Kamis, 28 Agustus 2025

Ekonomi

Rupiah Hari ini: Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Menguat, Chatib Basri Ingatkan Jangan Terlena

Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Menguat , mantanMenteri Keuangan M Chatib Basri mengingatkan agar pemerintah dan pelaku pasar tak terlena.

Penulis: Bunga Pradipta Pertiwi
Editor: Tiara Shelavie
aceh.tribunnews.com
Ilustasi uang. Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Menguat , mantanMenteri Keuangan M Chatib Basri mengingatkan agar pemerintah dan pelaku pasar tak terlena. 

Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Menguat , mantan Menteri Keuangan M Chatib Basri mengingatkan agar pemerintah dan pelaku pasar tak terlena. Simak selengkapnya disini!

TRIBUNNEWS.COM - Sentimen eksternal kembali menopang keperkasaan rupiah.

Kemarin, kurs spot rupiah menguat 1,31 persen menjadi Rp 14.082 per dollar Amerika Serikat (AS).

Setali tiga uang, kurs tengah rupiah Bank Indonesia juga menanjak 1,71 persen menjadi Rp 14.105 per dollar AS.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menjelaskan, apresiasi rupiah di awal pekan ini terjadi akibat reaksi pelaku pasar terhadap pernyataan dovish Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell.

Baca: Sandiaga: Rupiah Hari Ini Agak Jinak

Orang nomer satu di The Fed tersebut menyebut, pihaknya akan bakal lebih fleksibel dalam menaikkan suku bunga acuan tahun ini.

Pernyataan tersebut dilontarkan dalam The American Economic Association's Annual Meeting akhir pekan lalu.

Alhasil, pelaku pasar menilai, bank sentral AS tersebut tidak akan terlalu agresif dalam mengerek suku bunga acuan, seperti di 2018 silam.

"Dengan kondisi ini, para investor melirik emerging market," kata David dikutip dari Kontan.co.id.

Aliran dana asing yang kembali masuk ke pasar keuangan Indonesia semakin membuat laju rupiah tak terbendung.

Kondisi ini juga mempengaruhi pasar obligasi.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mencatat, dalam beberapa hari terakhir, yield obligasi seri acuan turun 8–10 basis poin.

Analis Monex Invesment Futures Ahmad Yudiawan menambahkan, potensi penguatan rupiah berlanjut tetap terbuka lebar.

Terlebih AS dan China akan kembali melakukan perundingan terkait perang dagang, pada 7–8 Januari ini.

Sentimen ini diprediksi Ahmad akan membuat kurs rupiah hari ini menguat.

Dia memprediksi, mata uang Garuda akan bergerak di kisaran level Rp 13.930 – Rp 14.230 per dollar AS.

Josua juga memperkirakan, rupiah masih menguat dan bergerak dalam kisaran Rp 13.950 – Rp 14.125 per dollar AS.

Baca: Mendekati Akhir Pekan, IHSG dan Rupiah Hari Ini Diprediksi Melemah

Terkati penguatan ini, mantan Menteri Keuangan M Chatib Basri mengingatkan agar pemerintah dan pelaku pasar tak terlena melalui treadnya di Twitter .

Chatib mengatakan, di tengah kondisi seperti saat ini, berbagai upaya untuk memperdalam pasar keuangan tetap perlu dilakukan agar peran dari investor lokal menjadi lebih dominan.

Sebab, selama ini Indonesia masih sangat bergantung pada arus modal asing yang sangat bergantung pada sentimen pasar.

"Dugaan saya arus modal masuk, akan kembali terjadi dan pasar keuangan akan bergairah."

"Namun saya ingin mengingatkan sejak dini. Arus modal ini satu hari akan kembali lagi keluar krn sifatnya hot money," ujar Chatib seperti dikutip Tribunnews.com melalui akun twitternya.

Chatib menjelaskan, bukan tidak mungkin situasi yang terjadi seperti di 2018 lalu, di mana rupiah sempat menembus angka Rp 15.000 per dollar AS bisa berulang.

Sebab, kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga lagi juga masih ada.

Berbagai kebijakan makroprudensial seperti Jika Fed kemudian kembali lagi menaikkan bunga dengan cepat, maka situasi 2018 akan berulang.

Baca: Rupiah di Atas Angin Karena AS Shutdown

Dia menyarankan, regulator untuk menerapkan tobin tax yang merupakan pajak dalam pasar uang spot untuk 'menghukum' spekulasi pada nulai tukar mata uang jangka pendek untuk mengendalikan stabilitas mata uang, reverse ton tax ,atau aturan lain untuk mengatasi gejolak arus modal.

"Tanpa ini, situasi 2018 akan berulang. Saya ingat satu obrolan dengan ekonom Carmen Reinhart di Harvard beberapa tahun lalu: 3 kata yang paling berbahaya adalah this time is different. Dan policy maker cenderung berkata itu pada saat arus modal masuk," tulis Chatib

"Saatnya bagi kita untuk tidak mengulangi kesalahan dengan menganggap bahwa arus modal yang masuk, rupiah yang menguat, pasar keuangan yang bergairah ini berbeda dengan yang lalu. This is (not) different," lanjut Chatib.

(Tribunnews.com / Bunga)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan