Pemakaman Manthous Seperti Pejabat
Prosesi pemakaman seniman dan maestro campursari, Anto Sugiartono atau dikenal dengan Manthous (62), layaknya pejabat
Editor:
Anita K Wardhani

TRIBUNNEWS.COM, GUNUNGKIDUL- Prosesi pemakaman seniman dan maestro campursari, Anto Sugiartono atau dikenal dengan Manthous (62), layaknya pejabat Gunungkidul. Peti jenasah dibawa oleh satpol PP dan juga dihormati layaknya pejabat. Ribuan warga, seniman, maupun pejabat Gunungkidul, larut dalam prosesi ini, Sabtu (10/3/2012) siang.
Ribuan warga masyarakat menyampaikan dan menghormati jenazah untuk terakhir kalinya. Mereka memanjatkan doa yang mengiringi jenazah menuju liang lahat di Duwet, Playen. Bahkan, tampak hadir Bupati Gunungkidul, Badingah dan jajaran.
Ketua dewan kebudayaann, CB Supriyanto, membacakan penghargaan yang diberikan oleh beberapa instansi. Termasuk prestasi manthous semasa jaya dan hidup. Jenazah kemudian dibawa ke liang lahat dengan menggunakan ambulans.
Sebelumnya, warga Jatisari, Playen, Gunungkidul tutup usia, Jumat (9/3/2012) pagi sekitar pukul 06.00, tepat di hari musik nasional. Sang maestro meninggal setelah mengalami sesak nafas, saat perjalanan menuju Rumah Sakit di Pamulang, Jakarta.
Dituturkan oleh adik kandung Manthous, Yunianto (45), yang mengaku kaget, saat mendengar kabar duka tersebut. Ia tak mendapatkan firasat apapun, atau bahkan berkomunikasi sedikitpun dengan sang maestro kelahiran 10 April 1950 ini.
"Tahu-tahu, saya dikabari, secara mendadak, dan beliau sudah meninggal dunia," jelasnya kepada Tribun Jogja, Jumat (9/3/2012) di rumah duka.