Deretan Pebulu Tangkis Muda Dunia yang Diprediksi Bersinar pada Masa Mendatang
Berikuti ini deretan pebulu tangkis muda yang diprediksi mampu menjelma sebagai kekuatan menjanjikan pada masa mendatang.
Penulis:
Dwi Setiawan
Editor:
Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Selain sepak bola, olahraga bulu tangkis diyakini juga memiliki basis penggemar yang cukup banyak di dunia.
Setiap tahunnya selalu saja muncul sosok-sosok pebulu tangkis yang masih berusia muda namun memiliki potensi luar biasa.
Tak jarang, dalam berbagai perhelatan tur dunia, para pebulu tangkis mampu tampil mengejutkan publik.
Nama-nama seperti Lee Zii Jia, An Se Young, Yuta Watanabe, hingga Anthony Sinisuka Ginting menjadi deretan pemain muda yang telah bersinar di percaturan bulu tangkis dunia.
Baca: Sekjen BWF Tanggapi Kritikan Tajam dari Sang Ratu Bulu Tangkis Malaysia
Baca: Pesona Kecantikan Goh Liu Ying yang Memikat Kaum Adam, Padahal Usianya Sudah 31 Tahun
Dalam beberapa tahun kedepan, rasanya tidak perlu khawatir bahwa sudah ada beberapa nama yang diprediksi akan mampu melejit.
Berikuti ini deretan pebulu tangkis muda yang diprediksi mampu menjelma sebagai kekuatan menjanjikan pada masa mendatang.
1. Magnus Johannesen (Denmark)
Selama bertahun-tahun tim Denmark selalu mampu melahirkan para sosok pemain tunggal putra terbaik di percaturan bulu tangkis dunia.
Mulai dari Poul Erik Hoyer, Peter Rasmussen, Peter Gade, hingga eranya Viktor Axelsen.
Di era sekarang ketika Viktor Axelsen masih cukup memiliki daya saing, Denmark sepertinya tidak perlu khawatir perihal sosok penerus sektor tunggal putra.
Nama-nama seperti Anders Antonsen, Rasmus Genke, dan Jan O Jorgensen menjadi tiga tunggal putra Denmark lain yang sudah menghiasi percaturan bulu tangkis dunia.
Belum lama ini, sudah muncul satu nama lagi yang diprediksi akan menjadi calon bintang masa depan tunggal putra Denmark.
Nama tunggal putra yang digadang-gadang menjadi andalan masa depan Denmark adalah Magnus Johannesen.
Johannesen sendiri saat ini memang masih tergolong cukup muda usianya, yakni 18 tahun.
Meskipun demikian, Johannesen telah menunjukkan beberapa hasil yang cukup mengesankan dalam beberapa tahun terakhir.
Dirinya pernah menjadi finalis dalam kejuaraan Eropa U17 pada tiga tahun silam.
Selain itu, Johannesen mampu mencapai babak semifinal kejuaraan nasional yang diadakan di Denmark.
Johannesen berhasil menunjukkan kedewasaannya dalam bermain ketika berhasil mengalahkan Anders Antonsen dalam kejuaraan tersebut.
Namanya pun disebut memiliki prospek masa depan yang cerah setelah mampu tampil menawan dalam kejuaraan nasional di Denmark tersebut.
Baca: Mengenal Indra Wijaya, Sang Mantan Tunggal Putra Andalan Indonesia, Kini Jabat Pelatih Malaysia
Johannesen sendiri mengakui kemampuan dan bakat yang ia miliki mampu menjadi pendorong dirinya bisa menjelma sebagai tunggal putra terbaik pada masa mendatang.
"Saya melihat bakat saya bisa menjadi salah satu pebulu tangkis besar di puncak dunia," ujar Johannesen seperti dikutip dari Badminton Eropa.
"Tetapi saya juga tahu bakat adalah satu hal yang saya miliki, namun keinginan untuk menang dan bekerja keras adalah hal yang sama sekali berbeda, tetapi sama pentingnya," tambahnya.
Disinggung prestasi yang ia torehkan dalam beberapa tahun terakhir, Johannesen menganggap semua itu sebagai dorongan untuk selalu maju.
"Tentu saja itu bagus untuk diakui, itu memberi dorongan," ujar Johannesen.
"Itu menunjukkan bahwa semua pengalaman yang anda habiskan untuk pelatihan terbayar tetapi itu bukan sesuatu yang banyak saya pikirkan," lanjutnya.
Lebih lanjut, Johannesen mengakui dirinya mengidolakan dua sosok yang selama ini menjadi inspirasinya dalam meniti karir.
Dua pebulu tangkis yang menjadi idola Johannesen tersebut adalah Lin Dan dan Kento Momota.
"Saya punya beberapa inspirasi, idola terbesar saya di bulu tangkis adalah Lin Dan," ungkapnya.
"Pada saat yang sama saya juga berpikir Kento Momota memiliki beberapa hal yang sangat kerena dalam permainannya yang dapat saya pelajari," tambah Johannesen.
Secara khusus jika ditanya gaya permainan yang ia sukai, Johannesen mengakui lebih memilih Momota.
Baca: Cemaskan Kualifikasi Olimpiade, BAM Justru Bidik Piala Thomas dan Uber 2020
Hal ini dikarenakan ia cukup takjub dengan gaya bermain yang diusung oleh pebulu tangkis terbaik dunia asal Jepang tersebut.
"Jika saya harus menyebutkan satu pemain, saya mungkin akan mengatakan Momota," ujar Johannesen.
"Saya telah belajar banyak dengan menontonnya bermain," lanjutnya.
Magnus Johannesen sendiri merupakan pebulu tangkis asal Denmark yang bermain di sektor tunggal putra.
Ia lahir di Denmark tepat pada tanggal 2 Februari 2002, usianya saat ini baru menginjak 18 tahun.
Di BWF, Johannesen masih menempati ranking 232 dunia di sektor tunggal putra.
2. Kunlavut Vitidsarn (Thailand)
im bulu tangkis tunggal putra Thailand seperti sudah memiliki sosok calon pemain hebat pada masa mendatang.
Sosok calon pebulu tangkis masa depan Thailand tersebut bernama Kunlavut Vitidsarn.
Kunlavut Vitidsarn merupakan pebulu tangkis berusia 19 tahun yang berasal dari Negeri Gajah Putih, julukan Thailand.
Pada usia 19 tahun, ternyata Kunlavut Vitidsarn telah mampu mengukir namnaya di dunia bulu tangkis.
Bintang muda Thailand tersebut namanya memang sedang naik daun karena prestasi luar biasa yang ditorehkannya beberapa waktu lalu.
Prestasi luar biasa yang dimaksud adalah Kunlavut Vitidsarn mampu meraih juara dalam perhelatan Kejuaraan Dunia Junior BWF ketiga secara beruntun pada tahun lalu.
Dilansir Badminton Asia, Kunlavut Vitidsarn berhasil mengklaim gelar juara dunia junior perdananya pada 2017 di Indonesia.
Setahun berselang dirinya mampu mempertahankan gelarnya ketika bertanding di Kanada.
Sebelum akhirnya ia mampu mencetak hattrick gelar juara dunia junior di Rusia pada tahun 2019.
Rentetan prestasi luar biasa yang dicetak oleh Kunlavut Vitidsarn akhirnya mampu membuat namanya kini menduduki ranking 29 dunia.
Baca: Indra Wijaya Bocorkan Sosok Panutannya, Berasal dari Indonesia Serta Tokoh Kunci Kesuksesan Lin Dan
Kunlavut Vitidsarn sendiri disebut sebagai pemain yang telah dipoles dengan keterampilan serba bisa.
Selain itu, penampilannya dalam beberapa tahun terakhir dinilai cukup solid ketika berlaga di tingkat senior.
Bahkan, Kunlavut Vitidsarn telah mengantongi empat gelar BWF International Challenge tahun lalu.
Performa impresif dari Kunlavut Vitidsarn terlihat ketika ia menjadi finalis Barcelona Spain Masters 2020.
Ia hanya kalah dari Viktor Axelsen (Denmark) di partai final.
Di ajang Thailand Masters, Kunlavut Vitidsarn juga berhasil melaju sampai babak semifinal sebelum dihentikan Kenta Nishimoto.
Mengutip dari BWF, Kunlavut Vitidsarn ternyata tidak hanya bermain di sektor tunggal putra saja.
Ia juga tercatat aktif bermain di sektor ganda campuran.
Di sektor tunggal putra yang ia tekuni, Kunlavut Vitidsarn masih menempati ranking 28 dunia.
Sementara di sektor ganda campuran, ia masih terjerembab di posisi ke-173.
Selama karirnya bermain di sektor tunggal putra, Kunlavut Vitidsarn telah mencatatkan total 208 kemenangan dan 49 kekalahan.
