Liga 1
Soal 'Kembalikan Makan Konate ke Persib', Sinyal Robert Alberts dan Senyum Lebar Sang Pemain
Gelandang asal Mali yang bisa juga bermain sebagai second striker direkomendasikan untuk menggantikan Kevin van Kippersluis.
Editor:
Hasiolan Eko P Gultom
Bersama Arema FC pada Liga 1 2019, pemain 38 tahun itu menjadi top skorer tim.
Ia mengemas 16 gol, satu-satunya pemain Arema FC yang mampu menyentuh dua digit gol.

Baca: Efek Bergabungnya Lima Jebolan Timnas Indonesia U-19: Lini Serang Garuda Select Punya Warna Baru
Baca: Media Jepang Soroti Aksi Spektakuler Hendra/Ahsan di Final BWF World Tour Finals 2019
Baca: Bursa Transfer: 5 Pemain Berlabel Timnas Indonesia Diburu Klub Luar Negeri, Satu Sudah Deal
Pujian Robert Alberts
Pelatih Persib Bandung, Robert Alberts pun pernah memuji Makan Konate setinggi langit.
Itu terjadi sebelum pertemuan kedua Persib Bandung vs Arema di Liga 1 2019 pada 12 November lalu.
Menurut Robert Alberts, Makan Konate adalah pemain paling berbahaya di Arema FC.
Wajar saja, bersama Persib Bandung, Robert Alberts sudah merasakan kegarangan pemain asal Mali itu.
Pada 30 Juli 2019, Persib Bandung dibabat habis di markas Arema FC.
Skor 5-1 menjadi hasil akhir duel pertama Maung Bandung vs Singo Edan di Liga 1 2019.
Dalam laga di Stadion Kanjuruhan itu, Makan Konate mencetak satu gol dan menyumbang dua asis.
Robert Alberts pun cukup detail memuji sang pemain.
"Makan Konate menurut saya bukan gelandang di dalam tim, dia lebih seperti second striker dan beberapa laga juga dia lebih berperan sebagai pemain depan," kata Robert Alberts.

• Persib Rekrut Makan Konate & Simic, Tambah Striker Lokal untuk Musim Depan, Apa Kata Bobotoh Part II
• Supriyono Sarankan Persib Bandung Beli Renan Silva untuk Gantikan Kevin van Kippersluis
Dalam pujian berikutnya, Robert Alberts pun seperti melempar sinyal mengidamkan Makan Konate di timnya.
"Menurut opini saya dia adalah pemain level atas di Liga 1 2019, pemain yang fantastis, sangat mobile dan benar-benar seorang team player, bekerja untuk tim," katanya.
Visi permainan dan perilaku Konate pun jadi sorotan tersendiri bagi Robert Alberts