Jumat, 21 November 2025

Suprianus Bhuka dan Ecko Show Bersyukur Karya Musisi Indonesia Timur Dapat Tempat di Hati Masyarakat

Sepanjang 2025, sederet lagu seperti Orang Baru Lebe Gacor, Tabolabale, Ngapain Repot, Stecu, hingga Pica Pica viral di media sosial. 

|
Tribunnews.com/ Bayu Indra Permana
MUSIK DARI TIMUR - Ecko Show (kiri), Evan (tengah) dan Siprianus Bhuka (kanan) bicara soal musik Indonesia Timur yang belakangan viral di media sosial sampai masuk ke AMI Awards 2025, di AMI Awards 2025, Kuningan Jakarta Selatan, Rabu (19/11/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua musisi berdarah Timur, Suprianus Bhuka alias Silet Open Up dan Ecko Show bicara soal musik dari Indonesia Timur.

Lagu-lagu dari Indonesia Timur belakangan ini viral di media sosiak, dan banyak mendapatkan stream.

Sepanjang 2025, sederet lagu seperti Orang Baru Lebe Gacor, Tabolabale, Ngapain Repot, Stecu, hingga Pica Pica viral di media sosial. 

"Pastinya kami tuh sangat bangga, sangat bangga, terus sangat senang, puas, karena di tahun 2025 mungkin dari sebelum-sebelumnya musik-musik Timur itu sudah diterima, tetapi yang paling kelihatan itu mungkin di tahun ini.” ujar Suprianus Bhuka di AMI Awards 2025, Kuningan Jakarta Selatan, Rabu (19/11/2025).

"Semenjak ada 'Tor Monitor Ketua', terus ada Tabolabale, ada Ngapain Repot, ada Stecu, ada Pica-pica, dan semuanya itu sudah mendapatkan ruang di belantika musik Nusantara ini," jelasnya.

Baca juga: Berkat Lagu Tabola Bale, Siprianus Bhuka Bawa Pulang Piala AMI Awards 2025

Rapper Ecko Show, salah satu nama yang belakangan viral lewat 'Orang Baru Lebe Gacor', juga mengungkapkan rasa syukurnya atas perkembangan musik Timur. 

“Cuma saya mau terima kasih untuk semua yang sudah mendengarkan, yang sudah memfavoritkan lagu Timur sampai sekarang. Amin," ungkap Ecko. 

"Semoga ke depannya masih makin banyak artis-artis lokal dari daerah Timur yang bisa naik lagi. Amin, amin, amin,” ujarnya.

Ecko menjelaskan bahwa musik dari Timur memiliki istilah khas yang digunakan oleh masyarakat setempat belakangan ini.

“Kalau di Timur sekarang lagi rame tuh bahasa umumnya ya lagu acara. Jadi kayak Tabolabale dan lain-lain itu, itu kita menyebutnya lagu acara," jelasnya.

"Bukan hip hop, bukan dangdu kita punya istilah sendiri, punya genre sendiri sebenarnya," terusnya.

Suprianus mengiyakan hal tersebut bahwa di setiap daerah di Indonesia Timur memiliki sebutan masing-masing yang merujuk ke satu musik.

“Kalau genre itu kami biasa sebut di Timur itu namanya genre rakat,” kata Suprianus.

"Kalau di Sulawesi lagi beda, ada namanya disko tanah," timpal Ecko.

Ecko menyebut lagu acara itu identik dengan musik yang membikin orang joget dan musik yang up beat. 

“Iya yang bikin joget,” kata Ecko.

“Tentunya terima kasih banyak-banyak. Dan juga mau berterima kasih juga untuk teman-teman dari IdeTimur karena IdeTimur selalu support.”

Gustiranda Evan Mopili selaku Founder IDETIMUR menjelaskan bahwa keberhasilan musik Timur saat ini tidak lepas dari strategi membangun audiens terlebih dulu. 

“Karena yang dibangun sama kami itu nomor satunya adalah audiensnya. Audiensnya harus ada dulu, baru musisinya benar-benar bisa hidup,” ucap Evan.

Ia menegaskan bahwa kualitas musik Timur sudah kuat sejak dulu namun belakangan masalahnya adalah pada audiens atau pendengar.

“Kami ibaratnya meminta dukungan dari platform, bahwa masalah di Indonesia Timur itu bukan di musiknya loh. Musik-musik Indonesia Timur itu gila-gila loh dari dulu," tuturnya.

"Kita punya almarhum Glenn Fredly, kurang gila apa dia? Masalahnya hanya ada di audiensnya," sambung Evan.

Keindahan musik dari Indonesia Timur sudah terbukti dari penghargaan Pencipta Lagu Pop Terbaik di AMI Awards 2025 yang didapatkan Suprianus Bhuka untuk lagu Tabolabale.

Dan Ecko Show yang mendapatkan piala Penyanyi Solo Rap/Hiphop Terbaik di AMI Awards 2025 lewat lagu FYP Today 2.

 

(Tribunnews.com/ Bayu Indra Permana)

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved