Liga Indonesia
Irfan Jaya, Daeng Makassar yang Ingin Dikenang Warga Surabaya seperti Andi Oddang dan Hamka Hamzah
Salah satu pemain penting Persebaya Surabaya dalam merengkuh kesuksesan menjadi kampiun Liga 2 musim lalu adalah Irfan Jaya.
Editor:
Sapto Nugroho
Kemudian, di awal tahun 2017, coach Iwan Setiawan yang melatih di Persebaya Surabaya memintanya untuk bergabung bersama Persebaya untuk menghadapi Liga 2, Irfan Jaya pun menerimanya.
Walau Irfan Jaya merupakan pemain berdarah Makassar, saat itu tekadnya sudah bulat untuk mampu membawa Persebaya Surabaya promosi ke Liga1 musim depan.
Baca: Luis Milla Puji Dua Pilar Persebaya Surabaya yang Perkuat Skuat Timnas Indonesia
Namun, Irfan Jaya menemukan kendala kala beradaptasi dengan tim barunya, penampilannya di awal-awal musim ternyata sempat membuat kecewa para pendukung Persebaya Surabaya.
Beberapa penampilan buruk membuatnya tersingkir dari tim utama.

Mungkin saat itu anak dari pasangan H Samaling dan Hj Saha dinilai lambat dalam beradaptasi.
Pasalnya, saat bergabung bersama Persebaya Surabaya, Irfan Jaya baru merasakan bermain untuk tim di luar Sulawesi Selatan.
“Awal merantau sangat sedih, itu karena jauh juga dari keluarga. Tetapi, lama-kelamaan terbiasa dan sudah nyaman, main lebih enak, bahkan saya merasa lebih dihargai di sini (Surabaya),” ujarnya.
Untung, Persebaya Surabaya kemudian diambil alih pelatih Angel Alfredo Vera.
Di bawah asuhan pelatih asal Argentina tersebut, Irfan Jaya berhasil jadi pilar penting Bajul Ijo, gol demi gol dan asis mengalir dari kakinya.
Tak heran jika ia mampu menyumbang 11 gol bagi Persebaya Surabaya.
Selanjutnya, Irfan Jaya mengungkapkan alasan unik kenapa ia memilih nomor punggung 41.
Baca: Gavin Kwan Adsit Jadi Striker Timnas U-23 Indonesia, Begini Alasan Luis Milla
Padahal, posisinya adalah seorang penyerang sayap yang identik dengan nomor tujuh, sembilan, atau pun 10.
“Saya memakai nomor 41 karena di dalam bahasa Makassar empat itu artinya appa dan satu itu se're. Kedua kata tersebut disatukan menjadi appa'se're, dan dalam bahasa Indonesia artinya mempersatukan,” tutur pemuda berusia 21 tahun itu seraya tertawa.
