Selasa, 4 November 2025

Voli

4 Keanehan Penyebab Mati Otak Pevoli Iran Saber Kazemi: CCTV Rusak Dadakan, Isu Konspirasi Mencuat

Ada empat keanehan dari penyebab insiden yang berujung kematian otak pevoli Iran eks Bhayangkara Presisi, Saber Kazemi. Dugaan konspirasi mencuat.

Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Tiara Shelavie
Rilis IRIVF
KONDISI SABER KAZEMI - Kondisi terbaru, pemain Voli asal Iran Saber Kazemi yang sempat dikabarkan koma kini dikonfirmasi mengalami kematian otak pada 30 Oktober 2025. Isu konspirasi atas kematian otak Saber Kazemi mencuat seiring munculnya empat kejanggalan penyebab kecelakaan. 

Pevoli kelahiran 6 April 1992 ini juga merasa janggal bahwa laporan pertama yang didapat, menyebutkan Saber Kazemi mengalami insiden tragis di kolam renang karena adanya sengatan listrik.

Setelah dilakukan investigasi, tidak ada kerusakan listrik yang memicu pevoli asal Iran tersebut kesetrum.

"Ceritanya sangat aneh, banyak hal yang tidak diketahui. Pernyataan resmi menyebutkan ada sengatan listrik di kolam renang, tetapi pemeriksaan yang dilakukan di kolam renang tidak menemukan masalah," tegas pevoli yang saat ini bermain untuk tim asal Qatar, Al Ahli.

3. Isu Janggal Terbentur di Kolam

Selain isu terkena sengatan listrik di kolam, insiden yang berujung kematian otak Saber Kazemi, juga dibumbui penyebab lain. 

Disampaikan Vitaliy Papazov, Saber Kazemi sempat terjatuh di area kolam dan terbentur. 

Baginya penyebab itu janggal karena Saber Kazemi kala itu bersama rekan-rekannya.

"Lalu beredar rumor bahwa kepalanya terbentur di kolam renang dan 20 menit setelah insiden baru mendapatkan pertolongan."

"Faktanya, dia (Kazemi-red) tidak sendirian karena bersama rekan-rekannya. Lalu, mengapa tidak ada yang mencoba menolongnya selama 20 menit hingga tim penyelamat tiba? Sungguh tidak masuk akal."

4. Birokrasi yang Dipersulit

Kejanggalan terakhir dalam pandangan pevoli berusia 33 tahun ini ialah birokrasi yang berbelit-belit untuk memulangkan Saber Kazemi ke Iran.

"Kami tidak jelas bagaimana insiden itu terjadi, yang pasti kepulangannya dipersulit secara birokrasi dan faktor keuangan yang harus dibayarkan."

"Terlepas dari itu, satu hal yang jelas: dengan penuh kesedihan saya melaporkan bahwa sebuah tragedi mengerikan telah terjadi," pungkas Papazov.

(Tribunnews.com/Giri)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved