NASA Batalkan Kegiatan Spacewalks Setelah Helm Astronotnya Terus Terisi Air
NASA telah melarang aktivitas ekstravehicular di luar ISS karena masalah intrusi air terus-menerus ke dalam pakaian luar angkasa besar yang mereka
Penulis:
Fitri Wulandari
Editor:
Choirul Arifin
Gandeng Startup Listrik Canoo
Sebelumnya, NASA mengumumkan telah memilih startup produsen kendaraan listrik Canoo untuk menyediakan mobil listrik nol emisi sebagai bagian dari misi Artemis NASA mendatang ke Bulan.
Dikutip dari Electrek.co, (12/4/2022) Canoo akan segera bergabung dengan Tesla dan Rivian sebagai produsen mobil listrik yang terintegrasi ke dalam ranah eksplorasi ruang angkasa.
Berita yang dibagikan Bloomberg, menyatakan startup kendaran listrik Canoo telah disadap oleh NASA untuk kontrak dari kumpulan beberapa penawar.
Kontrak yang diberikan kepada Canoo bernilai 147.855 dolar AS, dan para pesaing memiliki waktu hingga akhir bulan ini untuk memprotes keputusan tersebut.
Jika penghargaan itu benar-benar bertahan, Canoo akan memberi NASA setidaknya satu mobil listrik nya untuk mengangkut astronot Artemis.
Canoo Lifestyle Vehicle memiliki jangkauan 250 mil (400 km) dari paket baterai 80 kWh, dan satu motor listrik di bagian belakang dengan daya 250 kW (335 hp).

Dalam sebuah pernyataan kepada Bloomberg, NASA mempublikasikan kepercayaan pada Canoo, dan menyatakan bersemangat untuk kemitraan ini serta berharap dapat melihat kendaraan transportasi generasi berikutnya.
Menurut perusahaan rintisan itu, produksi komersial mobil listrik andalan Canoo akan dimulai pada tahun 2022.
Misi berawak pertama dalam Program Artemis, yakni Artemis II dijadwalkan untuk diluncurkan pada tahun 2024 sementara roket SLS yang mendukung misi Artemis I yang tidak berawak saat ini berada di landasan peluncuran.
Kebun Sayur di Antariksa
NASA saat ini terus berinovasi. Satu diantaranya dengan menumbuhkan tanaman di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Meski rencana ini tidaklah mudah, namun tak menyurutkan niatan NASA untuk memproduksi tanaman di luar angkasa dalam skala besar. Ide ini muncul, untuk mengantisipasi adanya kekurangan bahan pangan sehat bagi astronot.
Mengingat pengiriman pangan dari Bumi keluar angkasa memakan waktu cukup lama, lantas menyebabkan makanan kemasan yang dikirim dari Bumi kerap kali mengalami degradasi atau penurunan nilai gizi. Hal inilah yang dikhawatirkan NASA akan membuat para astronot yang berada di luar angkasa mengalami kekurangan nutrisi.
"Proyek skala kecil yang dilakukan di stasiun luar angkasa hari ini fokus pada melakukan penelitian utama yang terkait dengan pertumbuhan dan kinerja tanaman," jelas NASA dilansir dari Popular Science.