Kabar Artis
Sering Jadi Korban Prank Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, Psikolog Soroti Kesehatan Mental Rafathar
Psikolog Anak menyoroti kondisi mental Rafathar yang sering jadi korban prank Raffi Ahmad dan Nagita Slavina.
Penulis:
Inza Maliana
Editor:
Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Nama Rafathar menjadi sorotan di Twitter pada Selasa 25 Agustus 2020 kemarin.
Hal ini lantaran beredar video kemarahan Rafathar yang sering jadi korban prank oleh orang tuanya, Raffi Ahmad dan Nagita Slavina.
Video yang diunggah akun @sakhansaaa ini memperlihatkan kebersamaan Nagita Slavina dan Rafathar di atas kasur.
Kemudian, Nagita Slavina menanyakan kepada Rafathar apakah kesal karena sering dikerjai olehnya.
"Aa kalau di-prank marah enggak?" tutur istri Raffi Ahmad ini.
"Ya marah, nggak tahu (kenapa). Dijahilin ya marah," jawab Rafathar singkat nan menggemaskan.

Baca: Aksi Rafathar Curhat saat Live di IG Jadi Perbincangan, Akui Kesal Sering Di-Prank Raffi Nagita
Seakan belum puas dengan jawaban putranya, Nagita pun menanyakan lagi penyebab Rafathar marah.
"Ya marah (kalau di-prank), lihat, lihat videonya," kata Rafathar.
Artis kelahiran 17 Februari 1988 ini pun meminta Rafathar untuk menyebutkan video yang ia maksud.
"Enggak lihat memang, hah? Vlognya hah? Kan divideoin, yang poop, jin, om Baim di sini terus tidur," ujar Rafathar dengan kesal.
Hingga Kamis (27/8/2020), video Rafathar tersebut ditonton sebanyak 2,4 juta kali.
Ekspresi Rafathar yang kesal karena sering di-prank oleh Raffi dan Nagita pun langsung mendapat perhatian warganet di Twitter.
Baca: Ditanya Suka Gempita Atau Enggak, Rafathar Beri Jawaban Polos dan Sindir Papanya Punya Banyak Mantan
Mereka merasa kasihan kepada Rafathar lantaran sering menjadi korban prank dan dijadikan sebagai 'konten'.
Banyak yang mengkhawatirkan bila terus menerus dijadikan 'konten' maka akan berakibat pada kesehatan mental bocah berusia 5 tahun ini.
Lantas, benarkah hal tersebut bisa berpengaruh terhadap kesehatan mentalnya?
Psikolog anak, Kurniasih Dwi Purwanti turut memberikan pandangan terkait kesehatan mental Rafathar.
Menurut Uni, sapaannya, yang harus dipahami oleh masyarakat, sosok Rafathar ini lahir dari orang tua yang berprofesi sebagai selebriti.
Untuk itu, segala konsekuensi yang ada seperti terbatasnya privasi, akan berkaitan dengan kehidupannya.
Namun, terkait kekesalan Ratathar, Uni berpendapat itu merupakan proses penyampaian dari situasi yang dialaminya.

"Itu merupakan proses menyampaikan pendapat karena mengalami situasi yang membuatnya tidak nyaman."
"Sehingga perlu juga diperhatikan ekspresi perasaan dan reaksi emosi dari Rafathar agar orang tua lebih mengetahui proses perasaannya," ujar Uni kepada Tribunnews, Kamis (27/8/2020).
Sedangkan, berpengaruh tidak nya kepada kesehatan mental Rafathar, Uni menyebut ada banyak faktor.
Sebab mengerjai dengan 'prank' tidak serta merta langsung berpengaruh pada kesehatan mentalnya.
"Asalkan setelah 'mungkin' dilakukan prank atau hal-hal yang tidak nyaman, orang tua wajib memberi pemahaman yang baik dan penguatan pada anak," papar psikolog dari RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga ini.

Selain itu, Uni menyarankan agar tidak banyak mengulang (prank) agar anak dapat membedakan antara kehidupan kesehariannya dengan kehidupan yang berbau 'konten'.
"Juga berikan waktu jeda atau luang untuk lebih melekatkan hubungan antara anak dan orang tua," ungkap Uni yang juga berpraktik di RS Ananda Purwokerto.
Baca: Cerita Persiapan Ultah Rafathar, Raffi Ahmad Serahkan Semua pada Nagita dan Peringatkan Hal Ini
Terkait Raffi Ahmad dan Nagita yang dikritik, Uni menilai pasangan tersebut pasti sudah mempertimbangkan dampak baik dan buruknya.
"Sehingga konten yang berisi putra mereka juga tidak terus-menerus."
"Tampaknya mereka juga sudah memahami jika putranya tidak menyukai dan terkadang juga tidak memaksakan," kata Uni.
Ia menambahkan, konten Raffi Ahmad dan Nagita bersama Rafathar juga tidak hanya menampilkan 'prank' semata.

"Saya termasuk yang subscribe youtube mereka, sebenarnya banyak juga konten (bersama Rafathar) yang berisi hal-hal kebaikan dan memotivasi."
"Karena mereka hidup di lingkungan entertainment, jadi media youtube menjadi salah satu sarana mereka dalam bekerja yang mana pasti tidak dapat dipisahkan dari kehidupan putra mereka," jelasnya.
Terakhir, Uni memberikan solusi agar anak selebriti seperti Rafathar, tidak terganggu kesehatan mentalnya.
Baca: Rafathar Minta sang Ayah Buktikan Rasa Sayangnya, Raffi Ahmad: Yang Masuk Akal, Udah Keringet Dingin
"Kenali tahapan perkembangannya, saya juga melihat mereka sudah menyekolahkan Rafathar di sekolah terbaik, diselingi juga les atau kursus dan bermain."
"Lalu milikilah quality time bersama keluarga, sehingga lebih erat hubungannya,"
Kemudian, Uni menyarankan agar orang tua memiliki waktu jeda dari sorotan kamera dan memperluas pertemanan sang anak.
"Miliki waktu jeda dari sorotan kamera, misalkan liburan tanpa ada kamera dan memperluas pertemanan (sesuai dengan usia) sehingga keterampilan sosial semakin terasah," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Maliana)