauh lebih tua dari Homo naledi.
"Homo naledi hidup bersamaan dengan Homo sapiens," ujar John Hawks, antropolog di University of Wisconsin-Madison.
Penjelajahan ke dalam gua menunjukkan bahwa mereka termasuk manusia modern, lebih cerdas, dan tahu penerangan.
Berdasarkan data museum Smithsonian, Homo naledi berjalan tegak bertinggi 1,44 meter, dan berbobot 40-56 kilogram.
Baru kali pertama ini para ilmuwan berhasil menemukan tulang kotak tengkorak atau tempurung kepala serta enam gigi.
Baca juga: Jasad Pria Ditemukan Nyaris Tinggal Tengkorak di Kampar, Diduga Sudah Meninggal 3 Pekan Lalu
Tulang-tulang dan gigi-gigi itu ditemukan selama penjelajahan lorong-lorong sempit berliku-liku di sekitar Dinaledi Chamber.
Para ilmuwan memetakan 316 meter lorong-lorong itu, mencari bukti jalur atau cara lain untuk masuk ke dalam ruangan itu.
"Banyak penghalang dan celah selebar kurang dari 30 sentimeter," timpal arkeolog Marina Elliott dari Simon Fraser University.
Para ilmuwan menemukan lebih banyak fosil di labirin bawah tanah tersebut, termasuk bukti kedua dari babon remaja.