Berita Viral
Ibu Ini Bagikan Kisah Anaknya yang Derita Autisme Ditangkap Polisi saat Ulang Tahun, Kisahnya Viral
Seorang ibu mencoba menenangkan anaknya yang menderita autisme saat ditangkap polisi.
Penulis:
Pravitri Retno W
Editor:
Natalia Bulan Retno Palupi
TRIBUNNEWS.COM - Seorang ibu mencoba menenangkan anaknya yang menderita autisme saat ditangkap polisi.
Hari ulang tahun semestinya menjadi momen yang menyenangkan.
Namun, apa yang dialami oleh Ahmad Ziqri Morshidi berbanding terbalik.
Dilansir Tribunnews dari The Star, Ahmad diketahui menderita autisme.
Putra dari Hasnah Abd Rahman ini merayakan ulang tahunnya yang ke-22 pada Selasa (11/9/2018) lalu.
BACA: Kakak Beradik Aniaya Soni hingga Tewas Hanya Gara-gara Kata-kata Kasar

Momen yang seharusnya menyenangkan, berubah menjadi menegangkan dan membuat Hasnah merasa sangat sedih.
Kejadian ini berawal saat Hasnah membawa Ahmad untuk merayakan ulang tahun di restoran favoritnya, Logenhaus di Selangor, Malaysia.
Saat berkunjung ke Logenhaus, Ahmad biasanya akan berkeliling ke toko sekitar.
Namun, kunjungannya kali ini berbeda.

Saat membawa Ahmad ke Logenhaus, Hasnah tak menyadari bahwa putranya ini menyentuh dada seorang gadis.
Gadis itu tampak trauma dan kedua orang tuanya membuat laporan ke polisi untuk menangkap Ahmad.
Melihat situasi tersebut, Hasnah mencoba menjelaskan bahwa Ahmad menderita autisme.
Tentu saja sikap Ahmad memegang dada gadis tersebut bukanlah tindakan yang disengaja.
Sayang, alih-alih mencoba memahami kondisi Ahmad, ayah si gadis tetap melaporkan putra Hasnah ini.

Bahkan ia berteriak pada Hasnah dan menyebutnya ceroboh.
Terlepas dari ayah si gadis yang tak mau memahami kondisi Ahmad, pihak kepolisian ternyata juga melakukan hal serupa.
Mereka tetap menangkap Ahmad dan membawanya ke kantor polisi.
Untuk menenangkan Ahmad, Hasnah berkata pada putranya bahwa saat ini ia tengah menjalani adegan seperti di film favoritnya.
Kisah ini dibagikan Hasnah di akun Facebook pribadinya.

Melihat kejadian yang dialami Ahmad, banyak warganet memberikan komentarnya.
"Semoga Allah mempermudah urusan kalian berdua."
"Sungguh bukan sosok ayah yang bijaksana. Ia bahkan tidak mencoba memahami kondisi putramu."
"Doa dan cinta aku kirimkan untuk putramu. Semoga ia selalu kuat dan sabar."
"Aku mengerti mengapa ayah si gadis marah dan melaporkannya ke polisi. Karena itu bukan situasi yang kamu inginkan. Tapi, aku berharap masalah ini segera selesai."
Terlepas dari situasi yang menjerat Ahmad, Hasnah mengaku tidak menyalahkan pihak kepolisian dan ayah si gadis.
Ia mengerti bahwa pengalaman yang menimpa si gadis memang mengerikan.
Terlebih secara fisik Ahmad terlihat seperti pria normal lainnya.

"Aku bisa memahami kondisi mereka. Ahmad memang menderita autisme, tapi secara fisik ia terlihat normal. Wajar jika ayah si gadis merasa marah," kata Hasnah.
Sempat mendekam di ruang tahanan, Ahmad kemudian dibebaskan dengan jaminan polisi.
Ahmad terlihat berbeda sepulang dari kantor polisi.
Ia sama sekali tidak mau makan dan mengganti bajunya.
Melihat situasi sedemikian rupa, Departemen Kesehatan mengajukan penawaran untuk memberikan sesi konseling pada Ahmad.
"Aku merasa sangat terbantu karena mereka datang di saat aku tidak tahu harus melakukan apa. Sejujurnya aku tidak ingin Ahmad merasa trauma dalam waktu lama. Semoga masalah ini cepat selesai," tutur Hasnah.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)