Agus Yuwono Tetap Dapat Tawaran Melatih meski Disanksi PSSI
Namun tawaran itu belum berujung pada kontrak, karena klub masih menunggu kepastian digelarnya kompetisi atau turnamen jangka panjang
Penulis:
Sigit Nugroho
Editor:
Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Mantan pelatih Gresik United, Agus Yuwono yang dalam status terkena sanksi.
Ia dilarang beraktivitas dalam kegiatan sepak bola di lingkungan PSSI selama 5 tahun yang dijatuhkan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI ternyata tetap mendapat tawaran dari sejumlah klub.
Namun tawaran itu belum berujung pada kontrak, karena klub masih menunggu kepastian digelarnya kompetisi atau turnamen jangka panjang.
"Ya, beberapa minggu lalu, saya sempat berkomunikasi dengan tiga klub Divisi Utama (DU) di Pulau Jawa. Mereka tertarik menggunakan jasa saya sebagai pelatih. Tetapi sampai saat ini belum ada yang deal, karena mereka menunggu kepastian kompetisi resmi atau turnamen jangka panjang," kata Agus kepada Harian Super Ball.
Sayangnya Agus belum bersedia menyebutkan nama klub tersebut, karena tawaran baru pada tahap pembicaraan awal.
"Tidak enak kalau disebutkan nama klubnya, karena baru pada tahap komunikasi awal. Jika kompetisi resmi digelar atau ada rencana turnamen jangka panjang untuk klub DU, pembicaraan akan dilanjutkan ke level yang lebih serius," ujar Agus.
Sebenarnya tawaran seperti itu sudah diperolehnya ketika di Piala Jenderal Sudirman 2015 akan digelar.
Soal statusnya masih dikenai sanksi berpengaruh terhadap karirnya, Agus berucap, dirinya sudah menjelaskan kepada klub yang memberikan tawaran itu.
"Ada klub yang bisa mengerti penjelasan saya dan tetap tertarik merekrut. Ada juga yang khawatir niatannya untuk merekrut saya bisa batal karena masih dalam status disanksi," ucap Agus.
Agus menerangkan, sanksi dari Komdis PSSI belum final. Dirinya masih punya kesempatan untuk mengusahakan pencabutan sanksi.
Pasalnya Komdis PSSI memberikan kesempatan untuk pembelaan dari Agus.
"Saya sudah menyiapkan tim advokasi untuk mendampingi saat bertemu dengan Komdis PSSI. Saya ingin kasus ini bisa selesai dengan cara persuasif, karena sesungguhnya saya tidak terlibat dalam pengaturan skor di tim yang pernah saya latih. Justru saya memberitahukan ada praktik seperti itu di sepakbola kita. Jadi seharusnya, Komdis PSSI tidak menjatuhkan sanksi kepada saya," terangnya.
Terkait dirinya tidak memenuhi panggilan dari Komdis PSSI, menurut Agus, diirnya bukan tidak mau memenuhinya.
Tetapi dia tidak punya uang untuk berangkat ke Jakarta, karena pasca vakumnya kompetisi, Agus tidak bisa melatih klub manapun. Akibatnya dia tidak memiliki penghasilan dari sepakbola profesional di Tanah Air.
"Jika memang lobi yang dilakukan tidak kunjung berhasil, saya akan mengambil jalan terakhir dengan membawa kasus ini ke meja hijau. Tetapi mudah-mudahan solusi bisa dapatkan. Semoga saja setelah konflik selesai, maka sanksi saya pun dicabut," tutur Agus.