Menarik untuk melihat bagaimana Kunlavut Vitidsarn mewudujkan impiannya untuk menjadi sang juara dunia level senior pada masa mendatang.
3. Indah Cahya Sari Jamil (Indonesia)
Indonesia dapat dikatakan sebagai negara yang mampu rutin melahirkan sosok-sosok hebat di dunia bulu tangkis.
Berbagai nama beken mulai dari Lim Swie King, Rudy Hartono, Rexy Mainaky, Markis Kido, hingga Lilyana Natsir menjadi sosok mantan pebulu tangkis Indonesia tersukses.
Kini, tim Indonesia juga masih diperkuat oleh pemain hebat pula seperti Kevin Sanjaya, Hendra Setiawan, hingga Anthony Ginting.
Berbicara lebih jauh kedepan, sepertinya Indonesia tidak perlu khawatir lagi tentang para penerus yang akan melanjutkan kesuksesan seniornya.
Satu nama pebulu tangkis muda Indonesia yang patut diperhatikan dalam beberapa tahun depan yakni Indah Cahya Sari Jamil.

Dilansir Badminton Asia, Indah Cahya diyakini akan mampu menjadi penerus Lilyana Natsir sebagai salah satu pebulu tangkis tersukses dunia.
Pebulu tangkis yang masih berusia 18 tahun tersebut disebut-sebut memang sebagai penerus Lilyana Natsir.
Pebulu tangkis yang bermain di sektor ganda campuran tersebut cukup menawan performanya dalam beberapa tahun terakhir.
Bersama pasangan mainnya yakni Leo Rolly Carnando, Indah Cahya berhasil mendulang gelar ganda campuran World Junior dan Asian Junior.
Baca: Potensi Lee Zii Jia jadi Ancaman Tersendiri bagi Sektor Tunggal Putra Dunia
Tahun lalu, Indah Cahya juga tergabung dalam tim Indonesia yang berhasil meraih gelar Piala Suhandinata.
Keberhasilan Indonesia meraih gelar juara tersebut terasa istimewa mengingat Indah Cahya dkk mampu mengalahkan China di partai puncak.
Anak muda yang berasal dari Makassar tersebut memang telah menarik perhatian banyak orang.
Kemajuannya yang luar biasa pernah dinilai oleh BWF bahwa ia diprediksi akan menjelma sebagai ganda campuran terbaik dunia pada masa mendatang.
Selain mampu menorehkan prestasi dalam berbagai ajang junior, Indah Cahya juga sudah terlihat mampu bersaing di level senior.

Beberapa hasil cukup menjanjikan diraih oleh Indah Cahya dengan mencapai perempat final Akita Masters dan seri Internasional Malaysia pada tahun lalu.
Indah Cahya juga tercatat pernah melaju hingga babak perempat final ajang Austria Terbuka pada awal tahun ini.
Hanya, pandemi corona memaksa Indah Cahya untuk menikmati jeda terlebih dahulu.
Indah Cahya juga telah terbukti menjadi pemain yang serba bisa dalam bermain bulu tangkis.
Ia mampu menempati beberapa sektor dan mampu tampil baik pula.
Selain aktif bermain di sektor ganda campuran, Indah Cahya juga mampu tampil di sektor ganda putri.
Baca: Lee Chong Wei Anggap Sang Penerusnya Pasti Mampu Mendulang Medali Olimpiade
Anak bungsu dari empat bersaudara tersebut memiliki ayah seorang guru Penjaskes.
Dimana, ia juga berstatus sebagai pelatih bulu tangkis.
Kehadiran sang ayah menjadi kekuatan utama yang mendorong Indah Cahya menjadi olahragawan sejati.
Setelah diterima bergabung dengan klub PB Djarum sebagai pemain tunggal pada 2013.

Indah Cahya justru diterima sebagai pemain ganda pada tahun berikutnya.
Semenjak itulah, ia terus bekerja keras dan senantiasa berkomitmen untuk menjadi yang terbaik setiap waktunya.
Dalam usahanya untuk menjadi seorang pebulu tangkis profesional, Indah Cahya juga menyempatkan waktu latihannya dengan mengambil kursus bahasa inggris.
Indah Cahya tentu memiliki impian besar untuk bisa mengikuti jejak idolanya, Lilyana Natsir, sang peraih emas Olimpiade dan juara dunia.
Pada tahap dia sedang berproses saat ini, ada setiap kesempatan yang bisa ia ambil untuk bisa mewujudkan mimpi-mimpinya.
(Tribunnews/Dwi Setiawan)