Kamis, 28 Agustus 2025

Olimpiade 2021

Pandangan Terhadap IOC yang Tak Kunjung Umumkan Penundaan Olimpiade Tokyo 2020

Pihak yang 'membatalkan' atau 'menunda' perjanjian tersebut, kecuali disetujui bersama oleh kedua pihak, bakal berpotensi dianggap melanggar kontrak.

Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Logo Olimpiade dan Paralimpik Jepang 2020 

TRIBUNNEWS.COM - Tekanan terus menghampiri pihak penyelenggara untuk membatalkan Olimpiade Tokyo 2020.

Tuntutan datang bertubi pada beberapa hari terakhir. Akhir pekan lalu, Asosiasi Federasi Atletik Dunia meminta Olimpiade ditunda.

Pada Minggu (22/3/2020), Komite Olimpiade dan Paralimpiade Kanada mengumumkan bahwa mereka tak bakal mengirim delegasi ke Tokyo apabila Olimpiade tetap bergulir musim panas ini.

Baca: Akibat Corona, Olimpiade Tokyo 2020 Disebut Akan Ditunda hingga 2021

Baca: Olimpiade Tokyo 2020 Ditunda atau Sesuai Jadwal? NOC Indonesia Tetap Dukung IOC

Tak sampai 12 jam kemudian, Komite Olimpiade Australia mengutarakan hal serupa walau tak secara langsung mengutarakan tidak akan berpartisipasi.

Sementara, Komite/Asosiasi Olimpiade Jerman, Inggris, Norwegia, dan Brasil telah memberi tekanan kepada IOC untuk menunda Olimpiade.

Namun, hingga Selasa (24/3/2020) dini hari WIB belum ada konfirmasi langsung dari Komite Olimpiade Internasional (IOC) atau pihak penyelenggara Tokyo 2020.

Hal ini pun menimbulkan pertanyaan, apa yang membuat pihak penyelenggara kukuh agar Olimpiade Tokyo 2020 tetap bergulir sementara event-event olahraga lain, termasuk Piala Eropa dan Copa America yang dijadwalkan pada musim panas ini, ditunda?

Menurut Tomahiko Taniguchi, penasihat khusus ke Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, keputusan akhir berada di tangan IOC.

"Lausanne (letak markas IOC) harus mengambil beberapa pekan untuk meneliti semua skenario pembatalan tetapi hal ini bukan keputusan Tokyo," tuturnya kepada BBC.

Menurut sebuah sumber BBC, dunia olahraga tengah menyaksikan siapa yang bakal berkedip lebih dulu antara IOC dan pihak penyelenggara Tokyo 2020.

Baca: Australia dan Kanada Ancam Tak Kirim Atlet ke Olimpiade Tokyo 2020, Desak Penundaan hingga 2021

Hal ini karena dampak legal dan komersial besar yang bakal ditanggung dari keputusan berat tersebut.

Pengacara olahraga terkemuka, John Mehrzad QC, menjelaskan bahwa siapapun yang membuat keputusan untuk membatalkan Olimpiade akan terekspos ke potensi pelanggaran kontrak.

"Pihak yang 'membatalkan' atau 'menunda' perjanjian tersebut, kecuali disetujui bersama oleh kedua pihak, bakal berpotensi dianggap melanggar kontrak dan terekspos ke klaim senilai miliaran dolar," tutur Mehrzad.

Klausal "force majeure" atau "Act of God" alias peristiwa atau bencana yang ditimbulkan dari perubahan-perubahan keadaan alam di luar jangkauan dan kekuasaan manusia bisa dipakai apabila mendapat dukungan dari pihak asuransi.

Sejauh ini, World Health Organization (WHO) belum mengutarakan bahwa Olimpiade tak bisa bergulir.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan