Selasa, 2 September 2025

Pilpres 2019

Gantikan Romahurmuziy Jadi Ketum, Suharso Monoarfa Optimis PPP Tembus Ambang Batas Parlemen

Suharso Monoarfa diangkat sebagai Plt Ketum PPP gantikan Romahurmuziy yang terjaring OTT KPK. Ia optimis PPP dapat menembus ambang batas parlemen.

Editor: Sri Juliati
Tribunnews/MUHAMMAD FADHLULLAH
Suharso Monoarfa diangkat sebagai pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum PPP menggantikan Romahurmuziy yang terjaring OTT KPK. Ia optimis PPP dapat menembus ambang batas parlemen, 4 persen meski hasil survei Litbang Kompas, elektabilitas PPP hanya 2,7 persen. 

Suharso menilai saat ini konsentrasi partai sedang terpecah dengan sejumlah masalah.

Satu di antaranya terkait Romahurmuziy yang diberhentikan sebagai Ketua Umum PPP karena kasus korupsi.

Oleh karena itu, ia ingin memastikan jajaran partai merapatkan barisan.

"Partai ini bisa tidak punya konsentrasi untuk menghadapi agenda politik yang luar biasa ini. Kita harus mempertahankan diri eksis di dalam kancah politik nasional ini," ujarnya.

Suharso mengakui memperjuangkan keberadaan dan kesuksesan partai merupakan hal yang berat.

Ia juga menilai militansi jajaran partai menurun.

Baca: Survei Litbang Kompas: PSI Partai Baru Paling Ditolak Masyarakat

Oleh karena itu, ia meminta jajaran partai untuk bangkit dan bekerja lebih keras.

Ia mengingatkan, PPP memiliki kiprah yang baik di peta politik Indonesia.

"Mari kita buktikan pada tanggal 17 April itu. Kita buktikan, sejarah panjang kita footprint kita di dalam kancah politik."

"Hanya dengan itu kita bisa bangkit kembali," ungkapnya.

Suharso berjanji akan terjun langsung ke berbagai daerah untuk menarik dukungan suara dari masyarakat.

Ia ingin memastikan apakah mesin partai bekerja maksimal di daerah.

"Saya ingin tahu apakah saudara-saudara bekerja betul, hanya dengan cara check and recheck itu. Mudah-mudahan itu bagian dari tugas utama saya untuk 17 April mendatang," katanya.

Baca: Tanggapan Sejumlah Pihak Parpol terhadap Hasil Survei Litbang Kompas, Demokrat Sedih dan Kecewa

Survei Litbang Kompas yang menunjukkan elektabilitas PPP 2,7 persen itu dilakukan terhadap 2.000 responden dan dilakukan dengan wawancara tatap muka.

Responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi Indonesia.

Menggunakan metode ini, tingkat kepercayaannya sebesar 95 persen dan margin of error berada pada 2,2 persen.

(Tribunnews.com/Fitriana Andriyani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan