Bulu Tangkis
Target Juara di BAJC 2025 Ambyar, Ganda Putri dan Campuran Jadi Perhatian Paling Serius
Kabid Binpres PP PBSI, Eng Hian menyebut ada dua sektor yang menjadi perhatian utama setelah kalah dari Korea Selatan: ganda campuran dan ganda putri.
Penulis:
Arif Tio Buqi Abdulah
Editor:
Drajat Sugiri
TRIBUNNEEWS.COM - Perjuangan tim beregu bulutangkis Indonesia di Badminton Asia Junior Championships (BAJC) 2025 terhenti di babak perempat final.
Indonesia harus takluk dengan skor sangat tipis saat berhadapan dengan Korea Selatan, Selasa (21/7/2025).
Bermain di kandang sendiri, GOR Manahan Solo, Indonesia kalah dramatis dari Korea Selatan dengan skor 109-110.
Kekalahan ini membuat target yang diusung PBSI, yakni menjadi juara di ketegori beregu, tak terpenuhi.
PBSI sebelumnya cukup yakin untuk mengusung meraih medali emas mengingat pengalaman di kejuaraan dunia junior pada November 2024 lalu, berhasil menjadi juara.
Kala itu dengan pertandingan juga menggunakan sistem relay point dengan total 110 poin, Indonesia di laga final mengalahkan China dengan skor akhir 110-103.
Namun, di BAJC 2025 target tersebut jauh meleset, bahkan gagal mencapai empat besar.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PP PBSI, Eng Hian, menyebut ada dua sektor yang menjadi perhatian utama: ganda campuran dan ganda putri.
"Kalau kita melihat tadi itu di ganda campuran, terus ganda putri," ujar Eng Hian kepada awak media, termasuk Tribunnews setelah pertandingan di GOR Indoor Manahan Solo.
"Kita melihat pembukaan di tunggal putra Ubed bisa leading enam poin, lalu selanjutnya ganda putri jadi selisih satu poin, terus di selanjutnya malah lawan yang jadi unggul," ujar Eng Hian.
Pernyataan tersebut merujuk langsung pada jalannya pertandingan antara Indonesia vs Korea.
Baca juga: Indonesia Gagal ke Semifinal Badminton Asia Junior Championships 2025, Kalah dari Korea 109-110
Indonesia sejatinya membuka laga dengan baik ketika Moh Zaki Ubaidillah atau Ubed (tunggal putra) menang 11-5,.
Namun sayang, di laga kedua saat di partai ganda putri yang dimainkan Riska Anggraini/Rinjani Kwinnara, keunggulan enam poin berubah menjadi tipis satu poin saja, 22-21.
Lalu setelahnya momentum justru hilang. Di partai ketiga, ganda campuran Theodorus Steve/Luna Rianty kalah jauh 26-33 dari Lee Hyeong-woo/Cheon Hye-in.
Momentum makin tergerus ketika Thalita Wiryawan kalah 40-44 di tunggal putri, dan ganda putra Ikhsan Pramudya/Devin Artha menyerah 53-55.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.