Ilmuwan Temukan Planet Layak Huni, Diduga Bisa Beri Peluang Manusia Hidup di Dalamnya
Planet itu diduga memiliki air yang bisa menopang kehidupan di dalamnya, tetapi jaraknya sangat jauh yaitu 117 tahun cahaya.
Editor:
Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Sebuah planet yang disebut-sebut 'layak huni' ditemukan baru-baru ini.
Para ilmuwan menyebutkan planet tersebut berdekatan dengan bintang katai putih.
Planet itu diduga memiliki air yang bisa menopang kehidupan di dalamnya, tetapi jaraknya sangat jauh yaitu 117 tahun cahaya.
Baca juga: Penemuan Planet Ekstrasurya Baru, Bentunya Seperti Bola Rugbi
Seperti dikutip dari BBC, Sabtu (12/2/2022) planet yang belum memiliki nama itu terdeteksi di zona layak huni bintang, di mana suhu sekitarnya tidak terlalu dingin atau terlalu panas.
Dalam studi ini diterbitkan Royal Astronomical Society pada 8 Februari 2022, pemimpin studi dari University College London, Prof Jay Farihi memaparkan bahwa pengamatan planet itu sangat baru bagi para astronom.
Ini Penjelasan Ilmuwan
Hal ini juga yang menurutnya memberikan peluang bagi manusia untuk menghuni planet baru, yang diduga memiliki kandungan air di dalamnya itu.
Baca juga: Benarkah Status Pluto Akan Dikembalikan Sebagai Planet? Ini yang Terjadi
"Ini adalah pertama kalinya sesuatu terlihat di zona layak huni katai putih. Dengan demikian ada kemungkinan kehidupan di dunia lain yang mengorbitnya," ujar Farihi.
Biasanya bintang yang sangat besar akan menjadi lubang hitam saat mereka mati. Akan tetapi, ketika bintang yang berukuran lebih kecil mati, akan menjadi katai putih.
Ini lah bintang yang telah menggunakan semua bahan bakar nuklir, kemudian kehilangan lapisan luarnya.
Baca juga: Fenomena Geiser di Bumi dan Tata Surya, Di Yellostone Tak Setinggi di Bulannya Planet Saturnus
Menurut para peneliti, bintang-bintang itu biasanya seukuran planet, dan memancarkan cahaya putih kebiruan saat pertama kali terbentuk.
Di sisi lain, ada kemungkinan planet tersebut berjarak 60 kali lebih dekat ke bintangnya, dibandingkan dari Bumi ke Matahari.
Kendati demikian, tim peneliti tidak memiliki bukti langsung tentang keberadaan planet yang layak huni itu.
Namun, pergerakan 65 struktur seukuran Bulan yang mengorbit zona layak huni katai putih menunjukkan planet tersebut berada di sana.
Mereka menjelaskan jarak struktur yang tidak berubah, mengartikan bintang berada di bawah pengaruh gravitasi planet di sekitarnya.