Nikita Mirzani Ancam Putar Rekaman saat Sidang, Tuduh Ada Oknum Bermain di Balik Kasusnya

TRIBUNNEWS.COM - Sidang lanjutan kasus dugaan pengancaman, pemerasan, dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang menjerat Nikita Mirzani kembali menyita perhatian.

Dalam sidang yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Kamis (31/7/2025) lalu, Nikita mendadak meluapkan emosinya setelah hakim dan jaksa penuntut umum (JPU) memilih meninggalkan ruang sidang.

Kemarahan itu dipicu oleh permintaan janda tiga anak ini agar rekaman bukti yang dikantonginya dapat diputar dalam persidangan.

Rekaman tersebut disebut-sebut berisi percakapan dari pihak Reza Gladys yang menuduh Nikita bekerja sama dengan hakim dan jaksa untuk memanipulasi jalannya kasus. 

Mantan istri Antonio Dedola ini bersikeras bahwa bukti itu penting untuk membuka siapa pihak sebenarnya yang berada di balik skenario kriminalisasi terhadap dirinya.

Persidangan lanjutan yang dijadwalkan berlangsung Kamis (7/8/2025) besok diprediksi akan berlangsung panas, terutama jika permintaan pemutaran rekaman itu kembali ditolak.

Kuasa hukum Nikita Mirzani, Fahmi Bachmid, menegaskan bahwa pihaknya akan secara resmi meminta pemutaran rekaman tersebut di hadapan majelis hakim dan publik.

Ia menilai isi rekaman sangat krusial dalam membongkar keterlibatan oknum-oknum tertentu.

“Akan Nikita minta supaya rekaman tersebut untuk diputar, diperdengarkan kepada masyarakat Republik Indonesia adanya patut diduga oknum-oknum tertentu telah melakukan sesuatu untuk dipertanyakan kebenarannya,” ujar Fahmi dikutip Tribunnews dalam YouTube Intens Investigasi, Rabu (6/8/2025). 

Fahmi pun menyampaikan adanya langkah alternatif yang akan diambil jika permintaan tersebut kembali ditolak oleh pengadilan.

Ia menyatakan bahwa Nikita siap memutar sendiri rekaman tersebut di ruang sidang menggunakan ponselnya.

Baca juga: Doktif akan Beri Kejutan untuk Reza Gladys di Persidangan Nikita Mirzani: Siapkan Jantungmu

“Dan jika tidak, Nikita yang akan memutar sendiri di dalam ruangan persidangan dengan menggunakan alat perangkat HP-nya,” ungkapnya.

Langkah tersebut, kata Fahmi, merupakan bentuk perlawanan terakhir demi memastikan kebenaran dapat diungkap langsung di depan majelis hakim dan publik.

Ia meyakinkan bahwa suara dalam rekaman akan memperjelas siapa yang terlibat dan apa isi percakapannya.

“Anda dengarkan sendiri suara siapa tersebut dan percakapannya seperti apa,” tantang Fahmi.