Kamis, 2 Oktober 2025

Olimpiade Paris 2024

Sosok Diaba Konate, Atlet Basket Dilarang Prancis Ikut Olimpiade 2024 Karena Berhijab

Prancis melarang atletnya mengenakan jilbab  atau kerudung yang dikenakan oleh sebagian wanita Muslim saat berpartisipasi dalam Olimpiade.

|
Penulis: Hasanudin Aco
Getty Images via AFP
Pemain basket Prancis Diaba Konate dilarang ikut Olimpiade 2024 karena berhijab atau jilbab. 

Pada 2022, Federasi Bola Baset Prancis (FFBB) secara tegas melarang atribut apapun yang "berkonotasi religus atau politis".

"Saya tidak percaya," kata Konate.

Awalnya dia mengira "itu hanya lelucon".

"Bagaimana bisa itu terjadi pada saya. Saya kira kami adalah keluarganya. Rasanya seperti, ini saya, teman-teman. Kita biasa bermain bersama, saya adalah bagian dari kalian. Saya masih orang yang sama, tidak ada yang berubah," ujar Konate.

"Hati saya benar-benar hancur."

"Saya terlahir sebagai seorang Muslim, jadi saya ingin belajar lebih banyak tentang agama saya dan akhirnya saya menemukan jawaban atas semua pertanyaan saya."

"Sangat munafik bagi Prancis menyatakan diri sebagai negara kebebasan, negara hak asasi manusia, tetapi pada saat yang sama, mereka tidak mengizinkan Muslim atau warganya untuk menunjukkan jati diri mereka," kata Konate.

"Ini sangat membuat frustrasi karena tidak dapat mewakili negara saya atau bermain basket hanya karena identitas agama saya sebagai wanita Muslim yang memilih mengenakan jilbab," kata Konaté.

"Saya tidak dapat sepenuhnya mengekspresikan keyakinan saya dan mengejar aspirasi atletik saya."

Para aktivis mengatakan larangan jilbab di Prancis tidak hanya diskriminatif.

Larangan ini juga secara efektif mencegah wanita dan anak perempuan Muslim berpartisipasi penuh dalam olahraga, rekreasi, atau karier, dan pengecualian ini dapat berdampak negatif pada kehidupan mereka, termasuk kesehatan mental dan fisik mereka

Bilqis Abdul-Qaadir, mantan pemain basket NCAA Amerika yang memimpin pencabutan larangan jilbab FIBA ​​pada tahun 2017 mendesak rekan-rekan atletnya untuk tidak menyerah dalam menghadapi larangan tersebut.

"Diaba, saya minta maaf," kata Abdul-Qaadir saat menelepon, berbicara kepada Konaté.

"Kepada semua saudari lainnya di Prancis, saya minta maaf. Satu-satunya hal yang benar-benar dapat saya katakan − yang saya rasa harus saya katakan − adalah mereka dapat melarang kami dari organisasi dan badan pengurus mereka. Mereka dapat memberikan pendapat mereka. Mereka tidak dapat menghentikan kami bermain."

Sumber: BBC/USA Today

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved