Tak Langgar Lalu-lintas, Rio Dewanto Jengkel Ditilang
Merasa tak langgar rambu lalu-lintas, Rio Dewanto jengkel ditilang polisi arogan.
Penulis:
Y Gustaman
Editor:
Agung Budi Santoso

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yogi Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rekaman aksi Koboy Palmerah yang ramai diobrolkan di situsYoutube mengingatkan Rio Dewanto pada kejadian sial dirinya berhubungan dengan aparat polisi yang sok-sokan.
Rio Dewanto, aktor muda berbakat Indonesia salah satu yang pernah merasakan arogansi aparat di jalanan. Berlindung di balik seragam kebesarannya, aparat justru melakukan tindakan tak terpuji dengan menyalahkan pengguna jalan yang sebenarnya sudah santun berkendara.
Intinya, Rio Dewanto ditilang seenaknya oleh polisi yang cari-cari kesalahan.
"Pernah saya ditilang enggak sengaja waktu di Kuningan. Kalau saat itu tidak sama Atiqah, saya turun dan bilang balikin STNK saya. Menurut saya saat itu tidak perlu ditilang karena dari Gatot Soebroto kan bisa langsung belok kiri," ujar Rio usai peluncuran jam tangan Timberland di Central Park, Jakarta, Sabtu (5/5/2012).
Terang saja pemeran utama film "Modus Anomali" itu kesal berat. Rio merasa sudah benar langsung membelokkan mobilnya ke arah Kuningan dari Jalan Gatot Soebroto. Lantaran ada rambu yang memperbolehkan pengendara bisa langsung berbelok tanpa harus menunggu lampu hijau.
"Masa harus ikutin lampu merah dulu? Apaan itu. Menurut saya sudah gila. Polisi enggak benar. Saya kalau ngomongin ini sudah kesal," ujar pria bertubuh atletis dengan tato di sana-sini. Rasa kesalnya bertambah ketika belakangan ada Koboy Palmerah yang aksinya banyak ditonton di laman Youtube.
Menurutnya, aksi Kapten A bukan menjaga diri tapi sudah melakukan penyerangan terhadap pengendara sepeda motor yang merasa tersenggol. Rio memang belum yakin siapa sebenarnya yang salah, anggota TNI apa pengendara bermotor. Tapi dengan cara menodongkan pistol airsoft gun dan tongkat kecil salah besar.
"Saya sangat tidak setuju dengan hal itu. Manajer saya bapaknya almarhum jenderal bintang empat. Saya tanya dia, bapaknya enggak mungkin melakukan hal itu. Kakek saya jenderal bintang dua, saya tanya papah saya mungkin enggak embah melakukan hal itu, enggak akan mungkin. Apalagi dia cuma kapten doang," tukasnya.
Ketika punya pangkat dan jabatan, ungkap Rio, harus mengayomi rakyat kecil. Jangan justeru malah menindas dan berbuat sewenang-wenang. Apa jadinya jika aparati di republik ini menunjukkan arogansinya kepada masyarakat, begitu timpal Rio mengungkapkan kekesalannya.
Dia berharap, aksi aparat yang arogan harus dihukum sesuai aturan yang ada. Termasuk Koboy Palmerah. "Enggak bisa minta maaf, harus kena hukuman. Kalau minta maaf saya juga bisa. Saya memukul mas dan minta maaf. Jadi minta maaf saja tidak cukup," tandasnya.