Liga 1
Syarat yang Harus Dimiliki Persija Jika Tak Mau Jadi Tim Papan Bawah
Persija Jakarta juga sempat berada di zona degradasi dalam beberapa pekan. Situasi tersebut sangat menyulitkan Persija yang merupakan juara bertahan
Editor:
Hasiolan Eko P Gultom
CEO Persija Jakarta, Ferry Paulus menegaskan, pihaknya saat ini sedang hati-hati untuk mencari sosok pelatih baru.
Ya, Persija Jakarta menjadi satu-satunya klub Liga 1 2019 yang sudah dua kali melakukan pergantian pelatih.
Pada awal musim, manajemen Persija Jakarta mendepak Ivan Kolev yang dinilai gagal bersama pasukan ibu kota.
Sebagai penggantinya, sosok Julio Banuelos pun didatangkan untuk memimpin Ismed Sofyan dkk.
Akan tetapi bersama Julio Banuelos, Persija Jakarta jarang mendapatkan kemenangan.
Manajemen Persija Jakarta juga sudah berupaya untuk menyaring beberapa pelatih yang mencoba masuk.
Saat ini, Ferry Paulus sedang memberikan kesempatan terlebih dahulu kepada Sudirman yang dipercaya untuk menjadi caretaker Macan kemayoran.
"Benar sekali, kami hati-hati memilih pelatih baru, jangan sampai menjadi bumerang bagi kami," kata Ferry Paulus.
"Apalagi, tim ini baru merayakan euforia kecil atas kemenangan melawan Barito Putera."
"Semoga tren positif ini bisa dipertahankan. Kemudian, kami juga bangkit dan menang," ucap Ferry Paulus menambahkan.
Dua nama calon pelatih baru Persija Jakarta sudah muncul ke publik.
Pertama adalah Edson Tavares yang merupakan pelatih asal Brasil berusia 63 tahun.
Kedua adalah Dejan Gluscevic, pelatih asal Montonegro berusia 52 tahun dan sempat berkarier sebagai pemain Pelita Jaya dan Mastrans Bandung Raya pada era awal Liga Indonesia.
Nama-nama seperti Dejan Antonic, Alfredo Vera, dan Aidil Shahrin tidak masuk ke dalam kandidat.
Sejauh ini, manajemen Persija Jakarta belum mengambil keputusan siapa di antara dua nama tersebut yang cocok menjadi pelatih baru Marko Simic dkk.
Ferry Paulus mau melihat kenyamanan para pemain Persija Jakarta bersama Sudirman terlebih dahulu.
"Peluangnya masih fifty-fifty, kami masih godok itu," ucap Ferry Paulus.
"Komunikasi terus kami lakukan dan juga butuh kenyamanan di internal tim."
"Kalau memang sudah nyaman, mungkin bisa jadi komunikasi saja. Kedua pelatih itu siap kapan pun datang," tuturnya.