Hari AIDS Sedunia
Wanyama, Kisah Pesepak Bola Pengidap HIV/AIDS
Tak banyak pesepak bola yang terjangkit HIV berani bicara terbuka. Satu dari sedikit orang itu adalah mantan pemain tim nasional Kenya, Wanyama
Enam bulan setelah kematian Rose, Wanyama diminta ibunya untuk menjalani pemeriksaan. Serupa Rose, Wanyama didiagnosis terjangkit HIV.
"Setelah didagnosis, saya menyadari telah membunuh istri saya. Saya juga telah menularkan penyakit ini kepada dia," katanya.
Fakta tersebut membuat Wanyama frustrasi. Karena HIV/AIDS masih menjadi stigma ketika itu, dia juga kesulitan bercerita kepada orang lain.
Akan tetapi, berkat dorongan ibunya, Wanyama memberanikan diri untuk terbuka kepada Brian dan Bernard.
"Anak-anak mengatakan kepada saya supaya tidak merasa bersalah," tuturnya.
Reaksi dari Brian dan Bernard memberikan dorongan besar untuk Wanyama. Dia berhasrat meredam stigma yang ada di Kenya.
"Begitu banyak orang menyembunyikan penyakit ini, padahal itu berbahaya. Infeksi mungkin saja menyebar," ujar Wanyama.
"Ini bukan penyakit pembunuh. Ketika saya bicara secara terbuka, ada perubahan positif dari orang-orang," tuturnya.
Hingga akhirnya, Wanyama memutuskan bekerja di Tackle Afrika, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang memberikan pendidikan HIV melalui sepak bola.
Hidupnya sudah jauh dari kata glamor, tetapi tetap bahagia. Pada 2006, Wanyama menikah lagi dengan wanita bernama Mwainadi. Keduanya menghasilkan seorang anak yang diberi nama Rooney.