Jumat, 12 September 2025

Lima Elang, Membangkitkan Romantisme Tentang Pramuka

Pramuka mungkin sudah menjadi produk usang. Semakin lama, sepak terjangnya tidak lagi pernah terdengar. Anak-anak sekolah pun lebih memilih

Penulis: Willem Jonata
Editor: Dewi Agustina
zoom-inlihat foto Lima Elang, Membangkitkan Romantisme Tentang Pramuka
Tribunnews.com
Kru dan para pemain Film Lima Elang.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pramuka mungkin sudah menjadi produk usang. Semakin lama, sepak terjangnya tidak lagi pernah terdengar. Anak-anak sekolah pun lebih memilih ekstrakurikuler lain sebagai kegiatan tambahannya.

SBO Films, KG Production, Majalah Bobo, Indika Picture, dan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka sengaja mengangkat kembali romantisme tentang nilai-nilai positif kepramukaan itu ke layar lebar melalui film berjudul 'Lima Elang'. Film 'Lima Elang' adalah sebuah film drama untuk anak-anak.

Lima Elang berkisah tentang Baron yang kesal ketika harus mengikuti orang tuanya pindah dari Jakarta ke Balikpapan. Ia pun memilih untuk menutup diri dari lingkungan barunya dan sibuk bermain mobil RC. Karena itu, di sekolah barunya, Baron tidak terlalu bersemangat untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

Rusdi, ketua grup Pramuka di sekolahnya itu, tiba-tiba datang ke rumah dan bertemu orang tua Baron. Tanpa sepengetahuan Baron, Rusdi memberikan selebaran berisi pemberitahuan untuk mengikuti kegiatan perkemahan. Orang tua Baron menyambut gembira. Mereka lantas meminta Baron supaya mengikuti perkemahan bersama Rusdi dan kawan-kawan di sekolah barunya.

Meski tidak menyukainya, Baron tetap mengikuti kegiatan perkemahan. Setidaknya, ia melakukannya untuk menyenangkan hati orang tuanya. Selain Rusdi, Baron berada satu grup bersama Anton si ahli api yang gembul, dan Aldi, si kecil yang tempramental. Mereka memulai petualangannya di hutan, tempat perkemahan itu berlangsung.

Dalam perkemahan, kemudian mereka bertemu Sindai, gadis perkasa yang membantu Baron dan kawan-kawannya dalam petualangannya menjelajahi hutan. Dalam petualangannya, Baron terlibat konflik dengan Rusdi, yang begitu optimis dan seorang Pramuka sejati. Di tengah jalan mereka berpisah.

Dari hutan belantara, Baron berusaha melarikan diri untuk mengikuti lomba mainan mobil RC. Namun, entah entah kenapa ia kembali lagi dan menyusul Rusdi untuk menyelesaikan games di perkemahan tersebut.

Ketika berupaya menyusul, Baron mencium gelagat tidak beres karena tongkat komando grup yang dipegang Rusdi tergeletak di jalan hutan. Ternyata Rusdi dan Anton ditawan pembalak hutan. Di sinilah kerjasama dan solidaritas mereka sebagai Pramuka diuji.

Bagaimanakah kisah selanjutnya? Tonton saja pada 25 Agustus 2011, saat film itu ditayangkan serentak di seluruh bioskop di Indonesia.

Film ini disutradarai oleh Rudi Soedjarwo. Sedangkan, skenarionya ditulis oleh Salman Aristo yang sukses menukangi skenario film 'Laskar Pelangi'.

Bagi KG Production, film ini merupakan pengalaman pertama mereka terjun dalam perfilman.

"Kami ikut serta dalam proyek Lima Elang ini, karena memiliki kesamaan visi dalam hal menyuguhkan film keluarga yang berkualitas dengan pesan-pesan positif bagi penonton, terutama anak-anak," kata Indra Yudhistira, salah satu produser eksekutif.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan