KONI: Logo Lima Ring Tidak Melanggar Hak Cipta IOC

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat merasa berhak memakai logo ring lima. Penggunaan logo ini tidak melanggar Hak Cipta IOC atau Komite Olimpiade Internasional.

Pernyataan itu disampaikan Immanuel Robert Inkiriwang, Wakil Ketua Umum KONI Pusat Bidang Kerjasama Dalam dan Luar Negeri dan Hukum dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (13/3/2014).

"Logo KONI dengan lima ring adalah lambang yang sah. Kami mendapat kekuatan hukum dari Kemenkumham pada 26 Juli 2006 dengan perlindungan 50 tahun sejak pertama kali. Ketika itu diberikan kesempatan untuk mengajukan keberatan, tetapi tak ada keberatan," ujar Robert Inkiriwang.

Robert Inkiriwang mengaku pihaknya sudah mendapatkan pengakuan dari IOC. Bahkan, surat Ketua Umum KONI Pusat kepada Ketua IOC Thomas Bach, selaku ketua IOC yang baru terpilih pada 2013 menggunakan logo ring lima.

"Logo diakui IOC adalah logo KONI. Kita diakui sebagai national olympic comitte sejak 1952 dengan logo ring lima. Surat ketum KONI kepada ketua IOC pada 2013 menggunakan lambang ini," kata Robert.

Berkenaan walk-out yang terjadi pada Musyawarah Nasional Luar Biasa pada 9 Maret 2014, KONI Pusat menegaskan bahwa kejadian tersebut merupakan perbuatan perorangan tidak merepresentasikan Pengurus Besar/Pengurus Pusat.

Sebanyak 30 PB menolak dengan logo lima ring yang diluncurkan KONI Pusat dalam sidang yang digelar pada Minggu, 9 Maret 2014 di Hotel Sultan. Mayoritas menolak logo tersebut dikarenakan melanggar Hak Cipta IOC atau Komite Olimpiade Internasional.

"Itu adalah oknum bukan PB/PP. Kami tidak ingin menanggapi isu. Kalau itu nyata, maka kami siap sesuai dengan kriteria berlaku. Semua peserta hadir menyetujui anggaran dasar/anggaran rumah tangga," ujarnya.

Musornaslub dan Rapat Anggota Tahunan 2014 dihadiri sebanyak 94 peserta, yang terdiri dari 34 KONI Pengurus Provinsi dan 60 Pengurus Besar/Pengurus Pusat.