Kamis, 25 September 2025

Fenomena Astronomis Pekan Ketiga Desember 2021: Bulan Purnama Mikro hingga Retrograd Venus

Simak daftar fenomena astronomis yang akan terjadi pada bulan Desember 2021 pekan ketiga, ada Bulan Purnama Mikro hingga Retrograd Venus.

http://edukasi.sains.lapan.go.id/
Pada tanggal 18-19 Desember akan terjadi fenomena Bulan Purnama Mikro (Micro Full Moon), berikut daftar fenomena astronomis yang akan terjadi pada bulan Desember 2021 pekan ketiga. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut inilah daftar fenomena astronomis yang akan terjadi pada bulan Desember 2021 pekan ketiga.

Melalui situs resmi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), ada beberapa fenomena langit yang terjadi berdasarkan kalender astronomis bulan Desember 2021.

Pada tanggal 18-19 Desember akan terjadi fenomena Bulan Purnama Mikro (Micro Full Moon).

Bulan Purnama Mikro terjadi pada tanggal 19 Desember 2021 pada pukul 11.35.33 WIB.

Selain itu juga terjadi fenomena Retrograd Venus pada tanggal 19 Desember.

Gerak retrograd Venus ini selalu terjadi setiap lima kali sewindu atau 584 hari sekali.

Baca juga: Mengenal Puncak Hujan Meteor Geminid dan Fenomena Astronomis Pekan Ketiga dan Keempat Desember 2021

Baca juga: Puncak Hujan Meteor Geminid Terjadi 14-15 Desember 2021, Ini Waktu Terbaik Menyaksikannya

Berikut Fenomena Astronomis Desember 2021 Pekan Ketiga, dikutip dari Edukasi Sains Antariksa LAPAN:

1. Konjungsi Bulan-Pleiades (16-17 Desember 2021)

Bulan berkonjungsi dengan Gugus Pleiades (Messier 44) di konstelasi Taurus pada pukul 04.01.51 WIB / 05.01.51 WITA / 06.01.51 WIT dengan sudut pisah 4,5 derajat.

Fenomena ini dapat disaksikan dari arah timur laut hingga barat laut sejak awal senja bahari (25 menit setelah terbenamnya Matahari) hingga awal fajar bahari (50 menit sebelum Matahari terbit) keesokan harinya.

Gugus Pleiades bermagnitudo +1,20 dan Bulan memasuki fase benjol/cembung awal dengan iluminasi antara 93,9%−95,0%.

2. Puncak Hujan Meteor Coma Berenicid (17 Desember 2021)

Coma Berenicid merupakan hujan meteor minor yang titik radiannya (titik asal kemunculan meteor) berada di dekat bintang Beta Leonis (Denebola/Asarfa) konstelasi Leo yang berbatasan dengan konstelasi Coma Berenices.

Hujan meteor ini bersumber dari sisa debu benda langit yang tidak diketahui dan pertama kali diamati oleh Richard E. McCrosky dan Annette Posen.

Hujan meteor ini dapat disaksikan sejak pukul 00.15 waktu setempat hingga keesokan harinya saat akhir fajar bahari (25 menit sebelum terbenam Matahari) dari arah Timur hingga Timur Laut (untuk pengamat di belahan di utara) atau Utara (untuk pengamatan di belahan selatan).

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan