Sabtu, 6 September 2025

Adik Ipar Tewas di Tahanan, Edo Kondologit: Kaki Tertembak dan Dianiaya oleh Para Tahanan

Penyanyi dan Politikus PDIP, Edo Kondologit mengaku marah terhadap Mapolres Sorong Kota, Papua soal tewasnya adik ipar di dalam penjara.

Tangkapan layar FB
Viral di media sosial penyanyi sekaligus politisi PDI-P Edo Kondologit marah-marah di kantor polisi. Dari captio video yang diunggah akun Facebook Bob Priyo Husodo, Edo disebut marah karena adik iparnya tewas dengan luka penganiayaan di kantor polisi. 

TRIBUNNEWS.COM - Penyanyi dan Politikus PDIP, Edo Kondologit mengaku marah terhadap Mapolres Sorong Kota, Papua.

Hal tersebut lantaran, adik ipar Edo Kondologit tewas di tahanan Mapolres Sorong Kota karena dianiaya dan dalam kondisi kaki tertembak.

GKR, adik ipar Edo Kondologit ditangkap atas kasus dugaan pencurian dan pembunuhan disertai pemerkosaan seorang nenek berusia 70 tahun pada Kamis (27/8/2020).

Dalam kasus ini, Kasat Reskrim Polres Sorong Kota, AKP Misbhacul Munir kronologi penangkapan terhadap GKR.

Baca: Viral Video Edo Kondologit Tak Terima Kematian Adik Ipar di Penjara, Polisi: Dianiaya Tahanan

Baca: Adik Ipar Dianiaya dan Tewas di Tahanan, Edo Kondologit dan Keluarga Tuntut Keadilan

Oleh polisi, kaki GKR terpaksa ditembak saat penangkapan karena dianggap melawan dan berusaha melarikan diri.

Kemudian GKR dijebloskan ke dalam sel tahanan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Menurut pengakuan GKR, kata Misbhacul, tidak terlibat dalam kasus tersebut.

"Yang bersangkutan sebelum meninggal kami sedang melakukan interogasi dan ia mengakui ada hubungan ipar dari Edo Kondologit," kata Misbhacul, Minggu (30/8/2020), dikutip dari Kompas.com.

"Sebelumnya, dia mengaku tidak bersalah dalam kasus pembunuhan yang disertai pemerkosaan itu," terangnya.

AKP Misbhacul Munir mengatakan, GKR diduga dianiaya oleh sesama tahanan.

Bahkan, GKR dianiaya hingga tak sadarkan diri.

Nahas, Misbhacul menyebut bahwa adik ipar Edo Kondologit ini tewas saat berada di dalam tahanan.

tribunnews

Penyanyi dan musisi Edo Kondologit. (Tribunnews.com/Bayu Indra Permana)

Dari hasil penyelidikan sementara, tahanan yang melakukan penganiayaan terhadap GKR itu diketahui berinisial C.

Tewasnya GKR membuat Edo Kondologit dan keluarga menggelar aksi unjuk rasa di Mapolres Sorong Kota, Senin (31/8/2020).

Aksi demo tersebut berlangsung pukul 12.30 WIT.

Mereka dengan memakai sejumlah kendaraan sambil membawa pamflet menerobos masuk sampai ke halaman Mapolres Sorong Kota.

Baca: Kata Pihak Garuda Indonesia Terkait Logo RANS Milik Raffi Nagita Ada di Badan Pesawat

Baca: Kematian Adik Ipar Edo Kondologit: Keluarga Unjuk Rasa Tuntut Keadilan, Kapolres Minta Bersabar

tribunnews

Edo Kondologit saat menyampaikan aspirasi di Polres Sorong Kota. (Kompas.com/Maichel)

Edo Kondologit ingin menuntut keadilan atas kematian adik iparnya di sel tahanan.

"Bapak polisi bisa melihat sendiri betapa sedihnya seorang ibu anaknya meninggal dalam keadaan tidak wajar dengan kaki tertembak dan dianiaya oleh para tahanan itu," beber Edo, dikutip dari Kompas.com.

Ia menilai tewasnya GKR di dalam tahanan tidak wajar.

Penyanyi asal Papua ini menyebut, polisi seharusnya sebagai pengayom masyarakat.

"Tetapi hal itu terbalik, polisi menganiaya dan membunuh itulah image dari masyarakat. Tolong polisi ubah itu," kata Edo Kondologit.

Edo berharap kasus tewasnya GKR agar diusut tuntas, termasuk jika ada polisi yang terlibat.

Berbelit-belit

Edo Kondologit tak terima dengan alasan pihak kepolisian yang melakukan dua kali tembakan pada mendiang George Karel Rumbino alias Riko.

Polisi memberikan alasan bahwa Riko ditembak karena dua kali melakukan upaya melarikan diri.

Edo tak bisa menerima alasan tersebut dan bertanya-tanya terkait keputusan polisi yang dianggapnya main hakim sendiri.

"Di dalam polres ya bukan d luar. Masih diproses ditembak itu alasan mau melarikan diri. Melarikan diri bagaimana, ditembak itu kedua kakinya," kata Edo Kondologit saat dihubungi, Senin (31/8/2020).

"Alasannya apa, seberat apa emang pelanggarannya sampai ditembak dua begitu, memang polisi ini hakim, nggak bisa begitu," tegasnya.

Edo juga mengatakan bahwa selama ini polisi terlalu berbelit-belit dalam memberikan keterangan kepada pihak keluarga.

"Berbelit-belit, mereka nggak pernah terbuka kok. Mereka alasan (dianiaya) karena tahanan. Loh tahanan ngehajar dibiarin?"

"Tahanan kan dalam pengawasan kalian, ada cctv kok terus kalian biarkan, kalian mau cuci tangan?," ucap Edo Kondologit.

"Karena yang menyebabkan darahnya banyak itu dianiaya tahanan ya pasti orang mati lah. Dari pagi belum makan dia belum makan, juga pengaruh narkoba, minuman keras kalian aniaya seperti begitu," jelasnya.

Riko meninggal dunia pada Jumat (28/8/2020) pukul 20.00 WIT malam waktu Sorong setelah sebelumnya dibawa ke Mapolres Sorong Kota pada sekira pukul 11.00 WIT.

Riko diserahkan ke pihak berwajib karena diduga menjadi pelaku tindak pencurian, pembunuhan dan pemerkosaan pada tetangganya.

Edo Kondologit berencana mengajukan tuntutan untuk mendapatkan keadilan atas meninggalnya Riko yang ia anggap memiliki banyak kejanggalan.

Penjelasan Mabes Polri

Karo Penmas Humas Polri Brigjen Awi Setyono sebut kepolisian tengah mengaudit investigasi terkait kematian adik ipar penyanyi Edo Kondologit, George Karel Rumbino alias Riko (21).

Awi mengatakan, Kapolda Papua Barat Irjen Tornagogo Sihombing telah memerintahkan jajarannya untuk segera melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut.

"Bapak Kapolda Papua Barat telah memerintahkan Direskrimum dan Kabid Propam Papua Barat untuk melakukan audit investigasi apa yang terjadi," kata Awi di Mabes Polri, Jakarta, Senin (31/8/2020).

Awi mengatakan, adik ipar penyanyi Edo Kondologit ditangkap atas dugaan tindak pidana kekerasan disertai pemerkosaan.

Ia juga menyebut pelaku sempat mencoba melarikan diri selama proses pengembangan kasus.

"Telah dilakukan rekonstruksi ulang untuk menunjukkan TKP semula."

"(Riko) sempat mau melarikan diri, kemudian dilumpuhkan ditembak kakinya."

"Dibawa lagi ke sel, sampai di sel dipukuli oleh tahanan lain," jelasnya.

Ia mengatakan kronologi tersebut yang akan didalami oleh pihak kepolisian.

Nantinya, imbuh Awi, pihaknya juga akan mendalami apakah ada kelalaian anggota yang menyebabkan korban meninggal dunia.

"Kronologi inilah yang akan dilakukan investigasi."

"Di sana apakah ada kelalaian anggota, apa yang terjadi, itu yang akan diluruskan."

"Percayakan sama tim, tim akan bekerja untuk meluruskan itu," paparnya.

Awi menyebut pihak kepolisian memeriksa rekaman CCTV yang berada di sekitar sel tahanan Riko.

Dalam pemeriksaan sementara, rekaman CCTV menunjukkan Riko memang tampak beberapa kali mendapatkan pengeroyokan oleh sesama tahanan di dalam sel sebelum tewas.

"Dari CCTV-nya memang informasi dari Kabid Humas Papua Barat memang terlihat ya."

"Pemukulan dari tahanan lainnya kepada almarhum," kata Awi di Mabes Polri, Jakarta, Senin (31/8/2020).

Namun demikian, pihaknya masih mendalami lagi insiden tersebut.

Sebaliknya, pihak kepolisian telah membentuk tim khusus untuk menginvestigasi kematian Riko.

"Bapak Kapolda Papua Barat telah memerintahkan Direskrimum dan Kabid Propam Papua Barat untuk melakukan audit investigasi apa yang terjadi."

"Kita tunggu hasilnya," ucapnya.

Sebelumnya, George Karel Rumbino alias Riko (21) tewas saat ditahan di Mapolres Sorong Kota.

Kematian adik ipar penyanyi Edo Kondologit itu masih menyimpan misteri.

Kapolres Sorong Kota AKBP Ary Nyoto Setiawan menyampaikan, Riko ditangkap atas dugaan tindak pidana kekerasan disertai pemerkosaan.

Riko ditangkap pada Kamis (27/8/2020) sekitar pukul 23.00 WIT.

Dalam kasus itu, kata Ary, Riko diduga tengah di bawah pengaruh alkohol.

Riko masuk ke rumah korbannya melalui jendela bagian belakang dan mengambil ponsel.

Menurut Ary, saat Riko hendak mengambil televisi, korban tiba-tiba mengetahui dan memergoki tersangka.

Korban dan pelaku sempat saling dorong, hingga akhirnya korban terjatuh lalu dicekik oleh pelaku menggunakan tali di bagian leher hingga tewas.

“Kemudian tersangka memerkosa korban sebanyak 1 kali,” kata Ary lewat keterangan tertulis, Senin (31/8/2020).

Ary mengatakan, penyidik Polres Sorong pun melakukan pengembangan kasus tersebut.

Salah satunya, mencari tali yang digunakan Riko untuk menjerat korbannya.

Saat proses tersebut, Ary mengklaim tersangka mencoba melarikan diri hingga menabrak pintu kaca, sehingga mengakibatkan luka pada bagian kaki dan kepala tersangka.

Tidak sampai di situ, percobaan melarikan diri juga dilakukan saat tersangka hendak dibawa tim menggunakan mobil menuju Pelabuhan Halte Doom.

Di perjalanan, tepatnya sebelum Masjid Al Jihad, Ary mengklaim tersangka yang berada di kursi belakang juga sempat mencoba mengambil senpi salah satu anggota tim.

“Tim mengambil tindakan tegas terukur terhadap tersangka."

"Kemudian tersangka dibawa ke RS Sele Be Solu untuk mendapatkan pengobatan,” jelasnya.

Usai dari RS, tersangka Riko dibawa kembali ke Mapolres Sorong Kota.

Menurut Ary, Riko tiba-tiba mengeluh pusing saat tengah dalam proses pemeriksaan.

Dia mengatakan penyidikan dihentikan, dan Riko dikembalikan ke dalam sel tahanan.

Saat di dalam sel tahanan, Ary menyebutkan tersangka sempat dianiaya salah satu tahanan lain.

“Sehingga piket melakukan pengecekan CCTV ruang tahanan."

"Dan ditemukan bahwa tahanan atas nama Cece melakukan penganiayaan berulang-ulang terhadap Riko pada bagian dada dan wajah berulang-ulang,” jelasnya.

Sementara, Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono menambahkan, Kapolda Papua Barat telah membuat tim yang dipimpin oleh Direskrimum Polda Papua Barat dan Kabid Propam Polda Papua Barat.

Tujuannya, menyelidiki apakah ada kesalahan prosedur terhadap tindakan anggota.

“Apabila ada pelanggaran yang dilakukan anggota tentunya akan ditindak,” ucapnya

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Adik Ipar Edo Kondologit Tewas di Tahanan, Keluarga Minta Keadilan ke Mapolres Sorong Kota Papua.

 
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan