Liga 1
Kecemasan Borneo FC Akibat Tak Ada Pemasukan setelah Kompetisi Liga 1 Ditangguhkan
Kecemasan mulai menyelimuti Borneo FC akibat tidak ada pemasukan setelah kompetisi Liga 1 2020 ditangguhkan untuk sementara waktu.
Penulis:
Drajat Sugiri
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Kecemasan mulai menyelimuti Borneo FC akibat tidak ada pemasukan setelah kompetisi Liga 1 2020 ditangguhkan untuk sementara waktu.
Ditangguhkannya kompetisi di Indonesia akibat pandemi virus corona atau Covid-19 membuat aktivitas sepak bola terhenti.
Tak sampai disitu, imbas tersebut juga mulai merambah kepada klub yang mulai tak memiliki pemasukan.
Baca: Soal Masa Depan Liga 1, Borneo FC Ikuti Keputusan PSSI
Baca: Kapten Borneo FC, Diego Michiels Usir Kebosanan dengan Nonton Netflix & Main ke Rumah Nabil Husein
Bukan menjadi rahasia lagi, selain mengakibatkan krisis kesehatan, pandemi virus Corona berdampak pada sektor ekonomi dan finansial.
Termasuk dalam bidang olahraga, khususnya sepak bola.
Bahkan tim-tim elite Eropa mengalami hal yang serupa.
Sebut saja Barcelona yang sampai sejauh ini membuat langkah untuk memotong besaran gaji pemainnya hingga 70 persen.
Kebijakan tersebut diterapkan guna menghindari kondisi pailit yang dialami oleh klub.
Melalui Chief Marketing Officer (CEO), Borneo FC Novi Umar, ia mengungkapkan bahwa kondisi tim yang berjuluk Pesut Etam itu mengalami kecemasan.
Ditangguhkannya kompetisi Liga 1 2020 membuat manajemen harus memutar otak untuk mendapatkan pemasukan bagi klub.
"Jelas kami ketar-ketir karena tak ada pemasukan. Ya, bukan hanya kami pastinya," ungkap Novi Umar, seperti yang dikutip dari laman resmi Borneo FC.
CEO Borneo FC itu percaya, timnya tidak sendiri dalam mengalami kondisi sulit semacam ini.
"Semua klub pasti mengalami hal yang sama," terang Umar menambahkan.
Sejauh ini klub kontetsan Liga 1 mayoritas mengandalkan store-nya masing-masing untuk mendapatkan pemasukan klub.
Selain itu, sejauh ini subsidi yang telah dijanjikan oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB) hingga saat ini belum turun juga.
Kondisi ini sebenarnya telah menjadi polemik, mengingat berbagai tim Liga 1 telah mengajukan tagihan meminta subsidi tersebut segara dicairkan.

Novi Umar pun kemudian menyinggung masalah sponsor.
CEO Pesut Etam itu pun belum memiliki kepastian dengan pihak sponsor.
Mengingat kompetisi yang dihentikan sementara waktu, berimbas pada kesepakatan dengan sponsor yang masih mengambang.
"Jadi dari sponsor baru satu termin. Untuk dua terminnya tentu masih tanda tanya."
"Tergantung liga masih lanjut atau tidak," jelas Novi.
Baca: Kapten Borneo FC, Diego Michiels Usir Kebosanan dengan Nonton Netflix & Main ke Rumah Nabil Husein
Baca: Cara Usir Kebosanan Ala Bek Sayap Borneo FC, Mulai Main Game hingga Tonton Film
Harapan Borneo FC satu-satunya untuk sumber pemasukan klub ialah melalui store mereka.
Untuk sementara, salah satu pemasukan Skuat Pesut Etam saat ini didapat dari penjualan jersey.
Penjualan saat ini pun harus melalui online lewat Riors selaku apparel resmi Borneo FC Samarinda tahun ini.
"Untuk jersey memang kami belum ada di store. Jadi, kalau ada yang mau beli, langsung via online ke Riors," ujarnya.
Kompetisi sepak bola di Indonesia saat ini ditundah hingga 29 Mei.
Liga 1 2020 dapat bergulir kembali di awal bulan Juli dengan catatan kondisi telah di rasa aman.
Dilansir dari laman resmi Borneo FC, melalui presiden klub, Nabil Husein memilih untuk mengikuti apa yang menjadi keputusan PSSI kedepannya.
Apakah nantinya kompetisi akan dilanjutkan apakah dihentikan secara permanen.
Disinggung mengenai adanya wacana kompetisi pengganti, Nabil masih memiliki harapan besar bahwa kompetisi resmi masih dapat dilanjutkan.
(Tribunnews.com/Giri)