Hari Kartini 2012
Christine Hakim: Kartini Itu Tak Terjebak Emansipasi
Isu emansipasi yang acapkali menjadi wacana "suci" setiap peringatan Hari Kartini rupanya tidak lagi relevan untuk zaman sekarang.
Penulis:
Willem Jonata
Editor:
Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata
TRIBUNEWS.COM, JAKARTA - Isu emansipasi yang acapkali menjadi wacana "suci" setiap peringatan Hari Kartini rupanya tidak lagi relevan untuk zaman sekarang. Wacana tersebut seolah menunjukkan belum adanya kemajuan bagi kehidupan perempuan-perempuan di Indonesia.
"Ya, boleh-boleh saja kita memperingati Hari Kartini. Tapi jangan terjebak, saya melihat masalahnya yang dibicarakan selalu emansipasi. Kok nggak maju-maju sih," ucap Christine Hakim, ketika ditemui di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat.
Kenyataan itulah, membuat aktris yang mengawali karirnya di dunia film tahun 1973 tersebut, gelisah. Ia menyarankan peringatan momen Hari Kartini jangan terjebak dengan isu yang sama: emansipasi wanita, kesetaraan gender atau mensejajarkan diri dengan pria.
"Negara yang punya presiden wanita seperti di Indonesia saya rasa ya tidak perlu membicarakan emansipasi dan kesetaraan gender. Tapi, lebih penting bagaimana mengoptimalkan peran perempuan dengan tidak melupakan jatidirinya," terangnya.
Perempuan, lanjut dia, bisa menunjukkan prestasinya lewat karya di berbagai bidang, bukan di luar rumah. Tetapi juga di dalam rumah. "Itu lebih penting," serunya.
Christine menambahkan Hari Ibu jauh lebih memberikan inspirasi kepadanya. Di matanya, seorang ibu luar biasa karena memiliki tugas dan tanggung jawab yang tentu saja tak mudah dilakukan oleh pria.
"Ibu sebagai pendidik untuk anaknya, pendamping sekaligus partner untuk suaminya, dan sebagai individu," tandasnya.